Pengertian Pendekatan Experiential Learning

pisah, karena apabila satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning merupakan model bimbingan yang dilakukan secara kerjasama antara konselorguru BK dengan mitra kolaboratif dalam hal ini guru mata pelajaran, untuk membantu mengoptimalkan proses belajar siswa baik dari segi pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Dimana menurut Barus 2015, Guru BK telah dibekali kompetensi dalam mendesain dan melaksanakan program pengembangan diri bidang-bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier, termasuk di dalamnya kemahiran dalam mendesain dan melaksanakan pendidikan nilai-nilai atau pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal yang dilakukan secara kolaboratif antara konselorguru BK dengan guru mata pelajaran dengan mengaplikasikan pendekatan experiential learning. Supratikya 2011 mengatakan, experiential learning menekankan pada keinginan kuat dari dalam diri siswa untuk berhasil dalam belajar. Keinginan untuk berhasil tersebut dapat meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap perilaku belajarnya dan mereka akan merasa dapat mengontrol perilaku tersebut. Adapun Prinsip-prinsip belajar yang berlaku bagi peserta didik adalah sebagai berikut Ortigas, 1990, dalam Supratikya, 2011: a. Belajar adalah pengalaman yang terjadi dalam diri pembelajar. b. Belajar adalah penemuan makna dan relevansi dari ide, konsep, atau prinsip bagi kehidupan pribadi maupun masyarakat luas. c. Belajar sebagai perubahan tingkah laku adalah hasil pengalaman. d. Belajar berlangsung lewat proses bekerja sama dan berperan serta dalam suatu aktivitas. e. Belajar adalah proses yang bersifat evolusioner atau perubahan yang berlangsung secara pelan-pelan dan berkesinambungan. f. Belajar kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan. g. Sumber belajar yang sangat kaya adalah diri pembelajar sendiri. h. Proses belajar melibatkan baik pikiran maupun emosi atau perasaan. i. Proses belajar bersifat sangat pribadi dan unik. Kualitas belajar experiential learning mencakup: keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri dan adanya efek yang membekas pada siswa. David Kolb 1984 menyampaikan pendekatan Experiential Learning adalah sebuah proses yang melingkar dan terdiri dari empat fase sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Concrete Experience Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut. b. Reflective Observation Merupakan fase mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah dilalui atau saling berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui. c. Abstract Conceptualization Merupakan fase dimana proses menemukan tren yang umum dan kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep yang baru. d. Active Experimentation Merupakan fase modifikasi perilaku lama dan mempraktikkan pada situasi keseharian para peserta. Efektivitas proses pembelajaran experiential learning akan terdukung apabila peserta didik memiliki kemampuan mengikuti proses dari masing-masing fase tersebut. Keempat fase tersebut divisualisasikan seperti pada gambar di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156