Depdiknas, 2003 mendefinisikan “belajar” sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi danatau pengalaman. Proses
membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran
pengetahuan awal, dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti,
yakni hasil ulangan para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Mengingat
belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa dalam
membangun gagasannya. Dari berbagai pengertian yang disampaikan oleh para ahli di atas maka
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku menuju perkembangan manusia seutuhnya dan suatu proses membangun
gagasanpemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru, baik melalui
pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun pengalaman sosial.
3. Prestasi Belajar
Menurut Purwodarminto 1991: 787 prestasi adalah hasil yang telah dicapai, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dihubungkan dengan materi pelajaran. Sedang menurut Sunaryo 1983: 10 prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan
yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Tirtonegoro 1984: 43 prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalah bentuk angka, huruf, atau
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik berupa
pengetahuan dan keterampilan melalui serangkaian tes yang biasanya dilambangkan dengan angka nilai.
Menurut Roestiyah 1982: 159, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu:
a. Faktor internal; misalnya kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat,
dan sebagainya. b.
Faktor eksternal; misalnya kebersihan rumah, lingkungan, udara yang panas, dan sebagainya
4. Pengertian Kompetensi
Menurut Usman 2005, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kemampuan
kualitatif maupun yang kuantitatif. Sedangkan Robert Houston W. Roestiyah N.K; 1989 mengartikan kompetensi sebagai suatu tugas
memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.
Piet dan Ida Sahertian 1990 mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya Mc Ashan dalam E Mulyasa, 2003.
5. Pengertian Guru
Menurut UU RI No 2 Tahun 1989 Pasal 27 ayat 3 tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama
mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia guru adalah orang yag pekerjaannya atau mata pencahariannya atau profesinya mengajar.
UU No 20 Tahun 2003, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tenaga pendidik
merupakan tenaga profesional
dengan tugas utama mengajar dan dinilai telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan serta memiliki kelayakan
untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di sekolah.
6. Pengertian Kompetensi Guru