3. Pembahasan
Penelitian  yang  dilakukan  merupakan  penelitian  tindakan  kelas. Pelaksanaan penelitian dilakukan 2 siklus dengan rancangan setiap siklus adalah
perencanaan,  pelaksanaan,  observasi  dan  refleksi.  Subjek  dalam  penelitian  ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi dengan jumlah 14 siswa. Objek pada
penelitian  ini  adalah  minat  dan  prestasi  belajar  IPA  menggunakan  pendekatan Student Centerd Learning
model pembelajaranProblem Based Learning.
a. PBL  meningkatkan  minat  belajar  IPA  siswa  kelas  IV  SD  Kanisius
Nglinggi
Penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Waktu untuk setiap  pertemuannya  masing  masing  2  x  35  menit.  Pembelajaran  yang
dilaksanakan menggunakan model pembelajaran PBL menurut Trianto 2009:90 PBL  merupakan  sebuah  model  pembelajaran  yang  didasarkan  pada  banyaknya
permasalahan  yang  membutuhkan  penyelesaian  nyata  dari  masalah  yang  nyata. Seluruh  kegiatan  pembelajaran  pada  siklus  I  dan  II  dirancang  berdasarkan
langkah-langkah  PBL.  Adapun  langkah-langkah  PBL  yaitu  identifikasi  masalah, merancang  kegiatan  penyelesaian  masalah,  melaksanakan  kegiatan  penyelesaian
masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, penilian.
Pada  pertemuan  pertama  kegiatan  awal  dimulai  dengan  berdoa  dan  salam kegiatan  apersepsi  dilakukan  dengan  bernyanyi  bersama  dan  bermain  tebak-
tebakan. Siswa di minta untuk menebak isi dalam kotak yang dibawa guru. Dalam bernyanyi  siswa  menunjukan  sikap  ceria  dan  bersemangat.  Setelah  kegiatan
apersepsi  dilaksanakan  kegiatan  identifikasi  masalah  yaitu  dengan  mendapat sebuah  permasalahan  yang  berhubungan  dengan  materi  pelajaran  pada  hari  itu,
permasalahan  yaitu  “bagaimana  coklat  yang  berbentuk  padat  dapat  berubah menjadi coklat cair dan coklat cair be
rubah menjadi coklat padat?”. Siswa  membentuk  kelompok,  setiap  kelompok  terdiri  dari  4-5  siswa  dan
mereka  berdiskusi  merancang  kegiatan  penyelesaian  masalah.  Dalam  merancang kegiatan masalah ada siswa  yang kurang memperhatikan jalannya diskusi. Siswa
tersebut  bermain  boploint  dan  tidak  ikut  berdiskusi  dengan  teman  kelompoknya. Setelah  merancang  kegiatan  penyelesaian  masalah  siswa  melakukan  kegiatan
penyelesaian  masalah  dengan  melakukan  percobaan  sesuai  langkah-langkah percobaan  yang telah mereka rancang karena kurangnya perhatian ada kelompok
yang  kurang  memperhatikan  langkah-langkah  penyelesain  masalah  yang  mereka susun  seharusnya  mereka  tidak  mencampur  air  dengan  coklat  tetapi  air  berada
diluar  panci  yang  berisi  coklat  sehingga  coklat  yang  mereka  panaskan membutuhkan waktu yang lama untuk mencairkan.
Penyelesaian  masalah  terdapat  kegiatan  tutorial  yaitu  siswa  melaporkan kendala  yang  mereka  hadapi  dalam  kegiatan  penyelesaian  masalah,  setelah
melaporkan  setiap  kelompok  mendapatkan  masukan  dari  guru  dan  melanjutkan kegiatan  penyelesaian  masalah.  Setelah  kegiatan  penyelesaian  masalah  selesai,
setiap  kelompok  menyusun  laporan  mengenai  proses  penyelesaian  masalah. Kegiatan  penilaian  dilakukan  melalui  observasi  ketika  proses  pembelajaran
berlangsung dan pada saat kegiatan tutorial.
Langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran  pertemuan  kedua  hampir  sama dengan  pertemuan  pertama  namun  masalah  yang  diberikan  tidak  sama  masalah
yang di berikan pada pertemuan kedua yaitu mengenai “Apa yang terjadi dengan
air  yang  sedan g  direbus,  dan  apa  yang  terjadi  gelas  minuman  yang  diberi  es?”.
Untuk  menjawab  permasalah  tersebut  siswa  berdikusi  bersama  teman kelompoknya  untuk  merancang  kegiatan  penyelesaian  masalah.  Setelah  itu
mereka melakukan percobaan sesuai dengan kegiatan penyelesaian masalah yang telah mereka susun. Kegiatan turorial dilakukan dengan melaporkan kendala yang
dihadapi  dalam  melaksanakan  kegiatan  penyelesaian  masalah  kegiatan penyelesaian  masalah  dilakukan  bersama  teman  satu  kelompok  hal  ini  dapat
menumbuhkan perhatian dan keterlibatan siswa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran  hal  ini  sudah  sesuai  dengan  pendekatan  SCL  yaitu  pembelajaran
berpusat  pada  siswa  apabila  siswa  aktif  dan  benyak  melakukan  aktifitas Widaryanto.2002:63.Siswa melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah. Setelah
kegiatan  penyelesaian  masalah,  siswa  menyusun  laporan  mengenai  proses penyelesaiaan masalah.
Pada  awal  pembelajaran  pertemuan  ketiga  siswa  melakukan  apersepsi mengenai  pewangi  ruangan  yang  berbentuk  padat  stella.  Siswa  menutup
matadan mencium bau pewangi  ruangan  yang telah dipasang  gurusiswa bersama dengan  guru  melakukan  tepuk
I’m  the  best.  Tepuk  ini  dilakukan  untuk membangkitkan  semangat  siswa  mengikuti  pembelajaran.  Siswa  selanjutnya
berkumpul  dengan  kelompoknya  untuk  menjawab  permasalahan  yang  diberikan oleh  guru  yaitu  mengenai  “bagaimana  bisa  benda  padat  seperti  stella  bisa
mengeluarkan  bau  harum?”.  Siswa  selanjutnya  melaksanakan  kegiatan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah PBL.
Minat  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  diukur  menggunakan  4  indikator minat.  Keempat  indikator  tersebut  dijabarkan  kedalam  23  item  pernyataan.
Indikator  minat  tersebut  didapat  dari  teori  ciri-ciri  minat  yang  dikemukan  oleh Surya2003:67  minat  diartikan  sebagai  rasa  senang  dalam  menghadapi  suatu
obyek. Slameto2003:57 mengemukakan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk  memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  kegiatan.  Dari  pendapat  ahli
tersebut  peneliti  menyimpulkan  4  indikator  minat  belajar  yaitu  memiliki  rasa senang saat  pembelajaran  IPA, memperhatikan saat  proses pembelajaran, terlibat
dalam  proses  pembelajaran  IPA,  berinisiatif  mencari  mencari  informasi  baru. Peneliti  menggunakan  instrumen  kuesioner  dan  penilaian  observasi  dalam
mengetahui  minat  siswa.  Selain  itu  untuk  prestasi  belajar  siswa  dalam pembelajaran IPA dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Siklus  II  pada  penelitian  ini  dilaksanakan  dalam  2  kali  pertemuan.  Waktu untuk setiap pertemuannya masing masing 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama,
siswa melakukan observasi terhadap benda-benda yang ada di sekitar berdasarkan bahan  penyusunnya,  benda-benda  yang  terbuat  dari  kaca,  plastik,  kayu,  logam,
karet dan kertas. Siswa melakukan observasi di luar kelas seperti di ruang UKS, di dapur,  di  kamar  mandi  dan  di  perpustakaan.  Pada  pertemuan  kedua,  siswa
melakukan  percobaan  untuk  membuktikan  sifat  benda-benda  tersebut  dan kegunaannya  yang  sudah  mereka  temukan  pada  pertemuan  sebelumnya.  Apakah
benda  yang  terbuat  dari  kaca  mudah  terbakar  atau  tidak  beserta  kegunaannya,
benda yang terbuat dari kayu mudah basah atau tidak beserta kegunaannya, benda yang  terbuat  dari  besi  tahan  lama  atau  tidak  apabila  dimasukkan  ke  dalam  air
beserta kegunaannya. Data awal  yang diperoleh melalui kuesioner  yang diisi siswa menunjukkan
bahwa  minat  siswa  belum  optimal.  Pengumpulan  data  dilakukan  sebelum melaksanakan  penelitian.  Hasil  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa  rata-rata
minat  siswa  dalam  setiap  indikator  belum  optimal.  Hal  ini  dibuktikan  dari  hasil rata-rata indikator minat siswa yang memiliki rasa senang terhadap pembelajaran
IPA sebesar 2,97 dari skala 5, rata-rata indikator minat siswa yang memperhatikan proses  pembelajaran  sebesar  2,89  dari  skala  5,  rata-rata  minat  siswa  indikator
terlibat  dalam  pembelajaran  IPA  sebesar  2,89  dari  skala  5  dan  rata-rata  minat siswa  pada  indikator  memiliki  inisiatif  dalam  belajar  IPA  sebesar  2,85.  Secara
keseluruhan ada 6 dari 14 42,85 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup berminat.
Minat  siswa  mengalami  peningkatan  setelah  dikenai  tindakan  yaitu pembelajaran  dengan  model  PBL  pada  siklus  I.  Rata-rata  indikator  minat  siswa
yang memiliki rasa senang dalam pembelajaran sebesar 3,51 dari skala 5, rata-rata indikator memperhatikan proses pembelajaran sebesar 3,28 dari skala 5, rata-rata
indikator  minat  keterlibatan  dalam  prose  pembelajaran  sebesar  3,39  dari  skala  5 dan rata-rata indikator minat inisiatif sebesar 3,26 dari skala 5. pembelajaran dari
skala. Persentase siswa yang termasuk kategori minimal berminat sebesar 76,18. Dalam  siklus  II  diperoleh  informasi  bahwa  minat  siswa  sudah  mengalami
peningkatan.  Kuesioner  yang  telah  diisi  siswa  pada  siklus  II  yang  terdiri  dari
pertemuan  pertama  dan  kedua  dapat  diketahui  bahwa  rata-rata  skor  minat  pada indikator siswa yang memiliki rasa senang sebesar 4,01, rata-rata skor minat pada
indikator memperhatikan seluruh proses pembelajaran sebesar 3,78, rata-rata skor minat  pada  indkator  terlibat  dalam  pembelajaran  sebesar  3,91  dan  rata-rata  skor
minat  pada  indikator  insiatif  mempelajari  hal-hal  yang  berkaitan  dalam pembelajaran  sebesar  3,80.  Pencapaian  Indikator  Minat  Siklus  I  dan  Siklus  II
dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut:
Tabel 4.23 Pencapaian Indikator Minat Siklus I dan Siklus II
Indikator   Deskriptor Kondisi
awal Target
capaian siklus 1
Capaia n siklus
1 Ket
Target capaian
siklus 2 Capaian
siklus 2 Ket
Minat Sikap
ceria Jumlah siswa
yang mencapai kriteria minimal
batas pada setiap indikator
dibagi jumlah seluruh siswa
dikali 100 2,97
3,47 3,51
Tercapai 4,01
4,01 Tercapai
Perhatian 2,89
3,39 3,28
Tidak Terlibat
3,39 3,78
Tercapai Keterlibat
an 2,89
3,39 3,39
Tercapai 3,89
3,91 Tercapai
Inisiatif 2,65
3,16 3,26
Tercapai 3,76
3,80 Tercapai
Prestasi Siswa
yang lulus KKM
Jumlah siswa yang luus KKM
dibagi jumlah seluruh siswa
dikali 100 57,89
67 100
Tercapai 100
100 Tercapai
Rata-rata nilai
Jumlah nilai yang diperoleh
dibagi jumlah siswa
68,3 73
73,21 Tercapai  75
75,83 Tercapai
1 3
6
Peningkatan  minat  siswa  ini  terlihat  di  setiap  kegiatan  pembelajaran. sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa siap di dalam kelas sementara guru
masih  dikantor.  Siswa  duduk  ditempat  mereka  masing-masing  dan  mengajak peneliti  untuk  memulai  pelajaran.Kegiatan  awal  pembelajaran  siswa  melakukan
aktivitas  bernyanyi,  lagu  yang  dinyanyikan  bersama  merupakan  lagu  yang komunikatif,  guru  dan  siswa  melakukan  tanya  jawab  yang  berhubungan  dengan
materi  tersebut  melalui  lagu  tersebut.  siswa  antusias  melakukan  kegiatan  ini semua siswa mengikuti lagu yang dinyanyikan. Indikator  rasa senang juga terlihat
pada  saat  siswa  melakukan  percobaan. Sebagian  besar  siswa  bersorak  “hore”
ketika  mereka  tahu  kegiatan  yang  dilakuan  pada  hari  itu  adalah  kegiatan mencairkan dan membekukan coklat. Kagiatan siswa yang menunjukan indikator
minat yaitu rasa senang dapat di lihat pada gambar 4.2 di berikut:
Gambar 4.2 Siswa menunjukan rasa senang
Pada  gambar  4.2  menunjukan  bahwa  siswa  senang  ketika  melakukan percobaan  pada  gambar  menunjukan  sikap  ceria,  siswa  melakukan  kegiatan
percobaan mencairkan coklat dengan ekspresi wajah ceria. Hal ini sesuai dengan
ciri-ciri  minat  yang  dinyatakan  oleh  Slameto  2003:58  yaitu  ada  rasa  suka  dan senang terhadap obyek yang diminati.
Rata-rata  indikatormemperhatikan  proses  pembelajaran  mengalami peningkatan dari kondisi awal yang hanya 2,97 menjadi 3,38 pada capain siklus I.
Rata-rata  ini  belum  mencapai  target  yang  telah  ditentukan  walaupun  sudah meningkat.  Namun  pada  akhir  siklus  II  sudah  terlihat  bahwa  rata-rata  indikator
memperhatikan  sudah  tercapai.  Pada  Bab  II,  dijelaskan  bahwa  perhatian  yang tinggi  ditunjukkan  dengan  mengerjakan  tugas  yang  diberikan  oleh  guru  dan
menyimak penjelasan guru.
Gambar 4.3 Perhatian Siswa Siklus I pertemuan 1
Gambar  4.3  merupakan  perhatian  yang  ditunjukkan  siswa  pada memberikan  apersepsi  mengenai  coklat.  Tampak  siswa  antusias  dalam
memperhatikan  penjelasan  guru.  Siswa  diberi  pertanyaan-pertanyaan  pancingan yang dapat membuat siswa berfikir dalam menemukan jawabannya.
Pada  saat  melakukan  percobaan,  perhatian  siswa  ditunjukkan  dengan memperhatikan  setiap  langkah  yang  mereka  tuliskan  dalam  LKS.  Mereka  sangat
antusias dalam melakukan percobaan. Mereka memberikan perhatian penuh pada saat  melakukan  percobaan  sesuai  dengan  indikator  minat,  ketika  seseorang
mempunyai  minat  yang  tinggi  mereka  akan  memberikan  perhatian  yang  lebih pada  hal  yang  mereka  mianti.  Pada  gambar  4.4  berikut  merupakan  gambar
perhatian siswa yang ditunjukkan dalam melakukan percobaan.
Gambar 4.4 Perhatian Siswa Siklus I Pertemuan 2
Gambar  4.4  menunjukkan  perhatian  siswa  saat  melakukan  percobaan. Percobaan tersebut dilakukan pada pertemuan pertama ketika mencairkan coklat.
Selain  perhatian  keterlibatan  anggota  kelompok  juga    sudah  nampak  hal  ini merupakan  salah  satu  karakteristik  SCL.  Siswa  aktif  melakukan  percobaan
mencairkan  coklat  agar  mereka  dapat  menjawab  masalah  yang  telah  meraka dapatkan pada awal pembelajaran.
Pada indikator
ketiga yang
diperoleh dari
kuesioner yaitu
keterlibatanmengalami  peningkatan  namun  belum  mencapai  target  yang ditentukan.  Pada  pelaksanaan  siklus  I  terlihat  keterlibatan  siswa  dalam
melaksanakan  kegiatan  pembelajaran  yaitu  pada  saat  percobaan  cukup  besar, hampir  setiap  anggota  kelompok  terlibat.  Gambar  4.5  berikut  merupakan
gambaran keterlibatan siswa.
Gambar 4.5 Keterlibatan siswa
Gambar 4.5 menunjukkan keterlibatan siswa dalam melakukan percobaan mengenai  perubahan benda cair menjadi  gas. Terlihat  adanya sosialisasi  didalam
kelompok,  saling  bekerjasama,  saling  berbagi  tugas.  Ada  yang  memegang  lilin ada yang menyalakan lilin dalam hal kecilpun mereka bekerjasama. Hal ini sesuai
dengan  pemaparan  Gagne  dalam  Slameto,  2010:14  bahwa  tugas  seorang  anak adalah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Peningkatan minat siswa pada pembelajaran siklus I ini diperkuat dengan hasil  kuesioener.  Kuesioner  dibagikan  pada  setiap  akhir  pelajaran.  Kuesioner
tersebut  terdiri  dari  4  indikator  dan  dijabarkan  ke  dalam  23  item  pernyataan. Indikator  minat  tersebut  adalah  rasa  senang  saat  pembelajaran,  perhatian  yang
ditunjukkan  siswa,  keterlibatan  dalam  kegiatan  pembelajaran  dan  inisiatif  dalam mencari sumber lain. contoh kuesioner siklus I dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.6 Contoh Kuesioner Siswa pada siklus I Pertemuan 1
Secara  keseluruhan,  minat  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  menggunakan model Problem Based Learning  sudah mengalami peningkatan pada siklus  I dan
melebihi  target  yang  ditentukan.  Pencapaian  minat  siswa  pada  indikator  rasa senang,  keterlibatan  dan  inisiatif.  Sedangkan  untuk  indikator  perhatian  sudah
mengalami  peningkatan  tetapi  belum  mencapai  target  yang  diharapkan.  Inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melanjutkan ke siklus II.
Peneliti  melakukan  perubahan  pada  penelitian  siklus  II  yaitu  dengan mengurangi jumlah kelompok. Dengan mengurangi jumlah kelompok, diharapkan
keterlibatan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bersama kelompok dapat meningkat.Peningkatan minat siswa pada siklus II ini terbukti dari kegiatan
yang  dilakukan  oleh  siswa.  Indikator  memiliki  rasa  senang  saat  pembelajaran ditunjukkan  pada  saat  siswa  melakukan  observasi  mengenai  benda-benda  yang
ada  dilingkungan  mereka  yang  seperti  bahan-bahan  yang  digunakan  untuk membuat pensil, jendela, sepeda dll.
Peningkatan  minat  siswa  pada  pembelajaran  siklus  II  ini  diperkuat  dengan hasil  kuesioener.  Kuesioner  dibagikan  pada  setiap  akhir  pelajaran.  Kuesioner
tersebut  terdiri  dari  4  indikator  dan  dijabarkan  ke  dalam  23  item  pernyataan. Indikator  minat  tersebut  adalah  rasa  senang  saat  pembelajaran,  perhatian  yang
ditunjukkan  siswa,  keterlibatan  dalam  kegiatan  pembelajaran  dan  inisiatif  dalam mencari  sumber  lain.  contoh  kuesioner  siklus  II  dapat  dilihat  pada  gambar  4.6
berikut:
Gambar 4.7 Contoh Kuesioner Siswa pada siklus II Pertemuan 2
Pada  indikator  rasa  senang  memiliki  jawaban  sangat  setuju  pada pernyataan  saya  menyiapkan  alat  tulis  sebelum  pembelajaran  dimulai,  pada  saat
pembelajaran  IPA,  saya  bersikap  ceria,  saya  ingin  mendapatkan  nilai  yang  baik pada  saat  pembelajaran  IPA  dan  saya  sudah  siap  di  dalam  kelas  sebelum
pembelajaran  IPA  dimulai.  Jawaban  setuju  terdapat  pada  pernyataan  saya  tidak mengeluh  pada  saat  mengikuti  pembelajaran  IPA,  saya  bersemangat  saat
mengikuti  pembelajaran  IPA,  dan  saya  menyukai  pembelajaran  IPA.  Indikator perhatian  memiliki  jawaban  sangat  setuju  pada  pernyataan  saya  menyimak
penjelasan  guru dan saya tidak melamun  saat pembelajaran  IPA. Jawaban setuju pada pernyataan saya memperhatikan seluruh proses pembelajaran. Jawaban ragu-
ragu pada pernyataan saya berkonsenterasi saat pembelajaran IPA. Jawaban tidak setuju  pada  pernyataan  saya  mencatat  penjeasan  guru  saat  pelajaran  IPA.  Pada
indikator keterlibatan memiliki jawaban setuju pada pernyataan saya bekerjasama
dalam  kelompok.  jawaban  setuju  pada  pernyataan  saya  mengerjakan  tugas  saat pelajaran  IPA  dan  saya  memperhatikan  penjelasan  guru.  Jawaban  tidak  setuju
pada pernyataan saya menjawab pertanyaan guru dan jawaban sangat tidak setuju pada pernyataan saya ikut melakukan percobaan dalam kelompok. Pada indikator
inisiatif  memiliki  jawaban  sangat  setuju  pada  pernyataan  saya  membaca  atau mencari  materi  dari  sumber  lain,  saya  tertarik  melakukan  percobaan  dan  saya
membuat  ringkasan  tanpa  diminta  guru  mengenai  materi  yang  telah  dipelajari. Jawaban setuju pada pernyataan saya belajar tanpa paksaan dari orang lain,  saya
mau  mempelajari  kembali  materi  yang  sudah  diajarkan  dan  saya  membuat ringkasan tanpa diminta guru mengenai materi yang telah dipelajari.
Meningkatnya minat dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 diperkuat oleh pernyataan  yang  diungkapkan  siswa  ketika  ditanya.  Ungkapan  siswa  itu  adalah:
“Pembelajaran  IPA  lebih  menyenangkan  dan  menarik  karena  belajarnya  dalam kelompok, kami bisa saling membantu dan bekerjasama. Lebih senang lagi ketika
melakukan  percobaan  dan  bisa  belajar  di  luar  kelas.  Kami  bisa  lebih  semangat belajarnya,  apalagi  disuruh  maju  untuk  presentasi.  Kami  berusaha  untuk
memperoleh hasil yang terbaik”.
b. PBL  Meningkatkan  Prestasi  Belajar  IPA  Siswa  Kelas  IV  SD  Kanisius