dalam  kelompok.  jawaban  setuju  pada  pernyataan  saya  mengerjakan  tugas  saat pelajaran  IPA  dan  saya  memperhatikan  penjelasan  guru.  Jawaban  tidak  setuju
pada pernyataan saya menjawab pertanyaan guru dan jawaban sangat tidak setuju pada pernyataan saya ikut melakukan percobaan dalam kelompok. Pada indikator
inisiatif  memiliki  jawaban  sangat  setuju  pada  pernyataan  saya  membaca  atau mencari  materi  dari  sumber  lain,  saya  tertarik  melakukan  percobaan  dan  saya
membuat  ringkasan  tanpa  diminta  guru  mengenai  materi  yang  telah  dipelajari. Jawaban setuju pada pernyataan saya belajar tanpa paksaan dari orang lain,  saya
mau  mempelajari  kembali  materi  yang  sudah  diajarkan  dan  saya  membuat ringkasan tanpa diminta guru mengenai materi yang telah dipelajari.
Meningkatnya minat dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 diperkuat oleh pernyataan  yang  diungkapkan  siswa  ketika  ditanya.  Ungkapan  siswa  itu  adalah:
“Pembelajaran  IPA  lebih  menyenangkan  dan  menarik  karena  belajarnya  dalam kelompok, kami bisa saling membantu dan bekerjasama. Lebih senang lagi ketika
melakukan  percobaan  dan  bisa  belajar  di  luar  kelas.  Kami  bisa  lebih  semangat belajarnya,  apalagi  disuruh  maju  untuk  presentasi.  Kami  berusaha  untuk
memperoleh hasil yang terbaik”.
b. PBL  Meningkatkan  Prestasi  Belajar  IPA  Siswa  Kelas  IV  SD  Kanisius
Nglinggi .
Dalam  Bab  II  dijelaskan  bahwa  prestasi  belajar  adalah  hasil  belajar seseorang yang telah dicapai dalam suatu proses pendidikan yang mengakibatkan
pada  perubahan  perilaku  melalui  pengalaman-pengalaman  yang  didapatnya. Problem  Based  Learning  merupakan  suatu  proses  pembelajaran  inovatif  yang
dalam  penelitian  ini  dapat  membuktikan  adanya  peningkatan  prestasi  belajar siswa.
Prestasi belajar dalam penelitian ini dilihat dari aspek kognitif, aspek afektif dan  aspek  psikomotorik.  Penilaian  kognitif  siswa  dengan  menggunakan  soal
evaluasi, penilaian afektif siswa dengan kuesioner minat dan penilaian psikomotor dengan  rubrik  observasi.  Aspek  afektif  yang  diukur  adalah  minat  siswa  dalam
pembelajaran  IPA.  Penilaian  ini  menggunakan  kuesioner  dan  rubrik  observasi minat  sedangkan  untuk  menilai  aspek  psikomotor,  peneliti  menggunakan  rubrik
penilaian psikomotorik. Data  awal  prestasi  belajar  diperoleh  dengan  melakukan  dokumentasi
terhadap  nilai  siswa  penilaian  aspek  kognitif  pada  mata  pelajaran  IPA  mengenai perubahan  sifat  benda.  Dokumentasi  penilaian  yang  digunakan  dalam  data  awal
prestasi belajar adalah penilaian pada mata pelajaran IPA kelas IVB SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran  20122013.
Prestasi belajar pada siklus I telah mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan telah mencapai target capaian yang telah ditentukan. Pada siklus II
hanya pemantapan karena untuk prestasi belajar siswa sudah berhasil ditingkatkan pada siklus I saja. Walaupun hanya pemantapan tetapi tetap menggunakan target
capaian  dan  hasil  yang  ditunjukkan  adalah  adanya  peningkatan  capaian  prestasi belajar pada siklus II dan telah mencapai target yang ditentukan.
Prestasi belajar pada siklus I melibatkan 3 aspek perkembangan siswa yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif diambil dari
nilai  evaluasi  siswa.  aspek  afektif  diambil  dari  rubrik  observasi  dan  kuesioner sedangkan aspek psikomotorik diambil dari rubrik observasi.
Aspek  kognitif  siswa  dikembangkan  melalui  kegiatan  pembelajaran  yang menerapkan  pendekatan  SCL  model  PBL.  Dalam  kegiatan  tersebut,  siswa
melakukan  percobaan  mengenai  perubahan  wujud  benda.  Aspek  yang  dinilai adalah kelengkapan dan keruntutan dalam melakukan percobaan. Nilai siswa pada
rubrik psikomotor dapat dilihat pada lampira .  Pada  akhir  pertemuan  siklus  I, siswa  mengerjakan  soal  evaluasi  siklus  I.  Siswa  diberikan  20  soal  evaluasi  yang
berkaitan  dengan  percobaan  yang  telah  mereka  lakukan  pada  pertemuan  1, pertemuan  2  dan  pertemuan  3.  Contoh  hasil  pekerjaan  siswa  dapat  dilihat  pada
tabel 4.8 berikut:
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus I
Gambar  4.8  merupakan  contoh  hasil  pekerjaan  siswa  dalam  mengerjakan soal evaluasi. Siswa tersebut mendapatkan skor 70 tersebut memiliki 14 jawaban
benar  dan  6  jawaban  salah.  Aspek  afektif  siswa  yang  diukur  adalah  minat  siswa
dalam  mengikuti  pembelajaran  IPA  menggunakan  kuesioner.  Kuesioner  tersebut dibagikan  setiap  akhir  pertemuan.  kuesioner  ini  memuat  4  indikator  yang
dikembangkan  dalam  23  item  pernyataan.  Indikator  tersebut  adalah  rasa  senang,
perhatian, keterlibatan dan inisiatif siswa.
Aspek  psikomotorik  siswa  dikembangkan  melalui  kegiatan  percobaan mengenai  perubahan  wujud  benda.  Aspek  psikomotorik  pada  siklus  I  memuat
keruntutan  dan  kelengkapan  dalam  melakukan  percobaan.  Pada  saat  melakukan percobaan, terdapat kelompok yang mengikuti langkah-langkah percobaan dengan
benar dan ada kelompok yang tidak mengikuti langkah-langkah percobaan. Dalam hal  ini,  guru  hanya  sebagai  fasilitator  dan  pendamping  sedangkan  siswa  secara
aktif melakukan percobaan.
Pada setiap akhir pembelajaran pertemuan 1, 2 dan 3 siswa mengisi lembar refleksi  yang  diberikan.  Di  dalam  lembar  refleksi  tersebut,  siswa  menuliskan
perasaan  mereka  setelah  mengikuti  pembelajaran,  kendala  atau  kesulitan  yang masih mereka hadapi dan manfaat apa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan
percobaan.
Gambar 4.9 Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus
Gambar  4.9  merupakan  hasil  refleksi  siswa  pada  siklus  1  pertemuan  2 setelah melaksanakan kegiatan percobaan mengenai  perubahan wujud benda cair
menjadi  gas.  Dalam  refleksi  tersebut,  siswa  memiliki  rasa  sangat  senang  dalam belajar,  tidak  ada  kesulitan  yang  dihadapi  oleh  siwa  dan  siswa  berusaha  untuk
dapat  memahami  pelajaran.  Pada  siklus  II  merupakan  pemantapan  karena  untuk prestasi  belajar  siswa  sudah  berhasil  ditingkatkan  pada  siklus  I  saja.  Walaupun
hanya  pemantapan  tetapi  tetap  menggunakan  target  capaian  dan  hasil  yang ditunjukkan adalah adanya peningkatan capaian prestasi belajar pada siklus II dan
telah mencapai target yang ditentukan.Prestasi belajar pada siklus II melibatkan 3 aspek  perkembangan  siswa  yaitu  aspek  kognitif,  aspek  afektif  dan  aspek
psikomotorik.  Aspek  kognitif  diambil  dari  nilai  evaluasi  siswa.  aspek  afektif diambil  dari  rubrik  observasi  dan  kuesioner  sedangkan  aspek  psikomotorik
diambil dari rubrik observasi. Aspek  kognitif  siswa  dikembangkan  melalui  kegiatan  pembelajaran  yang
menerapkan  pendekatan  SCL  model  PBL.  Dalam  kegiatan  tersebut,  siswa melakukan  percobaan  mengenai  perubahan  wujud  benda.  Aspek  yang  dinilai
adalah kelengkapan dan keruntutan dalam melakukan percobaan. Pada  akhir  pertemuan  siklus  II,  siswa  mengerjakan  soal  evaluasi  siklus  II.
Siswa  diberikan  20  soal  evaluasi  yang  berkaitan  dengan  percobaan  yang  telah mereka lakukan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Contoh hasil pekerjaan siswa
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II
Gambar 4.10 merupakan contoh hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal  evaluasi.  Siswa  tersebut  mendapatkan  skor  90.  Hasil  tersebut  memiliki  18
jawaban benar dan 2 jawaban salah.
Aspek  afektif  siswa  yang  diukur  adalah  minat  siswa  dalam  mengikuti pembelajaran  IPA  menggunakan  kuesioner.  Kuesioner  tersebut  dibagikan  setiap
akhir pertemuan. kuesioner ini memuat 4 indikator yang dikembangkan dalam 23 item pernyataan. Indikator tersebut adalah rasa senang, perhatian, keterlibatan dan
inisiatif  siswa.  Aspek  psikomotorik  siswa  dikembangkan  melalui  kegiatan observasi mengenai bahan penyusun suatu benda. Aspek psikomotorik pada siklus
II memuat pembagian tugas dan pelaksanaan kegiatan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan  oleh.  Dalam  hal  ini,  guru  hanya  sebagai  fasilitator  dan  pendamping
sedangkan siswa secara  aktif melakukan percobaan. Berikut merupakan aktivitas
observasi yang dilakukan siswa.
Pada setiap akhir pembelajaran pertemuan 1, dan 2 siswa mengisi  lembar refleksi  yang  diberikan.  Di  dalam  lembar  refleksi  tersebut,  siswa  menuliskan
perasaan  mereka  setelah  mengikuti  pembelajaran,  kendala  atau  kesulitan  yang masih mereka hadapi dan manfaat apa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan
percobaan.
Gambar 4.11Contoh Hasil Refleksi Siswa Siklus II
Gambar    4.11  merupakan  hasil  refleksi  siswa  pada  siklus  II  pertemuan  1 setelah melaksanakan kegiatan percobaan mengenai  perubahan wujud benda cair
menjadi  gas.  Dalam  refleksi  tersebut,  siswa  memiliki  rasa  senang  dalam  belajar, manfaat  yang  diperoleh  adalah  menjadi  tau  bahwa  cokelat  batang  dapat  mencair
apabila dipanaskan, kesulitan yang dihadapi saat mendinginkan atau membekukan cokelat.  Cara  yang  dilakukan  untuk  mengatasi  kesulitan  itu  adalah  dengan
merendam di dalam es. Minat  dan  prestasi  belajar  IPA  meningkat  dikarenakan  kekhasan  PBL
yang terletak pada ke tujuh  langkah dalam PBL yaitu mengidentifikasi masalah,
merancang  kegiatan  penyelesaian  masalah,  melaksanakan  kegiatan  penyelesaian masalah,  kegiatan  tutorial  dan  menyusun  laporan.  Selain  itu,  karakteristik  PBL
juga  terletak  pada  adanya  masalah  serta  adanya  pembagian  kelompok.  Masalah yang dihadirkan merupakan masalah yang dekat dalam kehidupan anak. Masalah
dalam  dunia  nyata.  Pembelajaran  yang  dilakukan  pun  berdasarkan  permasalahan nyata  yang  ada  di  sekitar  anak-anak  seperti
“mengapa  colat  batang  dapat mencair”, “bagaimana cara kerja kapur barus yang menguap apabila diletakkan di
udara bebas”, dan masih banyak lagi. Peneliti  mencoba  memberikan  permasalahan  tersebut  kepada  siswa.
Setelah  diberi  permasalahan  tersebut,  ternyata  siswa  bersama  dengan  teman kelompok  mencari  jawaban  dengan  melakukan  kegiatan  percobaan  yaitu
mencairkan dan membekukan coklat. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui tahap-tahap  PBL  mampu  membangkitkan  minat  siswa  dalam  belajar.  Adapun
langkah-langkah  kegiatan  tersebut  adalah  mengidentifikasi  masalah,  merancang penyelesaian  masalah,  melaksanakan  kegiatan  penyelesaian  masalah,  kegiatan
tutorial  dan  menyusun  laporan.  Gambar  4.12  merupakan  gambar  kegiatan mengidentifikasi masalah
Gambar4.12 Kegiatan Mengidentifikasi Masalah
Gambar  4.12  merupakan  kegiatan  mengidentifikasi  masalah  dalam kelompok.  Masalah  yang  diberikan  adalah  masalah  yang  sering  mereka  temui
dalam  kehidupan  sehari-hari  seperti  mengapa  cokelat  batang  dapat  menjadi cokelat cair, megapa air apabila didihkan akan menimbulkan uap, mengapa kapur
barus apabila didiamkan di tempat terbuka lama kelamaan akan menjadi kecil dan habis.  Dalam  kegiatan  masalah  ini,  siswa  bersama  dengan  teman  kelompoknya
menemukan  jawaban  sedangkan  guru  hanya  sebagai  fasilitator  dan  pendamping Siregar,2010:41.  Apabila  ada  hal  yang  siswa  tidak  tahu,  guru  tidak  langsung
memberikan  jawaban  tetapi  guru  menuntun  siswa  untuk  menemukan  jawaban. Setelah  siswa  menemukan  masalah  siswa  merangcang  kegiatan  penyelesaian
masalah. Berikut gambar 4.13 merancang kegiatan penyelesai masalah.
Gambar 4.13 Merancang Kegiatan Penyelesaian Masalah
Dalam  gambar  4.13  terlihat  salah  satu  kelompok  sedang  merancang kegiatan  penyelesaian  masalah.  Dalam  hal  ini,  mereka  mendaftar  alat  dan  bahan
yang  dibutuhkan  dan  menyusun  langkah-langkah  percobaaan  yang  akan dilakukan. Di dalam kelompok, semua ikut berpartisipasi, ikut bekerjasama. Tidak
ada yang sibuk sendiri melakukan hal lain.
Gambar 4.14 Melaksanakan Kegiatan Penyelesaian Masalah
Gambar  4.14  adalah  saat  siswa  melaksanakan  kegiatan  penyelesaian masalah  yaitu  kegiatan  percobaan.  Percobaan  ini  dilakukan  untuk  membuktikan
apakah  jawaban  yang  sudah  mereka  tuliskan  dalam  kegiatan  mengidentifikasi masalah  benar  atau  tidak.  Siswa  melakukan  percobaan  berdasarkan  langkah-
langkah  percobaan  yang  sudah  mereka  tuliskan  dalam  merancang  kegiatan penyelesaian  masalah.  Kegiatan  guru  adalah  mengawasi  setiap  kelompok  dalam
melakukan percobaan. Kegiatan tutorial dapat dilihat pada gambar 4.15
Gambar 4.15 Kegiatan Tutorial
Dalam  gambar  4.15  terlihat  kelompok  siswa  melaporkan  perkembangan penyelesaian  masalah  kepada  guru.  Tugas  guru  adalah  mengevaluasi  dan
memberikan  masukan  kepada  kelompok  tersebut  untuk  kegiatan  selanjutnya. Setelah  melakukan  kegiatan  tutorial  masing-masing  kelompok  melanjutkan
kegiatan  penyelesaian  masalah.  Gambar  4.16  merupakan  gambar  melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah.
Gambar 4.16 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah
Dalam  kegiatan  ini,  siswa  melanjutkan  kegiatan  penyelesaian  masalah dengan  mempertimbangkan  masukan  dari  guru.  Yang  dilakukan  siswa  adalah
melengkapi  jawaban  yang  ada  dalam  LKS  setelah  siswa  melakukan  percobaan. Setelah melengkapi jawaban pada LKS kegiatan yang dilakukan siswa selanjutnya
adalah menyusun laporan. Kegiatan menyusun laporan dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut:
Gambar 4.17 Menyusun Laporan
Kegiatan  siswa  dalam  gambar  4.17  adalah  menyusun  laporan  mengenai proses penyelesaian masalah dan mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan
yang sudah diperoleh dalam proses tersebut. Dalam menyusun laporan, siswa juga membuat kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Dalam gambar
tersebut  hanya  satu  siswa  yang  menyusun  laporan,  siswa  yang  lain  sedang teralihkan perhatiannya.
Secara  keseluruhan,  peningkatan  prestasi  belajar  siklus  I  maupun  siklus  II sudah  mengalami  peningkatan  dan  melebihi  target  capaian  yang  ditentukan.
Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari dua indikator yaitu siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas.
158
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  pada  siswa  kelas  IV  SD Kanisius Nglinggi tahun ajaran 20132014 dalam peningkatan minat dan prestasi
belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL, maka dapat ditarik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan  model  pembelajaran  Problem  Based  Learning  PBL
meningkatkan minat belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Nglinggi semester  ganjil  tahun  pelajaran  20132014,  khususnya  pada  materi  benda
dan sifatnya dengan menerapkan 7 langkah PBL. 7 langkah tersebut adalah identifikasi
masalah, merancang
kegiatan penyelesaian
masalah, pelaksanaan  kegiatan  penyelesaian  masalah,  tutorial,  melanjutkan  kegiatan
penyelesain  masalah,  pelaporann  dan  pelaporan.  Kegiatan  identifikasi masalah  pada  awal  pembelajaran  menumbuhkan  perasaan  senang  siswa
dalam  mengikuti  kegiatan  pembelajaran.  Kegiatan  pemecahan  masalah menumbuhkan  keterlibatan  siswa  karena  siswa  melakukan  percobaan
bersama dengan kelompoknya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya  rata- rata  skor  indikator  minat  dari  kondisi  awal  sampai  akhir  siklus  II.  Pada
kondisi  awal  rata-rata  skor  indikator  minat  rasa  senang  sebesar  2,97  dari skala  5,  rata-rata  indikator  minat  perhatian  sebesar  2,89  dari  skala  5,  rata-
rata  skor indikator minatketerlibatan sebesar 2,89 dari skala 5 dan rata-rata skor indikator minat inisiatif mencari informasi baru sebesar 2,65 dari skala