Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, batasan pengertian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam IPA berasal dari bahasa Inggris “Natural Science” Iskandar 2001:2. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, karena IPA mempelajari bumi dan gejala yang terjadi di bumi. Siswa belajar IPA supaya mereka mengenal lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan mengenal lingkungan, diharapkan siswa dapat menjaga lingkungan tempat tinggal mereka. IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar, siswa harus mencapai KKM agar mereka dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi. Surya 2003: 67 berpendapat bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Siswa perlu memiliki ketertarikan atau minat untuk belajar IPA. Slameto, 2010:58 dan Djamarah, 2002: 132 menyatakan seseorang yang berminat menunjukan perasaan senang, perhatian, keterlibatan dan inisiatif. Siswa yang memiliki minat dalam belajar IPA tentu akan mendapatkan prestasi yang baik. Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Nglinggi yang merupakan guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00-09.30. Hasil wawancara dengan guru kelas peneliti mendapatkan informasi ada beberapa siswa yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasipengamatan. Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran IPA mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.00-10.10. Pengamatan dilakukan untuk melihat, perasaan senang siswa, perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa, dan inisiatif siswa, dan dari hasil pengamatan diduga siswa kurang memiliki keterlibatan dan inisiatif dalam kegiatan pembelajaran. Selain observasi, peneliti juga meminta siswa untuk mengisi kuesioner. Hasil kuesioner siswa menunjukan bahwa minat belajar IPA terlihat belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata skor minat siswa pada setiap indikator. Rata-rata indikator rasa senang yaitu 2,97 dari skala 5, rata-rata indikator perhatian sebesar 2,89 dari skala 5, rata-rata indikator keterlibatan sebesar 2,89 dari skala 5, dan rata-rata indikator inisiatif sebesar 2,65 dari 5. Persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup berminat adalah atau 6 dari 14 siswa. Peneliti juga melakukan studi dokumen dengan melihat rata-rata nilai kelas pada mata pelajaran IPA dua tahun terakhir. Dalam studi dokumen peneliti mendapatkan pada tahun pelajaran 20122013 sebanyak 11 siswa 57,89 dari 19 siswa belum mencapai KKM. KKM mata pelajaran IPA SD Kanisius Nglinggi adalah 63. Hasil wawancara kepada guru yang diperkuat dengan hasil studi dokumen, pengamatan dan kuesioner maka peneliti tertarik untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Student Centered Learning SCL. Student Centered Learning SCL adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya guna membangun pengetahuannya. Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pandekatan Student Centered Learning SCL antara lain Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Model Pembelajaran Koperatif, Contectual Teaching And Learning CTL dan Problem Based Learning PBL. Peneliti tertarik pada PBL dari semua model SCL. Problem Based Learning PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran Saverinus, 2013:9. Siswa menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan masalah tersebut dengan langkah- langkah tertentu. Langkah-langkah Problem Based Learning PBL antara lain: mengidentifikasi masalah, merancang kegiatan penyelesaian masalah, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, dan penilaian. Peneliti memilih Problem Based Learning PBL karena peneliti meyakini Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Keyakian tersebutpeneliti dapatkan setelah mempelajari tentang karakteristik PBL yang disampaikan oleh Arends dalam Trianto 2009:93 yaitu PBL mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah yang nyata dan penting bagi siswa, PBL mengajak siswa untuk mencari penyelesaian masalah, siswa belajar dan menyelesaikan tugasnya secara berkelompok dengan bekerja dalam kelompok mampu memberikan membangkitkan maotivasi, mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir. Dari teori tersebut peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Nglinggi ”. Penelitian tersebut akan dilakukan di SD Kanisius Nglinggi dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK.

B. Batasan Masalah