Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
13 sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan
sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks Permanarian Somad Tati Hernawati, 1995: 27. Mohammad Efendi 2009:
57 menyebutkan, dalam proses mendengar jika terdapat satu atau lebih organ telinga bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian
dalam mengalami gangguan atau kerusakan disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak diketahui sehingga organ tersebut tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, keadaan tersebut dikenal dengan berkelainan pendengaran atau tunarungu.
Tunarungu dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tuli deaf dan kurang mendengar hard of hearing. Thomas J. Watson Edja Sadjaah, 2005:
72-73 menjelaskan sebagai berikut : 1 Tuli adalah tidak dapat mendengar atau indera pendengarannya tidak sempurna sehingga memerlukan pendidikan
dengan metode khusus. 2 Anak yang kurang dengar, adalah yang mampu berbicara dan berbahasa, akan tetapi pendengarannya sedikit terganggu,
sehingga tidak memerlukan metode khusus seperti anak tuli. Anak kurang dengar memiliki peluang dalam menggunakan sisa pendengarannya untuk
pengembangan bicara tanpa menggunakan alat bantu dengar. Berdasarkan definisi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tunarungu merupakan suatu keadaan tidak berfungsinya organ pendengaran seseorang, sehingga ia mengalami hambatan dalam
memperoleh informasi secara audio. Dalam memberikan informasi kepada
14 tunarungu dapat dilakukan dengan memanfaatkan indera penglihatan. Secara
visual anak tunarungu diberikan informasi dengan pengajaran khusus agar anak dapat memahami konsep yang dimaksud dengan benar.