Klasifikasi Tunarungu Kajian Tentang Anak Tunarungu

18 kemampuan verbal, seperti merumuskan pengertian, mengasosiasikan, menarik kesimpulan dan meramalkan kejadian. Aspek inteligensi yang bersumber dari penglihatan dan yang berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan tetapi justru berkembang lebih cepat. Sementara itu, menurut Tin Suharmini 2009: 36 perkembangan kognitif anak tunarungu banyak tergantung pada kemampuan bahasa dan menggunakan fungsi bahasa. b. Segi bahasa dan bicara Terbatasnya ketajaman pendengaran pada anak tunarungu mengakibatkan tidak terjadinya proses peniruan suara. Setelah masa meraban, proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan visual. Selanjutnya dalam perkembangan bahasa dan bicara, anak tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya. Haenudin 2013: 67 menyebutkan tunarungu dalam segi bahasa memiliki ciri yang khas, yaitu sangat terbatas dalam pemilihan kosa kata, sulit mengartikan arti kiasan dan kata-kata yang bersifat abstrak. c. Segi emosi Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan anak tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif dan ini sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosi anak tunarungu dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan 19 menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, atau sebaliknya menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan. Kesempatan untuk melihat kejadian, ketidakmampuannya untuk memahami kejadian secara menyeluruh menyebabkan perkembangan perasaan curiga terhadap lingkungan dan kurang percaya terhadap diri sendiri. d. Segi sosial Anak tunarungu sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan keberadaan orang lain disekitarnya. Lingkungan anak tunarungu tentunya mendorong terjadinya interaksi antar individu maupun dengan kelompok. Keberadaan pihak-pihak yang ada disekitar anak tunarungu hendaknya dapat membantu dalam memahami keadaan yang ada agar dapat mengembangkan pemikiran yang positif dalam diri anak tunarungu. Anak tunarungu sering dihinggapi kecemasan karena menghadapi lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya, hal seperti ini akan membingungkan bagi anak tunarungu. Selain itu, anak tunarungu sering mengalami berbagai konflik, kebingungan dan ketakutan karena ia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang bermacam-macam. e. Segi motorik Perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran umumnya berkembang baik, serta perkembangan motorik kasar yang secara fisik berkembang dengan lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat dengan otot-otot 20 kekar serta kematangan biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya. Berdasarkan karakteristik anak tunarungu dalam berbagai aspek yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ketunarunguan membawa dampak bagi anak tunarungu dalam memperoleh informasi dari lingkungannya. Kondisi fisik anak tunarungu dapat berkembang dengan optimal. Perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu mengalami keterlambatan, sehingga memerlukan latihan dan bimbingan khusus agar kemampuan berbahasa tidak monoton dan dapat berkembang optimal. Dari segi emosi anak tunarungu yang agresif, mudah tersinggung, perhatian sukar jika asik dengan satu hal dan mudah marah, mempengaruhi perkembangan pribadinya dan berdampak dalam menjalin hubungan sosial dengan orang-orang disekitarnya. Secara potensial, anak tunarungu memiliki inteligensi yang sama dengan anak normal yakni ada yang tinggi, rata-rata dan rendah. Namun, kemampuan inteligensinya menjadi rendah karena terlambatnya perkembangan bahasa dan tidak mendapat kesempatan berkembang optimal. Selain itu, rendahnya prestasi anak tunarungu disebabkan oleh materi pelajaran yang diterangkan secara lisan sehingga anak sulit memahami materi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu anak tunarungu untuk memahami materi yang bersifat verbal dengan cara yang menyenangkan dan mengaktifkan anak. 21

B. Kajian Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Tunarungu

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Douglas 2 007: 8 menyebutkan bahwa “pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keter ampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi”. Pembelajaran dapat berarti suatu upaya atau usaha untuk memperoleh pengetahuan ataupun keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun sebagai pengalaman. Secara menyeluruh, pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 3 bidang yaitu bidang pemahaman, keterampilan, dan sikap Masnur Muslich, 2010: 61. St. Y. Slamet 2008: 80 menyebutkan bahwa pembelajaran kebahasaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Dalam hal ini, pembelajaran kebahasaan digunakan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa, meningkatkan kemampuan berpikir dan menalar serta kemampuan memperluas wawasan. Sehingga siswa dapat memahami informasi yang disampaikan secara langsung dan informasi secara terselubung atau tidak secara langsung. Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia merupakan kegiatan belajar untuk memperoleh penguasaan keterampilan bahasa dan pemahaman dari suatu informasi secara tersirat maupun tersurat.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 29

PENGARUH KECEPATAN RUNNING TEXT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU:Penelitian Single Subject Pada Anak Tunarungu Kelas VIII SMPLB B Prima Bhakti Mulia Cimahi.

0 4 33

PENGARUH PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013.

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MELALUI METODE BERMAIN UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS PERSIAPAN DI SLB WIYATA DHARMA 3 NGAGLIK.

0 0 133

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN KEMAMPUAN ARTIKULASI MELALUI METODE PEER TUTORIAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 210

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA MELALUI MEDIA POWERPOINT PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 2 DI SLB BHAKTI KENCANA BERBAH.

0 1 214

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KORAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR V DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARNNAMANOHARA.

0 4 220

PENGARUH BERMAIN MEMANTULKAN BOLA TERHADAP KOORDINASI MATA-TANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB BHAKTI KENCANA II JETAK, SENDANGTIRTO, BERBAH, SLEMAN.

0 1 85