96
yang mengharuskan saya bekerja membantu orang tua baik di ladang ataupun dipasar”
Hal senada juga diungkapkan “CS” selaku warga belajar program Paket B menyatakan bahwa:
“jarang mas, kalo sudah sampe rumah banyak kerjaan rumah yang harus diselesaikan belom lagi kalo
saya masuk kerja jadi jarang-jarang buka buku pelajaran dirumah ”.
Menurut “EK” selaku tutor program Paket B mengungkapkan bahwa :
“warga belajar cenderung pasif selama proses pembelajaran kita harus maklum karena mereka juga banyak kegiatan selain di sini
dan kita harus sabar dan telaten dalam mendidik mereka kalu mereka tidak mengerjakan tugas yang kita berikan itu hal biasa
mas kita sebagai pengajar terus berusaha membimbing warga
belajar agar dapat menamatkan pendidikanya.” Selama proses pembelajaran peneliti memperhatikan bahwa
aktivitas warga belajar normal, akan tetapi keaktifan warga belajar dalam proses pembelajaran sangat rendah. Warga belajar umumnya
hanya menedengarkan penjelasan dari tutor tidak terjadi komunikasi 2 arah anatara warga belajar dan tutor. Serta warga belajar
mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan tutor sulit dipahami hanya sebagian tutor yang mereka dapat mengerti penjelasnya.
Seperti yang di ungkapkan “TS” salah satu warga belajar program paket B:
“materi pembelajaran terkadang sulit dipahami” Peneliti menyimpulkan materi yang sulit dipahami karena warga
belajar malas, tidak pernah belajar secara mandiri sehingga datang dengan dalam proses pembelajaran tanpa materi. Padahal agar
97
pembelajaran model tutorial dapat berhasil warga belajar hendaknya mempunyai bekal ilmu setelah itu baru didiskusikan dalam proses
pembelajaran.
b. Strategi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran strategi pembelajaran merupakan hal vital dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Agar pembelajaran
dapat tercapai pada pembelajaran Paket B UPTD SKB Kulonprogo strategi pembelajaran yang digunakan antara lain adalah ceramah,
mandiri, tutorial dan kelompok. Metode yang digunakan di variasikan dengan materi pembelajaran dan kecocokan pembelajaran lebih sesuai
dengan metode yang mana. Seperti diungkapkan bapak “EAS” selaku pengelola:
“Metode yang diguanakan dalam proses pembelajaran bermacam-macam disesuaikan dengan materi pembelajaran
diantaranya ada ceramah, tutorial , mandiri”
Hal senad a juga di ungkapkan “EK” selaku tutor program paket
B menurutnya: “Metode yang digunakan berfariasi mas tapi lebih banyak
mengunakan metode ceramah karna saya melihat bahwa metode ini paling cocok dan paling gampang dimengerti oleh anak-
anak.” Menurut “CS” warga belajar Program Paket B SKB Kulonprogo
Mengungkapkan : “saya lebih mengerti apabila dalam pembelajaran tutor
menjelaskan disertai diberi contoh. Paling gampang masuk dan gampang dimengerti mas tapi kalo hanya dijelasin gitu gak pake
contoh susah nag
kepnya mas.”
98
Dari pemaparan diatas strategi pembelajaran dapat dikatakan baik karna menggunakan berbagai macam metode dan teknik dalam
pelaksanaan proses pembelajaranya disesuaikan dengan warga belajar dan materi pembelajaraan agak tujuan pembelajaran dapat tercapai.
c. Motivasi Warga Belajar Motivasi warga belajar dalam program paket B dapat dikatakan
rendah. Menurut observasi yang peneliti lakukan serta diperkuat wawancara yang peneliti lakukan dengan tutor ibu “EK”
mengungkapkan bahwa: “Motivasi warga belajar disini rendah mas yang datang dalam
pembelajaran hanya 2-3 warga belajar setiap pembelajaran bahkan kadang tidak ada yang datang”
Serta diperkuat oleh pendapat “CS” selaku warga belajar “saya kadang tidak masuk pembelajaran karna jadwal
berbentrokan dengan jadwal saya jaga toko mas, kalo teman- teman yang lain bilang kalo mereka tidak masuk karna
masuknya nanti saja kalo sudah mau deket ujian.” Hal senada juga diungkapkan oleh pengelola bapak “EAS”
“kalo Paket B memang jarang masuk mas apalgi paket A, yang paling rajin berangkat itu paket C, kalo paket B yang dateng 3
orang itu sudah sukur mas”
Menurut apa yang peneliti lihat dan apa yang diungkapkan tutor dan warga belajar serta pengelola dapt disimpulkan bahwa motivasi
belajar warga belajar untuk datang dalam proses pembelajaran sangat rendah. Untuk mencapai ½ dari jumlah warga belajar yang datang
dalam proses pembelajaran sangat sulit apalgi mengharapkan