58 para petani menggunakan varietas tersebut karena kualitasnya baik, benih ini lebih
unggul daripada varietas yang lain, tahan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi yang dihasilkan lebih enak.
5.3.2.2 Pupuk
Pupuk yang biasa digunakan oleh petani pemilik penggarap maupun petani penggarap adalah pupuk urea, pupuk SP-36 dan pupuk KCl. Pupuk organik atau
pupuk yang berasal dari kotoran hewan hanya digunakan oleh beberapa petani yang mempunyai hewan ternak. Walaupun sarana produksi pupuk sangat penting
bagi kelangsungan usahatani padi tetapi penggunaan pupuk di daerah penelitian tidak merata. Keterbatasan modal seringkali membuat petani pemilik penggarap
maupun petani penggarap harus membatasi penggunaan pupuk. Namun diketahui juga banyak petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan. Hal ini
disebabkan oleh ketidaktahuan petani akan dosis pemakaian pupuk yang dianjurkan oleh PPL.
Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Pupuk per Hektar untuk Petani Pemilik Penggarap dan Petani Penggarap pada Usahatani Padi di Desa
Pasir Gaok Tahun 2009
Jenis Pupuk
Petani Pemilik Penggarap Petani Penggarap
Harga satuan
Rp Volume
Kg Nilai
Rp Harga
satuan Rp
Volume Kg
Nilai Rp
Urea 1.913,33 432,61 823.145,71 1.894,48 321,08 571.773,34
SP-36 2.444,00 165,04 478.938,39 2.403,57 143,22 337.539.56
KCl 2.593,75 66,90 322.268,93 2.500,00 60,38 217.478,00
Total 1.624.353,03
1.126.790,90 Sumber: Data primer diolah 2010
Rata-rata jumlah pupuk per hektar yang digunakan oleh petani pemilik penggarap dan petani penggarap disajikan pada Tabel 11. Terlihat bahwa jumlah
pupuk yang digunakan oleh petani pemilik penggarap lebih banyak dibandingkan jumlah pupuk yang digunakan oleh petani penggarap. Sehingga petani pemilik
59 penggarap harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk membeli pupuk
sebesar Rp 1.624.353,03 dibandingkan petani penggarap sebesar Rp 1.126.790,90
.
5.3.2.3 Pestisida
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu komponen teknologi yang berfungsi untuk mengurangi risiko kegagalan panen. Penggunaan pestisida
merupakan salah satu cara yang sering digunakan oleh petani di Desa Pasir Gaok untuk memberantas hama dan penyakit. Penggunaan pestisida di daerah penelitian
dilakukan dengan penyemprotan. Penyemprotan biasanya di lakukan pada pagi hari dan sore hari, karena biasanya pada waktu tersebut hama dan penyakit
menyerang tanaman padi. Pembasmian hama dan penyakit biasanya dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali tergantung dari banyaknya serangan hama dan
penyakit. Pestisida yang biasa dipakai oleh petani pemilik penggarap maupun petani penggarap terdiri dari pestisida padat dan pestisida cair. Pestisida padat
yang biasa digunakan oleh petani pemilik penggarap maupun petani penggarap adalah furadan. Sedangkan pestisida cair yang biasanya digunakan oleh petani
pemilik penggarap maupun petani penggarap yaitu topcore, matadore, dan repcore. Rata-rata jumlah pestisida per hektar yang digunakan oleh petani pemilik
penggarap dan petani penggarap disajikan pada Tabel 12. Terlihat bahwa jumlah pestisida padat dan pestisida cair yang digunakan oleh petani pemilik penggarap
masing-masing sebanyak
11,10 kg dan 1741,70 ml. Sedangkan untuk petani penggarap, jumlah pestisida padat dan pestisida cair yang digunakannya jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah pestisida yang digunakan oleh petani pemilik penggarap yaitu sebanyak
5,68
kg dan
937,13
ml. Hal ini menyebabkan biaya pestisida yang harus dikeluarkan oleh petani penggarap lebih rendah
60 dibandingkan biaya pestisida yang harus dikeluarkan oleh petani pemilik
penggarap.
Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Pestisida per Hektar untuk Petani Pemilik Penggarap dan Petani Penggarap pada Usahatani Padi di Desa
Pasir Gaok Tahun 2009
Jenis Pestisida
satuan Petani Pemilik Penggarap
Petani Penggarap
Harga satuan
Rp Volume
Nilai Rp
Harga satuan
Rp Volume
Nilai Rp
Padat kg
13.175,00 11,10
227.800,21 12.184,21
5,68 96.079,55
Cair ml 121,39
1741,70 278.775,77
173,96 937,13
193.482,45
Total 506.575,98
289.562,00 Sumber: Data primer diolah 2010
5.3.2.4 Tenaga Kerja