85 maupun petani penggarap di Desa Pasir Gaok dapat menekan biaya hidup yaitu
dapat menghemat pengeluaran untuk membeli beras.
Tabel 18. Analisis Penerimaaan Usahatani Per Hektar Padi Petani Pemilik Penggarap dan Petani Penggarap di Desa Pasir Gaok Tahun 2009
Uraian Petani Pemilik Penggarap
Petani Penggarap Nilai
Rupiah Persentase
Nilai Rupiah
Persentase
Penerimaan Tunai 6.909.090,91
37,06 6.384.285,71
35,68 Penerimaan
diperhitungkan 11.736.217,55
62,94 11.509.883,48
64,32
Total Penerimaan
18.645.308,46 100,00
17.894.169,19 100,00
Sumber: Data primer diolah 2010
7.2 Analisis Biaya Usahatani Padi
Berdasarkan hasil analisis biaya tunai dan biaya diperhitungkan, maka biaya total usahatani padi adalah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya yang
diperhitungkan. Biaya total yang dikeluarkan oleh masing-masing petani responden berdasarkan status kepemilikan lahan yang telah dikonversi dalam satu
hektar disajikan dalam Tabel 19. Berdasarkan Tabel 19, biaya total yang dikeluarkan oleh petani pemilik
penggarap sebesar Rp 8.195.064,67 dengan perincian biaya tunai sebesar Rp 5.678.665,81 69,29 persen dari biaya total dan biaya yang diperhitungkan
sebesar Rp 2.516.398,86 31,37 persen dari biaya total. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan oleh petani penggarap sebesar Rp 10.624.362,99 dengan
perincian biaya tunai sebesar Rp 10.262.668,79 96,60 persen dari biaya total dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp 361.694,20 3,40 persen dari biaya total.
Petani pemilik penggarap maupun petani penggarap lebih fokus terhadap biaya tunai yang bersifat cash karena usahatani yang dilakukan oleh mereka
masih dalam level subsisten dan berskala kecil. Hal ini terkait dengan pengambilan keputusan, peningkatan produksi dan pengembangan teknologi.
86 Komponen biaya tunai yang paling besar dikeluarkan oleh petani pemilik
penggarap adalah biaya upah tenaga kerja luar keluarga, yaitu sebesar 33,20 persen dari total biaya. Sedangkan untuk petani penggarap, komponen biaya tunai
yang paling besar dikeluarkan adalah biaya bagi hasil yang proporsinya sebesar 54,37 persen dari total biaya. Komponen biaya bagi hasil yang sangat besar
membuat total biaya yang harus dikeluarkan oleh petani penggarap lebih besar dari total biaya yang harus dikeluarkan oleh petani pemilik penggarap.
Tabel 19. Analisis Biaya Usahatani Padi Per Hektar Petani Pemilik Penggarap dan Petani Penggarap di Desa Pasir Gaok Tahun
2009
Pengeluaran Usahatani
Petani Pemilik Penggarap Petani Penggarap
Nilai Rupiah
Persentase Nilai
Rupiah Persentase
Biaya Tunai 1. Benih
239.736,89 2,93
224.280,59 2,11
2. Pupuk : a. Urea
823.145,71 10,04
571.773,34 5,38
b. SP-36 478.938,39
5,84 337.539,56
3,18 c. KCl
322.268,93 3,93
217.478,00 2,05
3. Pestisida : a. Pestisida Padat
227.800,21 2,78
96.079,55 0,90
b. Pestisida Cair 278.775,77
3,40 193.482,45
1,82 4. Tenaga Kerja
Luar Keluarga 2.720.963,68
33,20 2.321.825,54
21,85 5. Sewa Traktor
297.368,42 3,63
453.461,54 4,27
6. Pajak Lahan 221.034,48
2,70 -
- 7. Iuran Irigasi
68.633,33 0,84
69.833,33 0,66
8. Biaya Bagi Hasil -
5.776.914,89 54,37
Total Biaya Tunai 5.678.665,81
69,29 10.262.668,79
96,60
Biaya Diperhitungkan
1.
Sewa lahan 1.895.000,00
23,12 -
- 1. Benih milik
sendiri 446.404,13
5,45 226.325,94
2,13 2. Tenaga Kerja
Dalam Keluarga 141.598,68
1,73 101.972,21
0,96 3. Penyusutan Alat
33.396,05 0,41
33.396,05 0,31
Total Biaya Diperhitungkan
2.516.398,86 30,71
361.694,20 3,40
TOTAL BIAYA 8.195.064,67
100,00 10.624.362,99
100,00
Sumber: Data primer diolah 2010
87
7.3 Analisis Pendapatan Usahatani padi