sebesar 9,147, t
tabel
sebesar 2,043 dengan df = 31, pada taraf kesalahan 0,05 5. Selain itu, diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil daripada taraf
kesalahan sebesar 0,05 0,00 0,05. Hasil Uji-t tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang diajar
menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames dan kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames.
Selain itu, terdapat perbedaan kenaikan skor rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rerata pada kelompok eksperimen
mengalami kenaikan 4,31, sedangkan skor rerata pada kelompok kontrol hanya mengalami kenaikan sebesar 2,5. Perbedaan kenaikan skor rerata kelompok
eksperimen yang lebih besar dari skor rerata kelompok kontrol, menunjukkan bahwa strategi Bingkai Cerita Story Frames efektif dalam pembelajaran
membaca cerita pendek.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan analisis data menggunakan Uji-t, kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil Uji-t, maka dapat diketahui hasil pengujian
hipotesis sebagai berikut. a Hasil Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara siswa yang diajar
menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames”. Hipotesis tersebut
adalah hipotesis alternatif Ha. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan mengubah Ha menjadi Ho Hipotesis nol yang berbunyi “Tidak terdapat
perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames dengan siswa yang
diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames”. Perbedaan kemampuan membaca cerita pendek kelompok yang diajar
menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames dapat diketahui dengan mencari perbedaan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Rangkuman hasil Uji-t data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 13.
Hasil analisis Uji-t data posttest kemampuan membaca cerita pendek kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan bantuan komputer program
SPSS 16 diperoleh sebesar 2,891 dengan df = 62 dan p sebesar 0,005. Nilai
p lebih kecil daripada taraf kesalahan 0,05 0,005 0,05. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan hasil uji hipotesis sebagai berikut.
Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan strategi Bingkai Cerita
Story Frames dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik
Sleman, ditolak.
Ha: terdapat perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan strategi Bingkai Cerita Story
Frames dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai
Cerita Story Frames pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman,
diterima.
b Hasil Uji Hipotesis Kedua Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “Strategi Bingkai Cerita
Story Frames efektif dalam pembelajaran membaca cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman”. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif
Ha. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan mengubah Ha menjadi Ho hipotesis nol yang berbunyi “Strategi Bingkai Cerita Story Frames tidak
efektif dalam pembelajaran kemampuan membaca cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman.” Rangkuman hasil analisis Uji-t data kenaikan
skor rerata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 14.
Hasil analisis Uji-t data kenaikan pretest dan posttest serta kenaikan skor rerata kemampuan membaca cerita pendek kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan bantuan komputer program SPSS 16, diperoleh sebesar
-9,147 dengan df = 31 dan p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil daripada taraf kesalahan 0,05 0,000 0,05. Hasil Uji-t tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara kelompok eksperimen yang diajar menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames dan
kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan strategi Bingkai Cerita Story Frames. Selain itu, terdapat perbedaan kenaikan skor rerata antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rerata pada kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 4,31, sedangkan skor rerata pada kelompok kontrol
hanya mengalami kenaikan sebesar 2,5. Perbedaan kenaikan skor rerata kelompok eksperimen yang lebih besar dari skor rerata kelompok kontrol menunjukkan
bahwa strategi Bingkai Cerita Story Frames efektif dalam pembelajaran kemampuan membaca cerita pendek.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan Uji-t hipotesis sebagai berikut.
Ho: Strategi Bingkai Cerita Story Frames tidak efektif dalam pembelajaran kemampuan membaca cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik
Sleman, ditolak.
Ha: Strategi Bingkai Cerita Story Frames efektif dalam pembelajaran kemampuan membaca cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik
Sleman, diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian akan membahas tiga aspek yaitu, deskripsi kondisi awal kemampuan membaca cerita pendek, perbedaan kemampuan
membaca cerita pendek siswa dan keefektifan strategi Bingkai Cerita Story Frames dalam pembelajaran kemampuan membaca cerita pendek. Ketiga aspek
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Deskripsi Kondisi Awal Kemampuan Membaca Cerita Pendek
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca cerita pendek yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan