Keadaan Akademik Program Sekolah
57
setiap angkatan. Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik tersebut meliputi nama, kemampuan secara intelektual atau
kondisi emosional, dan tempat bersekolahnya sekarang catatan lapangan, 17 Juli 2014. Jadi pemahaman terhadap karakter peserta
didik sudah mampu dilaksanakan dan menunjang proses pembelajaran di SDN Wonolagi oleh guru, hal tersebut juga
dibuktikan dari petikan hasil wawancara dengan guru, ibu IN berikut:
“Dalam memahami karakter setiap siswa yang jumlahnya sedikit ini sangat mudah. Saya akan lebih paham
bagaimana mengatasi kesulitan setiap siswa dalam proses pembelajaran. Kalau siswa nya banyak, belum sampai
selesai memberikan materi saja waktunya sudah habis. Dalam memberikan materi jika muridnya sedikit bisa lebih
intensif, jika ada yang belum selesai atau siswa belum paham bisa mengulanginya berkali-kali karena kelonggaran
waktu.” IN, 24 Juni 2014
Hal senada juga diungkapkan ibu PT dalam petikan wawancara berikut:
“Dengan siswa yang sedikit, kebanyakan kita bisa tahu pribadi siswa itu sendiri, intelegensi, dengan mudah
daripada dengan siswa banyak. Untuk mengaturnya lebih mudah yang sedikit, jika ada kenakalan juga lebih mudah.
Namun daya kompetisi antar siswa ini sangat kurang, kurangnya semangat bersaing antar siswa untuk menjadi
yang lebih baik. Mampu mengetahui secara detail perkembangan dari setiap siswa, bahkan sampai pada
kondisi keluarga setiap siswa”. PT, 25 Juli 2013.
2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
Desa Wonolagi sangat kuat memegang nilai sosial dalam
58
masyarakat, hal tersebut berpengaruh terhadap nilai sosial yang dimiliki oleh guru. Karena hubungan antar guru SDN Wonolagi
dengan masyarakat begitu dekat seperti saudara. Hubungan antar guru SDN Wonolagi dengan peserta didik juga sangat dekat.
Sebagian guru menganggap bahwa peserta didik di SD Wonologi sebagai anak sendiri. Pernyataan didasarkan hasil wawancara
dengan ibu MR yang telah dilakukan sebagai berikut: “Kalau di daerah tertinggal itu rasa sosialnya sudah melekat
mas. Saya sudah mengabdi di Wonolagi itu sekitar 23 tahun, jadi dengan warga sekitar sudah saya anggap seperti
saudara, sedangkan siswa sudah saya anggap anak sendiri karena memang nilai sosial disana sangat tinggi mas.” MR,
14 Juli 2014
Kedekatan hubungan di masyarakat ini juga berpengaruh dengan komunikasi yang terjalin antara guru di SDN Wonolagi
dengan peserta didik di sekolah. Komunikasi tersebut terjalin dengan dekat dan akrab, baik ketika di dalam kelas atau diluar
kelas. Ketika peserta didik sudah menginjak kelas 6 maka komunikasi yang terjalin akan semakin intensif. Hal ini dilakukan
sebagai cara guru di SDN Wonolagi untuk membantu mengarahkan anak dalam memilih sekolah SMP. Menurut hasil pengamatan di
lapangan peneliti menemukan komunikasi yang terjalin antara guru dan peserta didik kelas 6. Dalam komunikasi tersebut guru SDN
Wonolagi mencoba mengarahkan peserta didik yang akan melanjutkan ke SMP catatan lapangan: 26 Juni 2014. Terlihat
komunikasi terebut terjalin di luar ruang kelas, dengan sedikit