55
e Mengetahui memahami pengetahuan umum struktur organisasi
pramuka
f
Mengenal tali temali
6. Kinerja Guru Profesional SDN Wonolagi
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia, seorang guru harus mampu dalam mengelola kualitas diri serta dituntut untuk mampu
beradaptasi dengan lingkungan kerja masing-masing guru. Guru di Indonesia memiliki kewajiban untuk memenuhi kriteria dalam rangka
menjadi seorang guru profesional. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mewujudkan pribadi guru yang berkualitas tertuang dalam
Permendiknas Republik Indonesia No 16 Tahun 2007. Meskipun tergolong dalam daerah yang terisolir dan tertinggal,
guru di SDN Wonolagi juga dituntut untuk mampu memenuhi kriteria ini demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Hasil dari pendidikan
berkualitas ini maka akan terbentuk siswa yang berkualitas juga.
a. Kinerja guru ditinjau dari aspek kompetensi pedagogik
1 Pemahaman Guru terhadap Peserta didik dari Aspek Fisik,
Moral, Sosial, Kultural, Emosional, dan Intelektual
Guru di SDN Wonolagi memahami bahwa pemahaman terhadap peserta didik itu penting. Selain itu guru juga memiliki
hubungan yang dekat dengan peserta didik. Pada dasarnya seorang guru Sekolah Dasar itu harus dituntut untuk mampu melihat
karakter peserta didik dengan baik. Guru menyadari bahwa
56
memahami peserta didik itu harus secara keseluruhan, intelegensi, sifat, moral sampai pada kondisi keluarga. Karena dengan
pemahaman ini guru akan mengetahui strategi dalam menangani karakter setiap anak karena setiap anak memiliki karakter yang
berbeda-beda, sesuai dengan petikan wawancara bersama guru, ibu
MR berikut,
“Sebenarnya kalau guru SD itu seharusnya bisa melihat karakter anak secara langsung mas, anak ini suka apa, anak
ini kepribadiannya gimana, dan lain sebagainya. Dalam sekilas saja saya bisa melihat karakter anak, terlebih lagi di
Wonolagi yang siswa nya sedikit mas” MR, 14 Juli 2014
Kondisi jumlah peserta didik SDN Wonolagi yang sedikit membuat proses pemahaman karakter anak ini semakin mudah.
Penanaman nilai-nilai moral kepada anak juga akan mudah jika sudah paham karakter setiap anak. Setiap guru mampu melihat
kekurangan dan kelebihan seorang peserta didik. Jika sudah mengenal karakter anak dengan baik maka proses belajar mengajar
juga berjalan dengan maksimal. Memahami karakter setiap anak guru juga mampu
mengikuti perkembangan anak setiap harinya. Sebagian guru juga mengetahui kondisi keluarga peserta didik yang secara tidak
langsung mempengaruhi peserta didik ketika di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti juga ditemukan bahwa, pada
saat peneliti meminta data dokumen ujian nasional 5 tahun terakhir, ternyata guru mengingat beberapa karaktersitik peserta didik di
57
setiap angkatan. Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik tersebut meliputi nama, kemampuan secara intelektual atau
kondisi emosional, dan tempat bersekolahnya sekarang catatan lapangan, 17 Juli 2014. Jadi pemahaman terhadap karakter peserta
didik sudah mampu dilaksanakan dan menunjang proses pembelajaran di SDN Wonolagi oleh guru, hal tersebut juga
dibuktikan dari petikan hasil wawancara dengan guru, ibu IN berikut:
“Dalam memahami karakter setiap siswa yang jumlahnya sedikit ini sangat mudah. Saya akan lebih paham
bagaimana mengatasi kesulitan setiap siswa dalam proses pembelajaran. Kalau siswa nya banyak, belum sampai
selesai memberikan materi saja waktunya sudah habis. Dalam memberikan materi jika muridnya sedikit bisa lebih
intensif, jika ada yang belum selesai atau siswa belum paham bisa mengulanginya berkali-kali karena kelonggaran
waktu.” IN, 24 Juni 2014
Hal senada juga diungkapkan ibu PT dalam petikan wawancara berikut:
“Dengan siswa yang sedikit, kebanyakan kita bisa tahu pribadi siswa itu sendiri, intelegensi, dengan mudah
daripada dengan siswa banyak. Untuk mengaturnya lebih mudah yang sedikit, jika ada kenakalan juga lebih mudah.
Namun daya kompetisi antar siswa ini sangat kurang, kurangnya semangat bersaing antar siswa untuk menjadi
yang lebih baik. Mampu mengetahui secara detail perkembangan dari setiap siswa, bahkan sampai pada
kondisi keluarga setiap siswa”. PT, 25 Juli 2013.
2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
Desa Wonolagi sangat kuat memegang nilai sosial dalam