Variabel Lingkungan Teman Sebaya

Teman Sebaya dalam kategori rendah, dan terdapat 0 siswa 0 yang memiliki Lingkungan Teman Sebaya yang sangat rendah. Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Lingkungan Teman Sebaya di atas, dapat disajikan dalam Pie Chart sebagai berikut: Gambar 8. Pie Chart Kecenderungan Lingkungan Teman Sebaya Berdasarkan data dari identifikasi kategori variabel Lingkungan Teman Sebaya, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel Lingkungan Teman Sebaya berpusat pada kategori tinggi.

d. Variabel Motivasi Belajar

Variabel Motivasi Belajar X 3 diukur melalui angket dengan 17 butir pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 78 responden siswa menunjukkan bahwa variabel Motivasi Belajar X 3 diperoleh skor tertinggi sebesar 66 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 68 4 x 17, dan skor terendah sebesar 30 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu sebesar 17 1 x 17. Dari skor tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS Statistik 20.0 for windows pada lampiran 5, diperoleh harga mean 24,36 71,79 3,85 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah sebesar 50,58; median sebesar 50,00; modus sebesar 50,00 dan standar deviasi sebesar 6,77. Untuk menyusun distribusi frekuensi Motivasi Belajar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah kelas interval Jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 78 = 1 + 3,31,89209 = 1 + 6,24391 = 7,24391 dibulatkan ke atas = 7 2. Menentukan rentang kelas range Rentang kelas R = nilai tertinggi – nilai terendah = 66 - 30 = 36 3. Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas interval = rentang kelas : kelas interval = 36:7 = 5,14286 dibulatkan ke atas = 6 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar No. Interval Skor Frekuensi 1 30-35 3 2 36-41 1 3 42-47 22 4 48-53 27 5 54-59 17 6 60-65 7 7 66-71 1 Jumlah 78 Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat digambarkan histogram sebagai berikut: Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan Motivasi Belajar. Untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Harga Mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut: Mean ideal Mi = ½ skor tertinggi + skor terendah = ½ 68 + 17 = 42,5 Standar Deviasi ideal SDi = 16 skor tertinggi - skor terendah = 16 68 – 17 = 8,5 1,5 SDi = 1,5 8,5 = 12,75 3 1 22 27 17 7 1 5 10 15 20 25 30 fre ku en si kelas Interval 29,5 35,5 41,5 47,5 53,5 59,5 65,5 71,5 Mi + 1,5SDi = 55,25 Mi – 1,5SDi = 29,75 Berdasarkan perhitungan di atas, variabel Motivasi Belajar dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 22. Identifikasi Kategori Variabel Motivasi Belajar No. Kategori 1 2 3 4 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah X≥55,25 42,5 ≤ X55,25 29,75 ≤ X 42,5 X29,75 Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan kategori di atas, dapat dibuat tabel identifikasi kategori variabel Motivasi Belajar sebagai berikut: Tabel 23. Kategori Kecenderungan Motivasi Belajar No. Rentang Skor Frekuensi Frekuensi Kategori 1 2 3 4 X≥ 55,25 42,5 ≤ X 55,25 29,75 ≤ X 42,5 X 29,75 18 53 7 23,08 67,95 8,97 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Jumlah 78 100,00 Sumber : Data Primer yang diolah Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa terdapat 18 siswa 23,08 yang memiliki Motivasi Belajar dalam kategori sangat tinggi, 53 siswa 67,95 yang memiliki Motivasi Belajar dalam kategori tinggi, 7 siswa 8,97 yang memilki Motivasi Belajar dalam kategori rendah, dan terdapat 0 siswa 0 yang Memiliki Motivasi Belajar dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Motivasi Belajar di atas, dapat disajikan dalam Pie Chart sebagai berikut: Gambar 10. Pie Chart Kecenderungan Motivasi Belajar Berdasarkan data dari identifikasi kategori variabel Motivasi Belajar, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel Motivasi Belajar berpusat pada kategori tinggi.

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program komputer yaitu program SPSS Statistik 20.0 for windows dapat diketahui nilai signifikansi yang menunjukan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga koefisien Asymp.Sig.2-tailed pada output Kolmogorov-Smirnov test lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS Statistik 20.0 for windows pada lampiran 6 diperoleh hasil uji normalitas adalah sebagai berikut : . 23,08 67,95 8,97 0 sangat tinggi tinggi rendah sangat rendah