Variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi

Berdasarkan perhitungan di atas, variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 16. Identifikasi Kategori Variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi No. Kategori 1 2 3 4 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah X ≥ 58,5 45 ≤ X 58,5 31,5 ≤ X 45 X 31,5 Berdasarkan kategori di atas, dapat dibuat tabel identifikasi kategori variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi sebagai berikut: Tabel 17. Kategori Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi No. Rentang Skor Frekuensi Frekuensi Kategori 1 2 3 4 X ≥ 55,25 42,50 ≤ X 55,25 29,75 ≤ X 42,50 X 29,75 2 57 18 1 2,56 73,08 23,08 1,28 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Jumlah 48 100,00 Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa terdapat 2 siswa 2,56 yang memiliki Persepsi tentang Mata Pelajaran Akuntansi dalam kategori sangat tinggi, 57 siswa 73,08 yang memiliki Persepsi tentang Mata Pelajaran Akuntansi dalam kategori tinggi, 18 siswa 23,08 yang memiliki Persepsi tentang Mata Pelajaran Akuntansi dalam kategori rendah, dan 1 siswa 1,28 yang memiliki Persepsi tentang Mata Pelajaran Akuntansi dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi di atas, dapat disajikan dalam Pie Chart sebagai berikut: Gambar 6. Pie Chart Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi Berdasarkan data dari identifikasi kategori variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel Persepsi Siswa tentang Mata Pelajaran Akuntansi berpusat pada kategori tinggi.

c. Variabel Lingkungan Teman Sebaya

Variabel Lingkungan dengan Teman Sebaya X 2 diukur melalui angket dengan 14 butir pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 78 responden siswa menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Teman Sebaya X 2 diperoleh skor tertinggi sebesar 55 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 56 4 x 14, dan skor terendah sebesar 30 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu sebesar 14 1 x 14. Dari skor tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS Statistiks 20.0 for 1,28 73.08 23.08 2,56 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah windows pada lampiran 5, diperoleh harga mean sebesar 41,70; median sebesar 41,00; modus sebesar 39,00 dan standar deviasi sebesar 4,53. Untuk menyusun distribusi frekuensi Lingkungan Teman Sebaya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah kelas interval Jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 78 = 1 + 3,31,89209 = 1 + 6,24391 = 7,24391 dibulatkan ke atas = 7 2. Menentukan rentang kelas range Rentang kelas R = nilai tertinggi – nilai terendah = 55-30 = 25 3. Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas interval = rentang kelas : kelas interval = 25 : 7 = 3,57143 dibulatkan ke bawah = 3 Tabel 18. Distribusi Frekuensi Lingkungan Teman Sebaya No. Interval Skor Frekuensi 1 30-32 1 2 33-35 8 3 36-38 21 4 39-42 17 5 43-45 12 6 46-48 14 7 49- ≥51 5 Jumlah 78 Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat digambarkan histogram sebagai berikut: Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Lingkungan Teman Sebaya Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan Lingkungan Teman Sebaya. Untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Harga mean ideal Mi dan standar deviasi ideal SDi diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut: 1 8 21 17 12 14 5 5 10 15 20 25 Fr ek ue ns i Kelas Interval 30,5 33,5 36,5 39,5 42,5 45,5 48,5 51,5 Mean ideal Mi = ½ skor tertinggi + skor terendah = ½ 56+ 14 = 35 Standar Deviasi ideal SDi = 16 skor tertinggi - skor terendah = 16 56 – 14 = 7 1,5 SDi = 1,5 7 = 10,5 Mi + 1,5SDi = 45,5 Mi – 1,5SDi = 24,5 Berdasarkan perhitungan di atas, variabel Lingkungan Teman Sebaya dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 19. Identifikasi Kategori Variabel Lingkungan Teman Sebaya No. Kategori 1 2 3 4 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah X ≥ 45,5 35 ≤ X 45,5 24,5 ≤ X 35 X24,5 Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan kategori di atas, dapat dibuat tabel identifikasi kategori variabel Lingkungan Teman Sebaya sebagai berikut: Tabel 20. Kategori Kecenderungan Lingkungan Teman Sebaya No. Rentang Skor Frekuensi Frekuensi Kategori 1 2 3 4 X ≥ 45,5 35 ≤ X 45,5 24,5 ≤ X 35 X24,5 19 56 3 24,36 71,79 3,85 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Jumlah 100,00 Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa terdapat 19 siswa 24,36 yang memiliki Lingkungan Teman Sebaya dalam kategori sangat tinggi, 56 siswa 71,79 yang memiliki Lingkungan Teman Sebaya dalam kategori tinggi, 3 siswa 3,85 yang memilki Lingkungan Teman Sebaya dalam kategori rendah, dan terdapat 0 siswa 0 yang memiliki Lingkungan Teman Sebaya yang sangat rendah. Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Lingkungan Teman Sebaya di atas, dapat disajikan dalam Pie Chart sebagai berikut: Gambar 8. Pie Chart Kecenderungan Lingkungan Teman Sebaya Berdasarkan data dari identifikasi kategori variabel Lingkungan Teman Sebaya, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel Lingkungan Teman Sebaya berpusat pada kategori tinggi.

d. Variabel Motivasi Belajar

Variabel Motivasi Belajar X 3 diukur melalui angket dengan 17 butir pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 78 responden siswa menunjukkan bahwa variabel Motivasi Belajar X 3 diperoleh skor tertinggi sebesar 66 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 68 4 x 17, dan skor terendah sebesar 30 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu sebesar 17 1 x 17. Dari skor tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS Statistik 20.0 for windows pada lampiran 5, diperoleh harga mean 24,36 71,79 3,85 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah