Drug Related Problems DRPs
47
Tabel XX. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada
kasus 10 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.19.03.51, 56 th. Pasien mengeluh nyeri sendi, batuk, nyeri
tenggorokan, mual, muntah dan rambut rontok.Mendapat antibiotik, yaitu : amoksisilin 3x500 mg selama 1 hari.Mendapatkan kemoterapi dengan inj.
siklofosfamid 700mg, inj. epirubisin 100mg, inj. flurourasil 700mg. Obyektif :
Ca. Mammae
T
4
N
3
M
1
dengan problem metastase hepar dan tulang. Tanda Infeksi :
1. Suhu : tanggal 260805 : 37°C Normal
2. Nadi : tanggal 260805 : 84xmenit Normal : 100-120 xmenit
Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 270805 : 1. WBC : 5.7 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil : 4.0 x10
3
mL Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : 1.0 x10
3
mL Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 0.6 x10
3
mL Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : 0.1 x10
3
mL Normal : 1-4 6. Basofil : 0.0 Normal : 0-1
Assessment :
Hematologi pasien dalam batas normal, pasien immunocompromized dan berisiko infeksi. Antibiotika yang digunakan berfungsi untuk mengobati radang
tenggorokan. Dosis pemberian antibiotikanya masih kurang, karena aturan pemakaian amoksisilin ialah selama 4 hari, sehingga kasus ini masuk dalam
kategori drug related problems terkait dosis antibiotik yang terlalu rendah. Rekomendasi:
1. Penggunaan antibiotika amoksisilin harus ditingkatkan menjadi 4 hari.
2. Monitor hematologi selanjutnya dan tanda-tanda infeksi.
48
Tabel XXI. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 15 dan 66 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.19.06.82 pasien 15, 47 th.
Mendapat antibiotik, yaitu : seftriakson 2x1 g selama 1 hari Pasien 15 mendapat kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 700mg, inj.
metotreksat 70mg, dan inj. 5FU 750mg. Pasien 66 mendapat kemoterapi dengan xeloda.
Obyektif : Ca Mammae Dextra
Tanda Infeksi :
1. Suhu : tanggal 151105: 37°C Normal
2. Nadi : tanggal 151105 : 90xmenit Normal : 100-120 xmenit Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 141105 :
1. WBC : 6.61 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil :
75 Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit :
17 Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 3.6 Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5. Eosinofil : 4.2 Normal : 1-4
6. Basofil : 0.2 Normal : 0-1
Assessment :
Terjadi peningkatan proporsi eosinofil, sedangkan data hematologi lainnya dalam jumlah normal. Peningkatan eosinofil merupakan respon yang wajar
akibat pemberian kemoterapi. Kasus ini tidak ada indikasi terinfeksi namun pasien mendapatkan antibiotika seftriakson 2x1 g selama 1 hari, sehingga kasus
ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika.
Rekomendasi :
1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika
sehingga tidak dianjurkan menggunakan antibiotika.
2. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda-tanda
infeksi. Hal yang sama juga terjadi pada pasien dengan No RM : 01.19.39.38 pasien 66.
49
Tabel XXII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 69 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.21.18.40, 42th. Keluhan setelah kemoterapi merasakan mual dan
muntah. Mendapatkan kemoterapi dengan inj. paxus 130 mg, dan inj. doksorubisin 530 mg.
Obyektif : Ca. Mammae
stadium IV Tanda Infeksi :
1.Suhu : tanggal 291105: 37,5°C Normal 2.Nadi : tanggal 301105 : 84xmenit Normal : 100-120 xmenit
Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 291105 : 1. WBC : 14,7 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil : - Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : - Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : - Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : - Normal : 1-4
6. Basofil : - Normal : 0-1 Assessment :
Terjadi peningkatan jumlah WBC dari batas normal, peningkatan jumlah WBC menandakan terjadinya infeksi pada tubuh pasien. Namun demikian, pasien
tersebut tidak mendapatkan antibiotika selama perawatannya. Oleh karena itu, kasus ini termasuk dalam kategori DRPs pasien butuh antibiotika
Rekomendasi :
1. Pasien perlu mendapatkan terapi antibiotika empirik misalnya sefalosporin
generasi ke-3 yakni seftasidim 1-2 g i.v tiap 6-12 jam. 2. Perlu dilakukan tes kultur dan tes sensitifitas bakteri terhadap antibiotik.
3. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda infeksi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel XXIII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 20 dan 27 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.18.00.33 pasien 27, 55 th. Pasien 20 mendapatkan kemoterapi
dengan inj. doksorubisin 80mg dan inj. paxus 300mg. Pasien 27 mendapatkan kemoterapi dengan inj. epirubisin 70 mg dan inj. endoksan 750mg.
Obyektif : Ca Mamae Dextra
T
2
N M
Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 070705 : 36.5°C Normal
2. Nadi : tanggal 070705: 80xmenit Normal : 100-120 xmenit Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 270805 :
1. WBC : 4.0 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil : 0.65 x10
3
mL Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : 0.28 x10
3
mL Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 0.03 x10
3
mL Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : 0.0 Normal : 1-4
6. Basofil : 0.0 Normal : 0-1 Assessment :
Terjadi penurunan jumlah netrofil dari batas normal, dengan demikian pasien potensial mengalami infeksi, namun pasien tidak mendapatkan terapi
antibiotika, sehingga hal ini termasuk dalam kategori DRPs butuh antibiotika.
Rekomendasi:
1. Pasien membutuhkan antibiotika profilaksis yakni golongan kuinolon
misalnya ofloksasin dengan dosis 2x400mg untuk mencegah keparahan infeksi yang dialami pasien.
2. Perlu pemberian rHu-GCSF untuk meningkatkan aktivitas netrofil sehingga
dapat menurunkan risiko infeksi dan akan mempercepat kesembuhan. 3.
Perlu pemberian Macrophage Colony Stimulating Factor M-CSF untuk meningkatkan jumlah limfosit.
Hal yang sama juga terjadi pada pasien dengan No RM 01.20.35.58 pasien 20.
51
Tabel XXIV. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 29 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.18.42.65, 38 th.
Mendapatkan antibiotika Baquinor
®
2x500 mg selama 1 hari. Mendapatkan kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 600mg, inj. epirubisin
130mg, inj. 5FU 600mg. Obyektif :
Carcinoma Mamae Dextra
T
4
N
1
M komplikasi otitis media kronik benigna.
Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 1509.05: 37°C Normal
2.Nadi : tanggal 150905: 84xmenit Normal : 100-120 xmenit Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 020505 :
1. WBC : 4,6 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil : 56,9 Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : 31,1 Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 10,6 Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : 0,1 Normal : 1-4
6. Basofil : 0.3 Normal : 0-1 Assessment :
Terjadi penurunan proporsi eosinofil sedangkan hematologi lainnya dalam batas normal. Penurunan proporsi eosinofil merupakan respon yang wajar akibat
pemberian kemoterapi. Namun demikian, pasien mendapatkan antibiotika Baquinor
®
2x500 mg oral selama 1 hari. Oleh karena itu kasus ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika.
Rekomendasi :
1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika,
sehingga pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotika. 2.
Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda-tanda infeksi.
52
Tabel XXV. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 35 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.19.88.44, 36 th.
Mendapat antibiotik untuk dibawa pulang yaitu siprofloksasin 2 x 500mg, dan metronidasol 3 x 500
mg. Pasien mendapatkan kemoterapi dengan inj. paxus 300mg, dan inj. doksorubisin 70mg.
Obyektif : Ca. Mamae Bilateral
T
4
N
2
M
x
dengan metastase paru dan hepar. Tanda Infeksi :
1.Suhu : tanggal 051005: 37°C Normal 2.Nadi : tanggal051005 : 84xmenit Normal : 100-120 xmenit
Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 041005 : 1. WBC : 6.4 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil :58.0 Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : 8.5 Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 9.7 Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : 1.4 Normal : 1-4
6. Basofil : 1.2 Normal : 0-1 Assessment :
Terjadi penurunan proporsi eosinofil sedangkan jumlah hematologi lainnya
dalam batas normal. Penurunan proporsi eosinofil merupakan respon yang wajar akibat pemberian kemoterapi. Namun demikian, pasien mendapatkan antibiotika
siprofloksasin 2 x 500mg, dan metronidasol 3 x 500mg untuk dibawa pulang. Oleh karena itu kasus ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika.
Rekomendasi:
1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika,
sehingga pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotika. 2.
Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda infeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel XXVI. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi
pada kasus 37 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Subyektif: No RM : 01.20.20.20, 44 th.
Mendapat obat antiprotozoa yaitu metronidasol 3x500mg selama 1 hari. Pasien mendapatkan kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 600mg dan inj.
doksorubisin 60mg. Obyektif :
Ca. Mammae Sinistra
T
4
N M
. Tanda Infeksi :
1.Suhu : tanggal 161105 : 38°C Normal 2.Nadi : tanggal 161105 : 90xmenit Normal : 100-120 xmenit
Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 161105 : 1. WBC : 12,99 x10
3
mL Normal : 4.0-10.0 x10
3
mL 2. Netrofil : 77.1 Normal : 2.0-6.90 x10
3
mL atau 35.0-88.7 3. Limfosit : 14.2 Normal : 0.60-3.40 x10
3
mL atau 12.0-44.0 4. Monosit : 7.9 Normal : 0.0-0.90 x10
3
mL atau 0.0-11.2 5.Eosinofil : 0.6 Normal : 1-4
6. Basofil : 0.2 Normal : 0-1 Assessment:
Terjadi peningkatan jumlah WBC, berarti pasien terinfeksi. Metronidasol yang
diberikan harus dikombinasikan dengan antibiotik golongan β-laktam untuk
meningkatkan efek sinergis, oleh karenanya kasus ini termasuk dalam kategori DRPs antibiotik yang tidak tepat
Rekomendasi:
1. Metronidasol dikombinasikan dengan sefalosporin generasi ke-3 yakni
seftasidim 1 g i.v tiap 6-12 jam. Metronidasol untuk infeksi anaerob dengan dosis anjuran 3 x 500mg secara per oral selama 7 hari.
2. Perlu dilakukan tes kultur dan tes sensitifitas bakteri terhadap antibiotika
3. Pantau terus hasil laboratorium hematologi.
54