6
B. Kanker Payudara 1.
Definisi
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel tersebut
merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya Lippman, 1998. Lebih dari 70 penderita kanker payudara ditemukan sudah
dalam stadium lanjut Moningkey, 2000.
Gambar 2. Perbedaan sel normal dengan sel kanker Weaver, 2002
Gambar 3.
Hasil mamografi gambar kiri payudara normal dengan gambar kanankanker payudara
Anonim, 2000a. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Epidemiologi
Di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru setiap 100.000 penduduk seiring peningkatan angka harapan hidup, sosial
ekonomi serta perubahan pola penyakit Tjindarbumi, 2000. Kasus baru kanker payudara pada wanita di Amerika Serikat tahun 2005 adalah 211.240 dengan
kematian 40.410, di Indonesia terdapat 114.649 penderita National Cancer Institute
, 2005. Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta pasien kanker payudara yang dirawat ada 252 orang pada tahun 2005. Pada tahun 2006 di Amerika Serikat,
kasus kanker payudara wanita saja menempati urutan pertama 32 dan penyebab kematian kedua setelah kanker paru Anonim, 2007.
3. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Faktor risiko yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya kanker payudara antara lain genetik,
faktor endokrin, dan faktor lingkungan. a.
Faktor Endokrin Faktor endokrin akan mempengaruhi insidensi pada kanker payudara,
diantaranya adalah total durasi lamanya menstruasi, early menarche menstruasi di umur dini, nulliparity wanita yang tidak memiliki anak dan melahirkan anak
pertama di umur 30 tahun akan meningkatkan risiko lama hidup pada perkembangan kanker payudara Dipiro, 2003.
b. Faktor Genetik
Sekitar 5-10 kanker payudara terjadi akibat adanya kelainan genetik yang diturunkan anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan risiko timbulnya
8
kanker tipe tertentu misalnya sindroma Li-Fraumeni, mutasi pada kromosom 1q, 3p, 13q, 17p menimbulkan kanker payudara pada umur lebih muda. Lebih dari 50-
85 wanita dengan mutasi gen BRCA-1 atau BRCA-2 akan terkena kanker payudara Anonim, 2003b.
c. Faktor Lingkungan
Makanan, nutrisi, dan terpapar senyawa radioaktif dapat memicu timbulnya kanker payudara Anonim, 2003b.
4. Patofisiologi
Identifikasi subtipe histopatologi kanker payudara penting karena ada hubungannya dengan aspek klinik yaitu prediksi metastasis, terapi dan prognosis.
a. Dasar klasifikasi subtipe histopatologi kanker payudara yang sering digunakan adalah WHO tahun 1981. Menurut WHO subtipe histopatologi kanker
payudara ada 2 macam yaitu : 1. carcinoma noninvasive
Carcinoma noninvasive artinya sel yang membahayakan mengikat
kelenjar lain pada lobus, dengan tidak ada bukti penetrasi pada sel tumor menyambung dengan dasar membran di sekitar 2 tipe pada struktur yang
dikelilingi jaringan fibrous. Umumnya kanker payudara adalah adenocarcinoma
yang berasal dari sel epitel pada pembuluh atau kelenjar. Ada dua bentuk pada carcinoma noninvasive yaitu ductal carcinoma insitu
dan lobular carcinoma insitu.
2. carcinoma invasif Carcinoma invasif
adalah sel yang rusaknya melewati dasar membran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
di sekeliling struktur payudara, dimana sel tersebut muncul dan menyebar di sekeliling jaringan. Ukuran carcinoma bermacam-macam, kurang dari
10mm dan kedalaman lebih dari 80mm, namun yang sering dijumpai yakni kedalaman 20-30mm. Secara klinis akan terlihat kuat dan jelas serta kulit
nampak bersisik dengan punting susu tertarik ke dalam Underwood, 2001. b. Anatomi payudara
Payudara manusia berbentuk kerucut tetapi sering kali berukuran tidak sama. Payudara memanjang dari tulang rusuk kedua atau ketiga sampai tulang
rusuk keenam atau ketujuh, dari tepi sentral ke garis aksilaris anterior. “Ekor” payudara memanjang sampai ke aksila dan cenderung lebih tebal ketimbang
daerah payudara lainnya. Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe
Guiliano, 2001.
Gambar 4.
Anatomi Payudara Anonim, 2000a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel I. Tingkat stadium kanker dan keparahan pada kasus kanker payudara
berdasarkan The American Joint Committe on Cancer tahun 1992.
Kelompok Stadium T
N M
Stadium O TIS
N0 M0
Stadium I T1
N0 M0
Stadium II A T0
N1 M0
T1 N1 M0 T2 N0 M0
Stadium II B T2
N1 M0
T3 N0
M0 Stadium III A
T0 N2
M0 T1 N2 M0
T2 N2 M0 T3 N1,
N2 M0 Stadium III B
T4 Tanpa N
M0 Tanpa
T N3
M0 Stadium IV
Tanpa T Tanpa N
M1
Tumor Utama T Keterangan
T0 Tidak ada tanda utama adanya tumor
TIS Carcinoma in situ
terbatas pada tempat asal T1 Tumor
≤ 2 cm T2
Tumor 2 cm tetapi ≤ 5 cm
T3 Tumor 5 cm
T4 Perluasan ke dinding dada, peradangan, luka dan
bernanah
Nodus Limfaticus N Keterangan
N0 Tidak ada benjolan
N1 Pertumbuhan dengan benjolan yang dapat
digerakkan pada sisi yang sama N2
Pertumbuhan dengan benjolan yang sulit digerakkan pada sisi yang sama
N3 Pertumbuhan benjolan pada sisi dalam kelenjar
susu
Jarak pertumbuhan M Keterangan
M0 Tidak ada pertumbuhan atau penyebaran ke organ
lain M1
Jarak pertumbuhan termasuk penyebaran pada sisi yang sama di atas klavula getah bening
11
5. Tanda dan Gejala Klinis
Berupa benjolan pada payudara, eksema punting susu atau pendarahan pada punting susu, tetapi umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri. Benjolan itu
mula-mula kecil, makin lama makin besar lalu melekat pada kulit dan menimbulkan perubahan kulit payudara atau punting susu.
Kulit atau punting susu akan tertarik ke dalam retraksi, berwarna merah kecoklatan sampai menjadi udema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk,
mengkerut dan timbul ulkus. Ulkus tersebut makin lama akan semakin membesar dan akhirnya akan menghancurkan seluruh payudara dengan bau yang busuk dan
menjadi mudah berdarah Anonim, 2000a.
6. Diagnosis
Secara umum diagnosis kanker payudara dibedakan menjadi 2 yaitu skrining dan diagnostik. Yang termasuk skrining antara lain :
a. pemeriksaan payudara sendiri SADARI yang dilakukan setahun sekali
setelah umur 20 tahun, b.
pemeriksaan payudara oleh dokter yang dimulai pada umur 20 tahun, setiap 3 tahun sekali pada umur 20-39 tahun dan setiap tahun sekali setelah umur 40
tahun, c.
mammografi skrining yang dilakukan pada pasien tanpa gejala untuk mendeteksi adanya kanker payudara yang samar Ramli, 2000.
Yang termasuk diagnostik Ramli, 2000 : a.
anamnesa meliputi tanda, gejala dan faktor risiko, b.
pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, dan tanda metastasis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Kemoterapi
Kemoterapi adalah obat yang sangat toksik terhadap sel kanker yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi diberikan dalam bentuk pil,
injeksi atau infus. Kemoterapi dapat diberikan sebelum atau sesudah terapi utama. Pemberian kemoterapi sebelum terapi utama disebut neoadjuvant kemoterapi
sedangkan sesudah terapi utama disebut adjuvant kemoterapi Anonim, 2007. Jangka waktu pemberian kemoterapi dilakukan selama 6 bulan.
Berdasarkan penelitian terdahulu dapat dipastikan bahwa pemberian kemoterapi kombinasi lebih efektif untuk mematikan sel kanker. Dalam pemberian
kemoterapi harus memperhitungkan kondisi pasien terlebih nilai hemoglobin pasien Anonim, 2002.
Tabel II. Pilihan Obat Tunggal, untuk kemoterapi kanker payudara Anonim,
2007.
Obat-obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk terapi kanker payudara
Brand Name Generic Name
Adriamycin Doxorubicin
Cytoxan Cyclophosphamide
Ellence Epirubicin
Gemzar Gemcitabine
Navelbine Vinorelbine
Taxol Paclitaxel
Taxotere Docetaxel
Xeloda Capecitabine
13
Tabel III. Pilihan Obat Kombinasi, kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant untuk
kanker payudara Anonim, 2007.
Pilihan Kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant
FACCAF FECCEF
fluorouracildoxorubicincyclophosphamid or cyclophosphamideepirubicinfluorouracil
AC doxorubicincyclophosphamide
dengan atau tidak dikombinasi dengan paclitaxel
EC epirubicincyclophosphamide
TAC docetaxeldoxorubicincyclophosphamide
diikuti pemberian filgrastim A
CMF doxorubicin
diikuti pemberian cyclophosphamidemethotrexatefluorouracil
E CMF
epirubicin diikuti pemberian
cyclophosphamidemethotrexatefluorouracil CMF
cyclophosphamidemethotrexatefluorouracil AC x 4
doxorubicincyclophosphamide berikutnya diikuti dengan paclitaxel 4 kali, setiap 2 minggu
ditambah pemberian filgrastim
A T
C doxorubicin
diikuti paclitaxel diikuti dengan cyclophosphamide
, setiap 2 minggu ditambah pemberian filgrastim
FEC T
flourouracilepirubicincyclophosphamide diikuti pemberian docetaxel
Kemoterapi kanker sifatnya tidak selektif, maka kemoterapi juga mengenai sel bukan sel kanker misalnya sumsum tulang myelosuppression,
saluran cerna, sistem reproduksi, folikel rambut, diare, konstipasi, dan secara berurutan dapat menyebabkan infeksi bakteri, fungi, dan virus Noorwati, 2003
dan Rugo, 2001. Myelosuppresion
yaitu penurunan kemampuan sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit akibat pemberian
kemoterapi Anonim, 2007. Selama mengalami myelosuppresion, risiko pasien terkena infeksi meningkat atau mengalami tanda-tanda anemia Weaver, 2002.
14
Kemoterapi ↓
Netropenia ↓
Demam Netropeni ↓
Komplikasi Infeksi Bakteremi
↓ Memperpanjang perawatan RS
↓ Meninggal
Gambar 5. Efek samping kemoterapi ringan sampai berat.
D. Netropenia
Netrofil adalah tipe sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh primer terhadap infeksi. Netropenia ialah penurunan jumlah sel netrofil dari
batas normal. Jumlah netrofil normal dalam darah sekitar 2500-6000 selml dan lama hidupnya sekitar 10-20 hari. Netropenia merupakan faktor predisposisi
terjadinya infeksi, risiko infeksi mulai meningkat jika jumlah netrofil 1000selml dan mencapai puncaknya bila mencapai
≤500 selml. Infeksi dengan jumlah netrofil
≤500 selml dan kenaikan suhu tubuh 38,5°C dinamakan demam netropenia.
Netropenia dan risiko infeksi akan membatasi dosis kemoterapi yang diberikan, bahkan mungkin menghentikan kemoterapi Finberg, 1998.
Faktor risiko netropenia selama kemoterapi tergantung pada : 1.
jenis dan dosis kemoterapi, 2.
pasien lanjut umur, 3.
pasien dengan status performance buruk, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. nutrisi pasien buruk,
5. adanya penyakit penyerta misalnya gangguan fungsi hati, ginjal, darah tinggi
atau infeksi Anonim, 2006a. Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi netropeniainfeksi selama
pasien menjalani kemoterapi ialah dengan pemberian antibiotika, transfusi leukosit dan penurunan atau penundaan siklus kemoterapi. Tetapi pilihan terapi
tersebut saat ini dihindari karena transfusi leukosit berisiko komplikasi transmisi infeksi, reaksi alergi dan toksisitas pulmonal, penurunan dosis atau penundaan
kemoterapi akan mengurangi hasil akhir kemoterapi Anonim, 2006a. Strategi terbaru adalah menggunakan sitokin faktor pertumbuhan sel
granulosit untuk profilaksis atau terapi netropenia akibat kemoterapi dikenal dengan nama Recombinant Human Granulocyte Colony Stimulating Factors
rHu-GCSFs atau filgastrim. Recombinant Human Granulocyte Colony Stimulating Factors
rHu-GCSFs merupakan protein non-glikosilat yang dihasilkan dari teknologi rekombinan gen bakteri Escherichia coli. Granulocyt
Colony Stimulating Factors G-CFSs berperan sebagai faktor pertumbuhan
hematopoiesis terhadap pertumbuhan dan proliferasi sel netrofil. Uji praklinik menunjukkan rHu-GCSF mampu meningkatkan aktivitas netrofil, memproduksi
netrofil sumsung tulang dan melepaskan ke peredaran darah tepi. Produksi netrofil akan meningkat 9,4 kali lipat Anonim, 2006a.
E. Tanda Infeksi
Komplikasi infeksi pada penderita kanker payudara dapat diketahui berdasarkan tanda-tanda berikut :