7,391.54 Perekonomian Daerah GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG BARAT

Barat. Namun pada tahun 2007 sudah sudah mencapai 78.446,16 ha atau sekitar 59,96 dari total keseluruhan Kabupaten Bandung Barat atau naik sekitar 10.174,27 ha. Kawasan terbangun di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2004 seluas 12.536,45 ha atau sekitar 9,58 dari luas Kabupaten Bandung Barat. Namun pada tahun 2007 sudah mencapai 25.812,82 ha atau sekitar 19,73 dari total keseluruhan Kabupaten Bandung Barat atau naik sekitar 13.276,372. Sedangkan untuk kawasan industri di Kabupaten Bandung Barat pada umumnya terjadi permintaan akan lahan. Permintaan akan perubahan fungsi lahan untuk kawasan industri pada umumnya terjadi pada Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Cipatat. Keseluruhan kawasan industri di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2007 berjumlah sebesar 2270,73 ha atau sebanyak 1,74 dari luas total Kabupaten Bandung Barat.

4.2.2 Sumber Daya Air

Kabupaten Bandung Barat memiliki ± 90 sungai dengan sungai utamanya adalah Sungai 1 Citarum, 2 Cimahi, 3 Cibeureum, 4 Citarum Hulu, dan 5 Cikarial yang melewati Kecamatan 1 Cipongkor, 2 Cililin, 3 Cihampelas, dan 4 Batujajar. Seluruh Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan Daerah Aliran Sungai DAS Citarum. Luas daerah tangkapan DAS Citarum ± 268.130 ha. Selain itu, di Kabupaten Bandung Barat seperti di Kecamatan Cikalongwetan, Cipatat, Batujajar, Gununghalu dan Rongga relatif kering dengan debit sungai rata-rata kurang dari 200 m 3 det. Sedangkan di wilayah lainnya debitnya lebih dari 200 m 3 det, antara lain kecamatan-kecamatan : • Cisarua 3 buah sungai, total debit + 418 m3det • Lembang 10 buah sungai, total debit +244 m3det Di Kabupaten Bandung Barat terdapat 2 danausitu alam dan 2 waduk, yaitu Situ Lembang dan Situ Ciburuy serta Waduk Saguling dan Cirata yang merupakan sumber tenaga listrik PLTA. Situ Ciburuy yang terdapat di Kecamatan Padalarang digunakan untuk irigasi dengan kapasitas penyimpanan sekitar 4 juta m 3 . Situ Lembang digunakan untuk irigasi dan terletak di bagian hulu DAS Cimahi, kapasitanya sebesar 3,7 m 3 dengan daerah tangkapan situ tersebut diperkirakan 6,3 km 3 . Waduk Saguling terletak di sungai Citarum yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu di Kecamatan Cililin, Batujajar, dan Cipongkor. Waduk tersebut digunakan untuk PLTA, irigasi dan penyediaan air minum. Kapasitas waduk direncanakan 1.000 juta m 3 . Waduk Cirata terletak ke arah hilir dari Waduk Saguling yang lokasinya berada di Kecamatan Cipeundeuy, volume direncanakan sekitar 2.000 juta m 3 , dengan ketinggian muka air + 220 mdpl. Menurut RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029, sumber air bawah tanah di Wilayah Kabupaten Bandung dibagi ke dalam beberapa zona, yaitu:

1. Zona kritis untuk pengambilan air tanah hanya diperuntukan untuk

keperluan air minum dan rumah tangga dengan pengambilan maksimum 100 m 3 per bulan. Penyebaran zona kritis pengambilan air tanah di Kabupaten Bandung Barat berada di Kecamatan Batujajar.

2. Zona rawan untuk pengambilan air tanah hanya diperuntukan bagi

keperluan air minum dan rumah tangga dengan debit maksimum 100 m 3 per bulan. zona rawan untuk pengambilan air tanah penyebarannya ada di Kecamatan Batujajar. Daerah resapan air tanah penyebarannya ada di Kecamatan Lembang dan Cisarua.

3. Daerah aman pengambilan air tanah, pengambilan baru diperbolehkan

dengan debit 170 m 3 per hari dengan jumlah sumur terbatas. Daerah aman untuk pengambilan air tanah penyebarannya ada di Kecamatan Cikalongwetan, Padalarang, Ngamprah, dan Parongpong.

4. Daerah resapan, tidak dikembangkan bagi peruntukan kecuali untuk air

minum dan rumah tangga dengan pengambilan maksimum 100 m 3 per bulan. Daerah resapan ini meliputi Kecamatan Lembang dan Cisarua.

5. Zona bukan cekungan air tanah, produktivitas aquifer rendah sehingga

kurang layak dikembangkan, kecuali aquifer dangkal di daerah lembah untuk keperluan air minum dan rumah tangga dengan pengambilan maksimal 100 m 3 per bulan per sumur zona bukan cekungan air tanah penyebarannya di Kecamatan Cipeundeuy, Cipatat, Cipongkor, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, dan Rongga. Setelah tahun 1970, penambahan jumlah sumur bor di wilayah Cekungan Bandung meningkat tajam sehingga debit air yang dieksploitasi juga meningkat. Penurunan muka air tanah statis yang cukup signifikan antara 3,0 mtahun hingga 18,80 mth terdapat di Kecamatan Padalarang, Ngamprah, dan Batujajar. Menurut air tanah dangkal di Cekungan Bandung sebesat 129 juta m 3 per tahun, sedangkan air yang meresap ke dalam tanah sebasar 369 juta m 3 per tahun. Ini berarti potensi air tanah dangkal masih bisa diandalkan. Namun muka air tanah dangkal ini setiap tahun mengalami penurunan yang perlu diwaspadai, yang menunjukan pengambilan air tanah dangkal yang tidak merata Tabel 11. Tabel 11 Muka Air Tanah di Daerah Padat Industri No. Kecamatan Muka Air Tanah Periode Juni – Juli 1997 m.bmt Perubahan Muka Air Tanah mtahun 1 Batujajar 2,50 – 11,98 -0.1 2 Padalarang dan Ngamprah 3,95 – 5,60 -0.17 Sumber : RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 Penurunan muka air tanah cukup signifikan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029, air yang meresap pada akifer tengah adalah sebesar 102,0 juta m 3 tahun, sedangkan air yang diambil melalui deep well sebesar 215,0 juta m 3 tahun, sehingga muka air tanah tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pengendalian dan pembatasan pemakaian air tanah tengah harus sudah dilaksanakan Tabel 12. Tabel 12 Muka Air Tanah Akuifer Tengah No. Wilayah Kecamatan Muka Air Tanah Perubahan Muka Air Tanah mtahun Kondisi Awal tahun Periode Juni – Juli 1997 1 Batujajar -13.27 1990 -46.72 – -77.96 -6.63 – -9.52 2 Padalarang dan Ngamparah +6.70 1921 -2.46 – -27.08 -1.76 – -6.31 3 Lembang -8 -19.80 – -42.30 -0.28 – -5.30 Sumber : RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 Kawasan resapan air di Kabupaten Bandung Barat tersebar di Kecamatan Parongpong, Cisarua dan Lembang. Berdasarkan hasil RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029, kondisi eksploitasi sumber daya air tanah berlebih di Kabupaten Bandung pada tahun 2000 dan 2006, beberapa kecamatan telah mengalami eksploitasi berlebihan di mana tingkat esploitasi air tanah telah melampaui daya dukung sumber daya air tanah. Dari data tersebut terlihat bahwa Kecamatan Batujajar dan Ngamprah adalah kecamatan yang eksploitasi air tanahnya berlebihan. Hal ini terjadi karena di kecamatan tersebut kegiatan industri banyak terdapat dan sebagian besar menggunakan air tanah dalam proses produksinya. Tabel 13 Kecamatan yang Mengalami Eksploitasi Sumber Daya Air Tanah No Kecamatan Eksploitasi Tahun 2000 Eksploitasi Tahun 2006 1 Padalarang + + 2 Batujajar - - 3 Cipatat + + 4 Ngamprah + - 5 Cililin + + 6 Sindangkerta + + 7 Cipongkor + + 8 Gununghalu + + 9 Cikalong Wetan + + 10 Cipeundeuy + + 11 Lembang + + 12 Cisarua + + 13 Parongpong + + Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029 Keterangan : - Tingkat eksploitasi air tanah telah melampaui daya dukung sumber daya air tanah atau telah terjadi eksploitasi berlebihan + Tingkat eksploitasi air tanah belum melampaui daya dukung sumber daya air tanah dan masih mampu mendukung kegiatan

4.3 Perekonomian Daerah

4.3.1 Ekonomi Makro

Kabupaten Bandung Barat merupakan suatu wilayah yang tidak terpisahkan dari wilayah yang lebih luas yang tentunya juga akan terkait dengan pembangunan ekonomi wilayah yang lebih luas tersebut. Sebagai bagian Provinsi Jawa Barat dan Metropolitan Bandung,

4.3.1.1 Ekonomi Kabupaten Bandung Barat dalam Lingkup Provinsi Jawa

Barat PDRB Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2006 sebesar Rp 6.062.007,04 juta atau sekitar 2,35 PDRB Provinsi Jawa Barat. Persentase ini relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten yang ada. Kabupaten bekasi adalah daerah yang mempunyai kontribusi tertinggi 17,22 terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat. Tentunya besar kecilnya PDRB sangat tergantung dari luas wilayah dan aktivitas ekonomi yang berlangsung. Tabel 14 Kontribusi PDRB Kabupaten Bandung Barat terhadap PDRB Jawa Barat Tahun 2006 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 No Wilayah PDRB Juta Rupiah Kontribusi 1 Kab Bogor 27.166.716,14 10,55 2 Kab Sukabumi 8.025.400,38 3,12 3 Kab Cianjur 7.668.758,79 2,98 4 Kab Bandung 15.996.752,74 6,21 5 Kab Bandung Barat 6.062.007,04 2,35 6 Kab Garut 9.749.337,80 3,79 7 Kab Tasikmalaya 5.131.902,14 1,99 8 Kab Ciamis 6.608.868,88 2,57 9 Kab Kuningan 3.929.205,71 1,53 10 Kab Cirebon 7.220.215,70 2,80 11 Kab Majalengka 4.175.794,59 1,62 12 Kab Sumedang 4.694.276,21 1,82 13 Kab Indramayu 13.241.604,37 5,14 14 Kab Subang 6.794.383,69 2,64 15 Kab Purwakarta 6.584.525,18 2,56 16 Kab Karawang 15.725.217,21 6,11 17 Kab Bekasi 44.358.433,46 17,22 18 Kota Bogor 4.402.803,61 1,71 19 Kota Sukabumi 2.129.548,61 0,83 20 Kota Bandung 23.043.103,77 8,95 21 Kota Cirebon 5.744.267,64 2,23 22 Kota Bekasi 13.073.244,18 5,08 23 Kota Depok 5.686.658,96 2,21 24 Kota Cimahi 5.367.983,87 2,08 25 Kota Tasikmalaya 3.718.498,28 1,44 26 Kota Banjar 1.236.466,17 0,48 Jumlah 257.535.975,14 100,00 Sumber: Jawa Barat dalam Angka, 2007

4.3.1.2 Ekonomi Kabupaten Bandung Barat dalam Lingkup Metropolitan

Bandung Metropolitan Bandung merupakan salah satu metropolitan utama di Indonesia. Kawasan ini ini meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi. Pada tahun 2006, Kabupaten Bandung Barat memberikan kontribuszsi terhadap perkembangan perekonomian Metropolitan Bandung sebesar 10,99 . Tabel 15 Kontribusi PDRB Kabupaten Bandung Barat Terhadap PDRB Metropolitan Bandung Tahun 2006 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 No Wilayah PDRB Juta Rupiah Kontibusi 1 Kota Bandung 23.043.103,77 41,77 2 Kota Cimahi 5.367.983,87 9,73 3 Kab Bandung 15.996.752,74 29,00 4 Kab Bandung Barat 6.062.007,04 10,99 5 Kab Sumedang 4.694.276,21 8,51 Jumlah 55.164.123,63 100,00 Sumber : Jawa Barat dalam Angka, 2007

4.3.1.3 Ekonomi Kabupaten Bandung Barat dalam Lingkup Internal

PDRB Kabupaten Bandung Barat tentunya dibentuk oleh sektor-sektor ekonomi yang ada. Dari 9 sembilan sektor yang ada, sektor industri pengolahan mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bandung Barat, yaitu sebesar Rp 5.110.400,64 juta atau 47,10 . Adapun sektor yang memiliki kontribusi terendah adalah pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar Rp 50.372,04 juta atau 0,46 . Dapat dikatakan secara kasar, jika melihat dari struktur PDRB-nya, Kabupaten Bandung Barat sangat tergantung secara ekonomi pada sektor industri pengolahan. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16 Struktur PDRB Kabupaten Bandung Barat Tahun 2006 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 No Sektor PDRB juta rupiah 1 Pertanian 1,176,470.08 10.84 2 Pertambangan dan Penggalian 50,372.04 0.46 3 Industri Pengolahan 5,110,400.64 47.10 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 750,971.05 6.92 5 BangunanKontruksi 248,035.52 2.29 6 Perdagangan, Hotel Restoran 1,965,591.51 18.12 7 Pengangkutan dan Komunikasi 706,213.57 6.51 8 Keuangan,Persewaan Jasa Perusahaan 285,361.53 2.63 9 Jasa – Jasa 555,600.37 5.12 PDRB 10,849,016.31 100 Sumber: BPS Kabupaten Bandung, 2007

4.3.1.4 Ekonomi per Kecamatan Kabupaten Bandung Barat

Masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung Barat memiliki karakteristik perekonomian yang berbeda-beda. Ada beberapa kecamatan yang sangat dominan mendorong perekonomian Kabupaten Bandung Barat ditandai dengan PDRB kecamatan yang relatif lebih besar; namun terdapat pula yang sangat lemah.. Untuk menlihat detail kontribusi PDRB per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Kontribusi PDRB Tiap Kecamatan Tahun 2006 Berdasarkan Atas Dasar Konstan Tahun 2000 No Kecamatan PDRB Juta Rupiah Kontribusi 1 Cililin 247.308,49 4,08 2 Cihampelas 235.185,16 3,88 3 Sindangkerta 178.292,02 2,94 4 Gununghalu 190.583,56 3,14 5 Rongga 116.950,23 1,93 6 Cipongkor 182.176,81 3,01 7 Batujajar 667.543,31 11,01 8 Lembang 640.123,45 10,56 9 Parongpong 286.573,75 4,73 10 Cisarua 253.999,30 4,19 11 Ngamprah 614.669,29 10,14 12 Padalarang 1.155.938,40 19,07 13 Cipatat 720.205,22 11,88 14 Cipeundeuy 190.291,01 3,14 15 Cikalongwetan 382.167,04 6,30 Jumlah 6.062.007,04 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Bandung, 2007 Dari Tabel 17 di atas dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Padalarang mempunyai kontribusi PDRB terbesar, yaitu Rp 1.155.938,40 juta atau 19,07 . Kecamatan lainnya yang mempunyai kontribusi relatif besar adalah: 1 Cipatat, 2 Batujajar, 3 Lembang, 4 Ngamprah. Adapun kecamatan yang mempunyai PDRB relatif rendah adalah: 1 Rongga, 2 Sindangkerta, 3 Cipongkor, 4 Gununghalu, 5 Cipeundeuy.

4.3.1.5 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Pada dasarnya PDRB per kapita atau lebih jamaknya digunakan istilah pendapatan per kapita adalah rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan setiap penduduk. Meskipun seringkali digunakan sebagai indikator kesejahteraan penduduk, namun komponen ini sebenarnya masih terlalu kasar untuk digunakan sebagai indikator riil kesejahteraan penduduk. Besarnya PDRB per kapita bervariasi di tiap kecamatan. PDRB per kapita berada di Kecamatan Padalarang, yaitu Rp 7.791.967,64 jiwa. Adapun kecamatan yang memilki PDRB per kapita paling rendah adalah Kecamatan Rongga, yaitu Rp 2.093.855,95 jiwa. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini. Tabel 18 PDRB Per Kapita Kabupaten Bandung Barat Tahun-2006 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 No Kecamatan PDRB Per Kapita RpJiwa 1 Cililin 2.916.648,86 2 Cihampelas 2.408.129,59 3 Sindangkerta 2.832.459,89 4 Gununghalu 2.631.351,96 5 Rongga 2.093.855,95 6 Cipongkor 2.217.341,89 7 Batujajar 6.254.856,55 8 Lembang 3.970.865,98 9 Parongpong 3.387.076,28 10 Cisarua 4.017.514,20 11 Ngamprah 4.617.615,65 12 Padalarang 7.791.967,64 13 Cipatat 6.127.424,49 14 Cipeundeuy 2.464.717,90 15 Cikalongwetan 3.511.790,05 Rata-Rata 4.161.651,37 Sumber: BPS Kabupaten Bandung, 2007, Diolah

4.3.2 Ekonomi Sektoral

4.3.2.1 Industri

Seperti telah dibahas pada sub-bab sebelumnya jika sektor industri merupakan sektor ekonomi yang dominan di Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan industri hanya memusat di beberapa kecamatan saja. Kawasan industri dan sentra industri hanya terdapat di Kecamatan Padalarang, adapun LIKPIK juga banyak terdapat di Kecamatan Padalarang. Jumlah industri besar dan sedang terbanyak berada di Kecamatan Padalarang. Beberapa jenis industri kecil yang paling banyak terdapat di Kabupaten Bandung Barat adalah anyaman 1.253 unit dan makanan 1.410 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini. Tabel 19 Pemusatan dan Jumlah Industri No Kecamatan Jumlah Industri unit Indu st ri B e sa r Ind u str i S e d a ng Industri Kecil Kulit K ayu L ogam A n yaman Ge r a b a h Ka in M a kanan L a innya 1 Cililin 0 0 0 4 0 589 0 0 219 0 2 Cihampelas 0 0 0 3 0 24 0 0 24 4 3 Sindangkerta 0 0 37 0 67 0 0 235 204 4 Gununghalu 1 0 1 64 0 79 0 0 87 4 5 Rongga 0 0 27 0 34 0 0 20 305 6 Cipongkor 0 0 35 0 201 0 0 391 0 7 Batujajar 48 9 0 3 0 1 0 0 16 10 8 Lembang 3 14 1 40 0 2 0 36 35 4 9 Parongpong 0 2 12 1 2 6 4 20 2 10 Cisarua 0 0 0 3 0 6 0 0 0 0 11 Ngamprah 10 10 0 6 0 38 0 15 133 5 12 Padalarang 108 59 1 5 2 7 5 5 33 0 13 Cipatat 4 10 1 26 1 1 10 0 2 14 Cipeundeuy 0 0 23 3 157 0 0 65 11 15 Cikalongwetan 2 3 23 8 45 0 0 130 17 Total 176 107 4 311 15 1253 21 60 1410 566 Sumber: PODES BPS Pusat, 2006

4.3.2.2 Perdagangan dan Jasa

Sarana perdagangan yang paling banyak terdapat di kabupaten ini adalah toko kelontong yang berjumlah 12.919 unit dan tersebar di setiap kecamatan. Toko kelontong banyak terdapat di Kecamatan Lembang dengan jumlah 1.871 unit. Sarana perdagangan dengan jumlah paling sedikit adalah pasar non permanen dengan jumlah 42 unit dan hanya tersebar di 9 sembilan kecamatan. Tabel 20 Jumlah Sarana Perdagangan No Kecamatan Pasar Non Swalayan Restoran Kedai Toko Permanen Makan Kelontong 1 Cililin 1 2 20 10 975 2 Cihampelas 3 16 5 1.001 3 Sindangkerta 4 5 18 961 4 Gununghalu 9 1 30 989 5 Rongga 8 1 100 290 6 Cipongkor 9 3 14 163 1.190 7 Batujajar 0 5 10 248 1.246 8 Lembang 6 19 68 280 1.871 9 Parongpong 0 8 25 82 690 10 Cisarua 0 2 11 375 1.244 11 Ngamprah 1 3 23 112 1.323 12 Padalarang 0 3 41 120 154 13 Cipatat 0 3 12 167 415 14 Cipeundeuy 0 2 26 368 412 15 Cikalongwetan 1 2 26 390 158 Jumlah 42 54 297 2.466 12.919 Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 PODES. 2006 Sarana jasa yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Bandung Barat adalah koperasi dengan jumlah keseluruhan 157 unit yang tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Sindangkerta dan Rongga merupakan kecamatan yang hanya memiliki 1 satu jenis sarana jasa yaitu koperasi. Tabel 21 Jumlah Sarana Jasa No Kecamatan Hotel Penginapan Bank Umum Koperasi BPR 1 Cililin 1 12 1 2 Cihampelas 0 1 3 3 Sindangkerta 20 4 Gununghalu 0 2 15 1 5 Rongga 0 5 6 Cipongkor 2 16 7 Batujajar 52 11 5 3 8 Lembang 13 20 7 15 4 9 Parongpong 0 1 1 9 1 10 Cisarua 0 1 1 16 11 Ngamprah 0 1 8 13 1 12 Padalarang 0 1 1 11 2 13 Cipatat 0 1 12 1 14 Cipeundeuy 0 1 4 1 15 Cikalongwetan 0 0 1 5 1 Jumlah 65 64 35 25 157 Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 PODES. 2006

4.3.2.3 Pertanian

Sektor pertanian akan dibagi dalam beberapa sub-sektor, yaitu: 1 tanaman pangan, 2 perkebunan, 3 peternakan, 4 perikanan, 5 kehutanan.

A. Tanaman Pangan Padi dan Palawija

Tanaman padi dan palawija ini terdiri dari padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kecang hijau, kacang tanah dan kacang merah. Komoditas padi merupakan komoditas produksi padi dan palawija yang paling besar di Kabupaten Bandung Barat yakni sekitar 197.339 ton. Sedangkan produksi komoditas kacang hijau merupakan komoditas yang paling kecil yaitu sebesar 51 ton. Tabel 22 Produksi Komoditas Padi dan Palawija No Jenis Tanaman Produksi ton 1 Padi Sawah 197.339 2 Padi Ladang 17.886 3 Jagung 24.708 4 Ubi Kayu 81.904 5 Ubi Jalar 11.827 6 Kacang Kedelai 1.137 7 Kacang Hijau 51 8 Kacang Tanah 1.243 9 Kacang Merah 11.827 Jumlah 347.922 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 Hortikultura Komoditas pada subsektor hortikultura terdiri dari 16 komoditas, yaitu bawang daun, bawang merah, bawang putih, kubis, tomat, cabe, kentang, sawi, kacang panjang, buncis, terung, ketimun, kangkung, bayam, labu siam dan wortel. Komoditas labu siam merupakan komoditas produksi hortikultura yang paling besar di Kabupaten Bandung Barat yakni sekitar 668.461 ton. Adapun komoditas bawang putih sama sekali tidak terdapat di Kabupaten Bandung Barat. Tabel 23 Produksi Komoditas Hortikultura No Jenis Komoditas Produksi ton 1 Bawang Daun 96.735 2 Bawang Merah 5.576 3 Bawang Putih 4 Kubis 245.441 5 Tomat 213.998 6 Cabe 144.422 7 Kentang 52.244 8 Sawi 116.383 9 Kacang Panjang 79.318 10 Buncis 166.036 11 Terung 25.476 12 Ketimun 120.988 13 Kangkung 7.528 14 Bayam 22.748 15 Labu Siam 668.461 16 Wortel 20.988 Jumlah 1.986.342 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 Buah-Buahan Sub-sektor buah-buahan terdiri dari 15 komoditas dengan buah pisang sebagai komoditas yang paling besar di Kabupaten Bandung Barat yakni sekitar 359.185 ton, sedangkan produksi komoditas buah manggis merupakan komoditas yang produksinya paling kecil di yakni sebesar 64 ton. Tabel 24 Produksi Komoditas Buah-Buahan No Jenis Komoditas Produksi ton 1 Pisang 359.185 2 Pepaya 3.630 3 Rambutan 23.273 4 Alpukat 51.125 5 Durian 7.837 6 Belimbing 1.383 7 Mangga 3.340 8 Jeruk 374 9 Nangka 20.609 10 Manggis 64 11 Nenas 19.166 12 Salak 2.502 13 Sawo 851 14 Sirsak 343 15 Sukun 397 Jumlah 494.079 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 Tanaman Hias Sub-sektor tanaman hias tediri dari 11 komoditas, yaitu anggrek, anthurium, gladiul, heliconia, krisan, mawar, melati, palem, sedap malam, gerbera, anyelir. Tanaman krisan mempunyai produksi terbanyak yaitu 801.800 tangkai. Tabel 25 Produksi Komoditas Tanaman Hias No Komoditas Produksi tangkai 1 Anggrek 22.752 2 Anthurium 187.900 3 Gladiul 8.838.000 4 Heliconia 124.500 5 Krisan 34.417.800 6 Mawar 7.961.700 7 Melati 2.000 8 Palem 13.650 9 Sedap Malam 6.314.875 10 Gerbera Hebras 4.117.520 11 Anyelir 1.133.450 Jumlah 63.134.147 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007 Tanaman Obat-Obatan Sub-sektor tanaman obat-obatan tediri dari 9 komoditas, yaitu jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, keji beling, kapulga, mengkudu. Tanaman lengkuas mempunyai produksi terbanyak yaitu 5.508.831 kg. Tabel 26 Produksi Komoditas Tanaman Obat-Obatan No Komoditas Produksi kg 1 Jahe 3,562,750 2 Lengkuas 5,508,831 3 Kencur 298,261 4 Kunyit 1,893,442 5 Lempuyang 70,101 6 Temu Lawak 74,434 7 Keji Beling 91 8 Kapulaga 480 9 Mengkudu 20,038 Jumlah 11,428,428 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007

B. Perkebunan

Komoditas sub-sektor perkebunan berjumlah 8 komoditas, yaitu karet, cacao, aren, kelapa, kopi, teh, cengkeh dan melinjo. Komoditas karet merupakan komoditas produksi perkebunan yang paling besar di Kabupaten Bandung Barat yakni sekitar 520.407,53 ton. Sedangkan produksi komoditas cengkeh merupakan komoditas yang produksinya paling kecil yakni sebesar 66,38 ton. Tabel 27 Produksi Komoditas Perkebunan No Jenis Komoditas Produksi ton 1 Karet 520.407,53 2 Cacao 374,63 3 Aren 124.850,00 4 Kelapa 797,40 5 Kopi 221,99 6 Teh 145,84 7 Cengkeh 66,38 8 Melinjo 60,39 Jumlah 646.924,16 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007

C. Peternakan

Komoditas sub-sektor peternakan terdiri dari 2 tipe ternak dengan 7 komoditas, yaitu ternak besar sapi, kerbau, kuda, domba dan kambing dan ternak kecil ayam dan itik. Komoditas ayam merupakan komoditas yang jumlahnya paling besar yakni sebesar 3.011.097 ekor. Sedangkan kerbau merupakan komoditas yang jumlahnya paling kecil yakni sebesar 2.764 ekor. Tabel 28 Produksi Komoditas Peternakan No Jenis Ternak Besar Kecil Jumlah ekor 1 Sapi 29.393 3 Kerbau 2.764 4 Kuda 2.754 5 Domba 325.202 6 Kambing 30.906 7 Ayam 3.011.097 8 Itik 83.157 Jumlah 3.485.273 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007

D. Perikanan

Menurut tempat pemeliharaannya, produksi ikan di Kabupaten Bandung Barat terdiri dari kolam air tenang, mina padi, kolam jaring apung, dan perairan umum. Produksi perikanan yang terbesar di Kabupaten Bandung Barat berasal dari kolam jaring apung yaitu sebesar yaitu sebesar 18.204 ton. Sedangkan produksi ikan mina padi menghasilkan ikan paling kecil yaitu sebesar 112 ton. Tabel 29 Produksi Komoditas Perikanan No Tempat Pemeliharaan Produksi ton 1 Kolam Air Tenang 464,0 2 Mina Padi 112,0 3 Kolam Jaring Apung 18.204,0 4 Perairan Umum 524,2 Jumlah 19.304,2 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007

E. Kehutanan

Penggunaan lahan kawasan hutan di Kabupaten Bandung sebesar kurang lebih 26 . Demikian juga dengan produksi hasil hutan berupa kayu pertukangan, kayu bakar dan getah pinus, rumput gajah. Tabel 30 Produksi Hasil Hutan No Komoditas Produksi Satuan 1 Getah Pinus 91.445 Kg 2 Rumput Gajah 1.981.075 Kg 3 Kayu Pertukangan 57.761.812 Batang 4 Hasil Hutan Lainnya 321.862.332 Batang Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2007

4.3.2.4 Wisata

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat banyak merupakan jenis wisata alam. Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat ini dibagi menjadi 3 tiga zona. yaitu: 1 Bandung Utara. 2 Bandung Selatan dan 3 Bandung barat. Kecamatan Lembang merupakan kecamatan dengan objek wisata terbanyak, yaitu 10 obyek wisata. Ada 3 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang tidak mempunyai obyek wisata sama sekali, yaitu Kecamatan Rongga, Cihampelas, dan Batujajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 31 berikut ini. Tabel 31 Objek Wisata Berdasarkan Zona Zona Lokasi Nama Objek Wisata Bandung Utara Kecamatan Lembang Gunung Tangkubanparahu Bumi Perkemahan Cikole Penangkapan Buaya Cikole Maribaya Yunghun Situ Lembang Jaya Giri Lintas Hutan-Lembang Situ Umar THR Juanda. Gua Jepang Wisata Ilmiah Observatarium Boscha Curug Omas Kecamaatn Cisarua Curug Panganten Curug Cimahi Kecamatan Parongpong Taman Bunga Cihideung Taman Wisata Berkuda Bandung Selatan Kecamatan Sindangkerta Gunung Padang Bandung Barat Kecamatan Padalarang Situ Ciburuy Kecamatan Cipatat Gua Pawon Gua Terusan air Sanghiang Tikoro Waduk Saguling Pemandian Air Panas Cisameng Curug Jawa Kecamatan Ngamprah Air Panas Cibaligo Kecamatan Cikalongwetan Bumi Perkemahan Sela Gombong Perkebunan Teh Panglejar Kecamatan Cipendeuy Waduk Cirata Kecamatan Cililin Bumi Perkemahan Curug Sawer Obyek wisata Situs Batu Payung Obyek wisata Situs Mundinglaya Kecamatan Gununghalu Curug Malela Kecamatan Cipongkor Tiga Walilulloh Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. 2006 Aksesibilitas menuju objek wisata bisa dilihat salah satunya dari jarak tempuh dari pusat kota Kota Bandung. Setiap objek wisata mempunyai jarak tempuhnya masing-masing dimana Taman Bunga Cihideung merupakan objek wisata terdekat dari Kota Bandung dan objek wisata yang berada di Kecamatan Cipeundeuy mempunyai jarak paling jauh. Jarak tempuh menuju obyek wisata ini tentunya bisa mempengaruhi orang untuk mengunjungi obyek wisata yang ada. Namun menurut data yang ada, obyek wisata Gunung Tangkuban Perahu mempunyai jumlah pengunjung terbanyak meski jaraknya relatif sangat jauh. Hal ini tentunya berkaitan dengan nilai historis, promosi, fasilitas, dan berbagai hal yang terkait lainnya sehingga membuat objek wisata menjadi menarik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 32 dan Tabel 33 berikut ini. Tabel 32 Nama dan Lokasi Objek Wisata No Kecamatan Jarak dari Pusat Kota Km Nama Objek Wisata 1 Lembang 30 Gunung Tangkuban Perahu 2 Lembang 41 Wana wisata Cikole 3 Lembang 45 Jaya giri lintas Hutan 4 Lembang 44 Situ Lembang 5 Lembang 26 Maribaya 5 Lembang 20 Teropong Bintang Boscha 6 Lembang 26 Curug Omas 7 Lembang 20 Yunghun 7 Cisarua 18 Curug Panganten 9 Parongpong 17 Taman Bunga Cihideng 10 Sindangkerta 37 Gunung Padang 11 Padalarang 22 Situ Ciburuy 12 Cipatat 28 Goa Pawon 13 Cipatat 28 Air Panas Cisameng 14 Cipatat 28 Saguling 15 Cipatat 28 Curug Bedil 16 Cipatat 45 Sanghilang Tikoro 17 Cipatat 48 Waduk Saguling 18 Ngamprah 20 Air Panas Cibaligo 19 Cikalong Wetan 38 Wana Wisata Sela Gombong 20 Cipeundeuy 49 Waduk Cirata 21 Cililin 30 Bumi Perkemahan Curug Sawer 22 Cikalong Wetan 36 Perkebunan The Panglejar 23 Gununghalu 45 Curug Malela 24 Cipongkor 42 Tigawalilullah 25 Cipeundeuy 49 Gunung Kuda Sumber : Dinas Pariwisata kabupaten Bandung Barat. 2006 Tabel 33 Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata No Nama ODTW Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Nusantara Total 1 Gunung Tangkuban Perahu 16.232 232.635 248.867 2 THR Juanda 39.654 4.361 44.015 3 Wana Wisata Cikole - 6.549 6.549 4 Wana Wisata Jayagiri 6.161 377 6.549 5 Situ Lembang 17.669 98 17.767 6 Taman Wisata Maribaya 91.492 11.669 103.161 7 Observatorium Boscha 15.056 158 15.214 8 Curug Omas 87.576 8.897 96.473 9 Wisata Bunga Cihideung - - - 10 Taman Yunghun - - - 11 Taman Wisata Oray Tapa 2.011 19 2.030 12 Taman Wisata Batu Kuda 2.076 3 2.079 13 Situ Ciburuy 100 12.343 12.443 14 Gua Pawon - - - 15 Arum Jeram Saguling - - - 16 Sanghiang Tikoro - - - 17 Waduk Saguling - - - 18 Waduk Cirata - - - 19 Wana Wisata Curug Sawer - - - Jumlah 287.027 277.109 555.147 Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

4.3.2.5 Pertambangan dan Penggalian

Di Kabupaten Bandung Barat, bahan batuan dan tanah, berlangsung di beberapa tempat. Di beberapa lokasi, batuan dimanfaatkan sebagai bahan batu gali seperti terdapat di daerah Cililin dan Lembang. Batuan di Batujajar pada umumnya berupa batuan beku lava intrusiv yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan galian. Khusus untuk perbukitan Rajamandala kaya akan batu gamping sebagai bahan baku industri kapur, marmer dan semen serta terdapat pula batu andesit, kaolin dan pasir kuarsa. Tabel 34 Pertambangan Umum No Kecamatan Jumlah Perusahaan Jenis Tambang Luas Areal Ha

A. Ekploitasi

1 Batujajar 10 Andesit 81,94 2 Cililin 5 Andesit 23,55 3 Cipatat 14 Marmer, Pasir, Kuarsa 118,97 4 Padalarang 10 Pasir, Kapur, Andesit 61,03 5 Cikalongwetan 1 Pasir 5,00

B. Eksplorasi

1. Cipatat 1 Pasir 1.573,20 Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

4.4 Sosial Kependudukan

Pada dasarnya, bahasan tentang sosial kependudukan dapat dibagi menjadi 2 dua hal utama, yaitu: i kependudukan, ii ketenagakerjaan.

4.4.1 Jumlah Penduduk

Pada tahun 2007, jumlah penduduk di Kabupaten Bandung Barat sebanyak 1.493.238 jiwa yang terdiri dari 758.670 laki-laki dan 734.568 perempuan. Kecamatan yang mempunyai paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Lembang dengan penduduk berjumlah 165.786 jiwa atau sebesar 11,10 jumlah penduduk Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Rongga, yaitu 57.471 jiwa atau 3,85 dari penduduk Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 35 . Tabel 35 Jumlah Penduduk No Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Distribusi L P Total 1 Cililin 45.067 41.293 86.360 5,78 2 Cihampelas 49.084 49.331 98.415 6,59 3 Sindangkerta 33.030 31.477 64.507 4,32 4 Gununghalu 37.607 36.685 74.292 4,98 5 Rongga 28.516 28.956 57.471 3,85 6 Cipongkor 41.415 42.814 84.229 5,64 7 Batujajar 55.450 54.001 109.451 7,33 8 Lembang 87.511 78.274 165.786 11,10 9 Parongpong 44.642 42.267 86.909 5,82 10 Cisarua 31.957 31.749 63.706 4,27 11 Ngamprah 68.070 68.530 136.600 9,15 12 Padalarang 78.842 72.894 151.736 10,16 13 Cipatat 60.895 59.387 120.282 8,06 14 Cipeundeuy 40.790 41.254 82.044 5,49 15 Cikalong Wetan 55.794 55.656 111.450 7,46 Jumlah 758.670 734.568 1.493.238 100 Sumber: Suseda Kabupaten Bandung Barat 2007 Distribusi penduduk yang relatif rendah pada umumnya terdapat di Kecamatan Cipatat, Cipeundeuy, Cikalongwetan, Rongga, Sindangkerta dan Gununghalu atau yang relatif bercirikan perdesaan.

4.4.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah rasio antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Dengan luas 130.577,4 ha dan jumlah penduduk sebesar 1.493.238 jiwa, kepadatan penduduk di Kabupaten Bandung Barat adalah 11 jiwaha pada tahun 2007. Banyak kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang mempunyai kepadatan di atas rata-rata, yaitu Kecamatan Cihampelas, Lembang, Parongpong, Ngamprah, Padalarang. Kecamatan Ngamprah sendiri mempunyai kepadatan tertinggi diantara lainnya, yaitu 37 jiwaha. Kecamatan Gununghalu adalah kecamatan dengan kepadatan terendah, yaitu 7 jiwaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 36 berikut ini. Tabel 36 Kepadatan Penduduk