RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013

mengedepankan kearifan lokal 3. Meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat berbasis potensi ekonomi lokal dan ramah lingkungan 4. Meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan 5. Reformasi birokrasi menuju aparatur yang bersih, berorientasi kepada pelayanan publik dan penggunaan anggaran yang pro publik 6. Mengokohkan ketahanan bangsa dan kualitas demokrasi dengan pendidikan politik yang menyertakan masyarakat dalam pembangunan politik 7. Mewujudkan pemerataan pembangunan melalui peningkatan peran masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya dan investasi

4.6.3.2 Skenario Pembangunan

Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013 dijelaskan skenario pembangunan yang relevan dengan konteks pengembangan wilayah penelitian ini khususnya berkaitan dengan pengembangan beberapa sektor ekonomi seperti: pertanian dan agribisnis, industri, perdagangan, pariwisata, KUKM. Pengembangan agribisnis di Provinsi Jawa Barat dimulai dengan penataan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi di setiap subsistem agribisnis. Dari segi sistem agribisnis yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: 1 penataan agribisnis yang ada, 2 perbaikan subsistem agribisbnis yang bermasalah, 3 revitalisasi agribisnis untuk pembangunan ekonomi, 4 mengubah proporsi peran agribisnis dalam struktur PDRB Provinsi Jawa Barat, dan 5 realokasi sumber daya, pendanaan, dan wilayah pertumbuhan agribisnis. Revitalisasi agribisnis dalam kerangka pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat terkait dengan koreksi, pemantapan, dan pengembangan, kebijakan yang telah dibuat. Koreksi dilakukan untuk menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem yang lebih luas, bukan hanya identik dengan sektor pertanian primer. Dengan menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem, konsekuensinya akan mengubah proporsi peran agribisnis dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat. Implikasi lebih lanjut dari reposisi ini adalah realokasi sumber daya ekonomi yang lebih berat ke pengembangan agribisnis. Aspek industri dan perdagangan, diarahkan untuk meningkatkan konsolidasi dan jejaring networking, melalui peningkatan peran sektor industri kecil dan menegah dalam struktur industri, peningkatan kemitraaan antarindustri, dan peningkatan tumbuhnya industri-industri andalan masa depan Jawa Barat sebagai kekuatan penggerak pertumbuhan ekonomi. Pada sektor perdagangan diarahkan untuk mengoptimalkan pasar dalam negeri, menata distribusi barang yang efektif dan efisien serta meningkatkan ekspor produk Jawa Barat . Pengembangan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan keunggulan daya tarik wisata melalui pengembangan produk wisata yang unik, tradisional dan mencerminkan jati diri masyarakat Jawa Barat yang berakar pada alam dan budaya, peningkatan kinerja objek dan daya tarik wisata yang berdaya saing serta pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pada tahap ini dilakukan juga peningkatan kualitas sarana dan prasarana pariwisata dengan standard internasional. Pembangunan KUKM dilakukan melalui melalui optimalisasi sumber daya produktif melalui peningkatan pemberdayaan KUKM yang sejalan dengan perkembangan dunia usaha untuk mengakselerasi upaya perwujudan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. KUKM diharapkan dapat menjadi andalan dalam penyediaan tenaga kerja di Jawa Barat. KUKM pada tahap ini diharapkan dapat unggul dalam persaingan dalam lingkup nasional. Pada aspek infrastruktur wilayah, diarahkan untuk penyempurnaan pranata dan melanjutkan pembangunan infrastruktur wilayah strategis yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya, memantapkan revitalisasi infrastruktur yang telah ada serta meningkatkan kerja sama antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur. Pada tahap ini akan ditandai dengan meningkatnya aksesibilitas untuk pergerakan orang, barang, dan jasa; meningkatnya ketersediaan air baku, konservasi sumber daya air, optimalisasi pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air dan pengamanan pantai, serta optimalisasi pengelolaan jaringan irigasi; meningkatnya ketersediaan energi terbarukan; meningkatnya cakupan pelayanan telekomunikasi; meningkatnya ketersediaan air bersih dan kualitas sanitasi lingkungan; serta meningkatnya ketersediaan rumah susun di perkotaan.

4.6.3.3 Kebijakan

Misi ke-3 Meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat berbasis potensi ekonomi lokal dan ramah lingkungan adalah misi yang sangat terkait dengan pengembangan wilayah penelitian. Di dalam misi ada beberapa kebijakan yang mendukung, yaitu: 1. Meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja di bidang agro industri dan bisnis kelautan 2. Mengembangkan infrastruktur pendukung agro industri dan bisnis kelautan 3. Menguatkan kelembagaan, pembiayaan, dan peluang pasar KUMKM 4. Merperluas Kesempatan Kerja di Bidang Agroindustri dan Bisnis Kelautan 5. Meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja di bidang agro industri dan bisnis kelautan 6. Meningkatkan produksi dan nilai tambah produk pertanian 7. Meningkatkan keunggulan daya tarik wisata melalui pengembangan produk wisata yang unik, tradisional dan mencerminkan jati diri masyarakat Jawa Barat 8. Meningkatkan akses dan distribusi perdagangan 9. Meningkatkan nilai tambah produk industri 10. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan 11. Peningkatan kapasitas produksi pangan beras, jagung, kedelai, ternak, dan ikan, distribusi, pengamanan ketersediaan dan cadangan pangan 12. Mengembangkan aneka usaha non kayu sekitar hutan 13. Menciptakan iklim usaha yang kondusif

4.6.4. RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029

4.6.4.1 Konsep Pendekatan Pengembangan Wilayah

Dalam pengembangan tata ruang Kabupaten Bandung Barat digunakan beberapa konsep pendekatan pengembangan wilayah sebagai berikut: 1. Konsep Pengembangan Agropolitan. Pengembangan kota pertanianagropolitan kecamatan di bagian utara dengan penekanan pada tanaman pangan dan perkebunan serta potensi untuk pengembangan budidaya perikanan ikan air tawar. 2. Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah. Saat ini terjadi ketimpangan pembangunan antara wilayah tengah dan selatan. 3. Pengembangan Wilayah Berbasis Pertanian 4. Keterpaduan Antar Moda Transportasi

4.6.4.2 Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut: 1. Mengembangan pusat primer untuk wilayah Kabupaten Bandung Barat Pusat Primer Ngamprah. 2. Membagi wilayah kabupaten menjadi 3 tiga Wilayah Pengembangan yaitu di WP Padalarang-Ngamprah, WP Cililin dan WP Lembang. 3. Mengembangkan sistem pusat Desa Pusat Pertumbuhan secara seimbang proporsional sesuai pembagian jenjang pelayanannya. 4. Penciptaan fungsi-fungsi baru di kawasan yang potensial untuk dikembangkan di sekitar kota Bandung Barat, yaitu pada pusat-pusat WP yang akan dikembangkan: Ngamprah-Padalarang sebagai pusat utama Kabupaten Bandung Barat yang didukung oleh kota hirarki yang lebih kecil. Pusat-pusat ini harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai, untuk mengalihkan pemusatan pergerakan ke kota inti. 5. Pengembangan sistem transportasi terutama diarahkan untuk menata fungsi dan struktur jaringan jalan yang sesuai dengan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder, pada pembentukan struktur jaringan jalan dengan pola ring-radial, sehingga pusat-pusat WP yang akan terbentuk saling dihubungkan dengan jaringan jalan tersebut.