32.91 55.78 34.16 Lembaga dan Keuangan Daerah

Lanjutan Tabel 39 No Lembaga Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat Jumlah Pegawai Jiwa Sekretariat 9 Seketariat Daerah 99 10 Sekretariat DPRD 25 11 Sekretariat KPU 13 Badan 12 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda 32 KantorLain-Lain 13 Kantor Lingkungan Hidup 22 14 Kantor Kesatuan Bangsa. Politik dan Perlindungan Masyarakat 11 15 Kantor Perpustakaan. Arsip dan Data Elektronik 16 16 Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa 14 17 Inspektorat 26 18 Satuan Polisi Pamong Praja 27 19 Kecamatan 15 319 Sumber: Badan Kepegawaian. Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bandung Barat 2008

4.5.2 Keuangan Daerah

4.5.2.1 Pendapatan

Pada dasarnya struktur keuangan Kabupaten Bandung Barat terdiri dari i pendapatan. ii belanja. dan iii pembiayaan daerah. Sumber penerimaan pendapatan daerah. terdiri atas: i Pendapatan Asli Daerah PAD yang terdiri dari: Pajak Daerah. Restribusi Daerah. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah; ii Dana Perimbangan yang meliputi: Dana Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak. Dana Alokasi Umum DAU. dan Dana Alokasi Khusus DAK; iii Lain-lain pendapatan daerah yang sah. meliputi: Hibah. Dana Darurat. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. serta Dana Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah lainnya. Secara keseluruhan. struktur pendapatan Kabupaten Bandung Barat masih banyak bergantung pada dana perimbangan. hal ini menyebabkan ketergantungan pada pusat terlalu besar. Tabel 40 Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah No Uraian Jumlah Rp 1 Pendapatan Asli Daerah 29.656.248.550 4,30 1.1 Pajak daerah 18.322.050.000 2,66 1.2 Retribusi daerah 9.195.108.550 1,33 1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 300.000.000 0,04 1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 1.839.090.000 0,27 Lanjutan Tabel 40 No Uraian Jumlah Rp 2 Dana Perimbangan 545.553.887.056 79,06 2.1 Dana bagi hasil pajakbagi hasil bukan pajak 55.068.337.056 7,98 2.2 Dana alokasi umum 486.211.550.000 70,46 2.3 Dana alokasi khusus 4.274.000.000 0,62 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 114.805.994.549 16,64 3.1 Hibah 5.997.103.500 0,87 3.2 Dana darurat 0,00 3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 39.873.400.000 5,78 3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 4.051.044.400 0,59 3.5 Bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya 64.884.446.649 9,40 Jumlah Pendapatan 690.016.130.155 100,00 Sumber: DP2AKD Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2008 Dari Tabel 40 di atas dapat dilihat bahwa dominasi sumber penerimaan APBD Kabupaten Bandung Barat. adalah dari Dana Alokasi Umum sebesar Rp 486.211.550.000.- 70,46 . Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Bandung Barat sendiri sejumlah Rp 29.656.248.550.- 4,30 . Tentunya hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kemandirian Kabupaten Bandung Barat khususnya dalam hal finansial.

4.5.2.2 Belanja

Secara umum. belanja daerah dapat dibagi menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Belanja langsung erat kaitannya dengan belanja rutin daerah termasuk belanja pegawai Rp 403.747.014.875 .- yang menyedot sebagian besar pos ini. Adapun belanja langsung erat kaitannya dengan pelaksanaan program dan proyek di setiap SKPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 41 Rincian Belanja Daerah No Uraian Jumlah Rp 1 Belanja Tidak Langsung 496.890.586.682 70,96 1.1 Belanja pegawai 403.747.014.875 57,66 1.2 Belanja bunga 0 0,00 1.3 Belanja subsidi 0,00 1.4 Belanja hibah 30.694.000.000 4,38 1.5 Belanja bantuan sosial 18.377.850.000 2,62 1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa 20.719.170.000 2,96 1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa 15.399.300.000 2,20 1.8 Belanja Tidak Terduga 7.953.251.807 1,14 Lanjutan Tabel 41 No Uraian Jumlah Rp 2 Belanja Langsung 203.320.400.800 29,04 2.1 Belanja pegawai 34.582.915.600 4,94 2.2 Belanja Barang dan Jasa 70.286.475.736 10,04 2.3 Belanja Modal 98.451.009.464 14,06 Belanja Daerah 700.210.987.482 100,00 Sumber: DP2AKD Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2008

4.6 Kebijakan

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung Barat tentunya harus melihat dari kebijakan yang ada khususnya yang berkaitan dengan perencanaan pengembangan wilayah, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan tata ruang. Kebijakan yang akan dipaparkan adalah: 1 Rencana Tata Ruang Jawa Bali, 2 RTRW Provinsi Jawa Barat 2005-2010, 3 RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013, 4 RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029, 5 RPJPD Kabupaten Bandung Barat 2005-2025, 6 RPJMD Kabupaten Bandung Barat 2008-2013. Dalam konteks regional, Kabupaten Bandung Barat bersama Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Bandung masuk dalam Metropolitan Bandung. Namun seringkali istilah Metropolitan Bandung juga disebut sebagai Bandung Raya. Untuk menyamakan definsi, dalam penelitian ini dipakai istilah Metropolitan Bandung. Metropolitan Bandung saat ini merupakan salah satu kawasan yang mempunyai peranan penting di tingkat regional Provinsi Jawa Barat dan nasional.

4.6.1 Rencana Tata Ruang RTR Jawa Bali

Dalam Rencana Tata Ruang RTR Jawa Bali, Metropolitan Bandung mempunyai fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN, dengan jenis pelayanan: 1 jasa pemerintahan, 2 pendidikan, 3 jasa perdagangan, 4 pariwisata, dan 6 industri. Khusus bagi kawasan perkotaan Metropolitan Bandung sebagai pusat pelayanan primer selain Jabodetabek, Gerbangkertosusila, dan Perkotaan Denpasar fokusnya adalah upaya pengendalian pengembangan secara fisik dengan memperhatikan daya dukung lingkungannya. Adapun pembangunan sistem jaringan jalur kereta api di Metropolitan Bandung dikembangkan dengan prioritas tinggi. Oleh karena itu, kereta api merupakan sarana transportasi strategis bagi pengembangan wilayah.

4.6.1.1 Pengelolaan Ruang

Ada beberapa hal penting menyangkut pengelolaan ruang di Metropolitan Bandung yang berkaitan dengan wilayah Kabupaten Bandung Barat, yaitu pengelolaan pada:

1. Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya dengan

mempertahankan keberadaan zona-zona resapan tinggi

2. Kawasan yang suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

meliputi CA Gunung Tangkuban Perahu 1.290 ha

3. Taman wisata alam dan taman buru meliputi TWA Tangkuban Perahu

370 ha

4. Kawasan rawan bencana lingkungan dengan mengendalikan

perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya dari bencana gerakan tanah atau longsor 5. Kawasan perkebunan dimana Metropolitan Bandung masuk di dalamnya 6. Kawasan pariwisata memantapkan kota pusat pelayanan wisata

7. Kawasan industri yang meliputi upaya untuk memanfaatkan industri

teknologi tinggi dan non polutif

8. Kawasan permukiman meliputi upaya untuk mengendalikan

pengembangan metropolitan

9. Kawasan andalan dimana Metropolitan Bandung termasuk di dalamnya 4.7.1.2

Strategi Pengembangan Metropolitan Bandung Ada beberapa strategi pengembangan Metropolitan Bandung yang terdapat dalam RTR Jawa Bali. Beberapa strategi kurang terkait dengan Kabupaten Bandung Barat; beberapa ada yang terkait. Strategi pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: