Lanjutan Tabel 39
No Lembaga Pemerintahan
Kabupaten Bandung Barat Jumlah Pegawai
Jiwa Sekretariat
9 Seketariat Daerah
99 10 Sekretariat
DPRD 25
11 Sekretariat KPU
13
Badan
12 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda
32
KantorLain-Lain
13 Kantor Lingkungan
Hidup 22
14 Kantor Kesatuan Bangsa. Politik dan Perlindungan Masyarakat
11 15
Kantor Perpustakaan. Arsip dan Data Elektronik 16
16 Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
14 17 Inspektorat
26 18
Satuan Polisi Pamong Praja 27
19 Kecamatan 15
319 Sumber: Badan Kepegawaian. Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bandung Barat 2008
4.5.2 Keuangan Daerah
4.5.2.1 Pendapatan
Pada dasarnya struktur keuangan Kabupaten Bandung Barat terdiri dari i pendapatan. ii belanja. dan iii pembiayaan daerah. Sumber penerimaan
pendapatan daerah. terdiri atas: i Pendapatan Asli Daerah PAD yang terdiri dari: Pajak Daerah. Restribusi Daerah. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan. dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah; ii Dana Perimbangan yang meliputi: Dana Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak.
Dana Alokasi Umum DAU. dan Dana Alokasi Khusus DAK; iii Lain-lain pendapatan daerah yang sah. meliputi: Hibah. Dana Darurat. Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. serta Dana Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah lainnya.
Secara keseluruhan. struktur pendapatan Kabupaten Bandung Barat masih banyak bergantung pada dana perimbangan. hal ini menyebabkan ketergantungan
pada pusat terlalu besar.
Tabel 40 Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
No Uraian Jumlah Rp
1 Pendapatan Asli Daerah 29.656.248.550
4,30
1.1 Pajak daerah 18.322.050.000
2,66 1.2 Retribusi daerah
9.195.108.550 1,33
1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 300.000.000
0,04 1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
1.839.090.000 0,27
Lanjutan Tabel 40
No Uraian Jumlah Rp
2 Dana Perimbangan 545.553.887.056
79,06
2.1 Dana bagi hasil pajakbagi hasil bukan pajak 55.068.337.056
7,98 2.2 Dana alokasi umum
486.211.550.000 70,46
2.3 Dana alokasi khusus 4.274.000.000
0,62
3 Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah 114.805.994.549
16,64
3.1 Hibah
5.997.103.500 0,87
3.2 Dana darurat 0,00
3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 39.873.400.000
5,78 3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus
4.051.044.400 0,59
3.5 Bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya 64.884.446.649
9,40
Jumlah Pendapatan 690.016.130.155
100,00
Sumber: DP2AKD Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2008
Dari Tabel 40 di atas dapat dilihat bahwa dominasi sumber penerimaan
APBD Kabupaten Bandung Barat. adalah dari Dana Alokasi Umum sebesar Rp 486.211.550.000.- 70,46 . Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten
Bandung Barat sendiri sejumlah Rp 29.656.248.550.- 4,30 . Tentunya hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kemandirian Kabupaten Bandung Barat
khususnya dalam hal finansial.
4.5.2.2 Belanja
Secara umum. belanja daerah dapat dibagi menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Belanja langsung erat kaitannya dengan belanja rutin daerah
termasuk belanja pegawai Rp 403.747.014.875
.-
yang menyedot sebagian besar pos ini. Adapun belanja langsung erat kaitannya dengan pelaksanaan program dan
proyek di setiap SKPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 41
Rincian Belanja Daerah
No Uraian Jumlah
Rp 1 Belanja Tidak Langsung
496.890.586.682 70,96
1.1 Belanja pegawai 403.747.014.875
57,66 1.2
Belanja bunga
0 0,00 1.3 Belanja subsidi
0,00 1.4
Belanja hibah
30.694.000.000 4,38 1.5 Belanja bantuan sosial
18.377.850.000 2,62
1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa 20.719.170.000
2,96 1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa
15.399.300.000 2,20
1.8 Belanja Tidak Terduga 7.953.251.807
1,14
Lanjutan Tabel 41
No Uraian Jumlah
Rp 2 Belanja Langsung
203.320.400.800 29,04
2.1 Belanja pegawai 34.582.915.600
4,94 2.2 Belanja Barang dan Jasa
70.286.475.736 10,04
2.3 Belanja Modal 98.451.009.464
14,06
Belanja Daerah 700.210.987.482 100,00
Sumber: DP2AKD Kabupaten Bandung Barat. Tahun 2008
4.6 Kebijakan
Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung Barat tentunya harus melihat dari kebijakan yang ada khususnya yang berkaitan dengan perencanaan
pengembangan wilayah, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan tata ruang. Kebijakan yang akan dipaparkan adalah: 1 Rencana Tata Ruang Jawa
Bali, 2 RTRW Provinsi Jawa Barat 2005-2010, 3 RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013, 4 RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029, 5 RPJPD
Kabupaten Bandung Barat 2005-2025, 6 RPJMD Kabupaten Bandung Barat 2008-2013.
Dalam konteks regional, Kabupaten Bandung Barat bersama Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Bandung masuk dalam Metropolitan Bandung.
Namun seringkali istilah Metropolitan Bandung juga disebut sebagai Bandung Raya. Untuk menyamakan definsi, dalam penelitian ini dipakai istilah
Metropolitan Bandung. Metropolitan Bandung saat ini merupakan salah satu kawasan yang mempunyai peranan penting di tingkat regional Provinsi Jawa
Barat dan nasional.
4.6.1 Rencana Tata Ruang RTR Jawa Bali
Dalam Rencana Tata Ruang RTR Jawa Bali, Metropolitan Bandung mempunyai fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN, dengan jenis
pelayanan: 1 jasa pemerintahan, 2 pendidikan, 3 jasa perdagangan, 4 pariwisata, dan 6 industri.
Khusus bagi kawasan perkotaan Metropolitan Bandung sebagai pusat pelayanan primer selain Jabodetabek, Gerbangkertosusila, dan Perkotaan
Denpasar fokusnya adalah upaya pengendalian pengembangan secara fisik dengan memperhatikan daya dukung lingkungannya.
Adapun pembangunan sistem jaringan jalur kereta api di Metropolitan Bandung dikembangkan dengan prioritas tinggi. Oleh karena itu, kereta api
merupakan sarana transportasi strategis bagi pengembangan wilayah.
4.6.1.1 Pengelolaan Ruang
Ada beberapa hal penting menyangkut pengelolaan ruang di Metropolitan Bandung yang berkaitan dengan wilayah Kabupaten Bandung Barat, yaitu
pengelolaan pada:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya dengan
mempertahankan keberadaan zona-zona resapan tinggi
2. Kawasan yang suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
meliputi CA Gunung Tangkuban Perahu 1.290 ha
3. Taman wisata alam dan taman buru meliputi TWA Tangkuban Perahu
370 ha
4. Kawasan rawan bencana lingkungan dengan mengendalikan
perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya dari bencana gerakan tanah atau longsor
5. Kawasan perkebunan dimana Metropolitan Bandung masuk di dalamnya 6. Kawasan pariwisata memantapkan kota pusat pelayanan wisata
7. Kawasan industri yang meliputi upaya untuk memanfaatkan industri
teknologi tinggi dan non polutif
8. Kawasan permukiman meliputi upaya untuk mengendalikan
pengembangan metropolitan
9. Kawasan andalan dimana Metropolitan Bandung termasuk di dalamnya 4.7.1.2
Strategi Pengembangan Metropolitan Bandung
Ada beberapa strategi pengembangan Metropolitan Bandung yang terdapat dalam RTR Jawa Bali. Beberapa strategi kurang terkait dengan Kabupaten
Bandung Barat; beberapa ada yang terkait. Strategi pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: