Sektor Unggulan dalam Perspektif Kabupaten Bandung Barat
ketergantungan. Penyusunan Tabel Input-Output Kabupaten Bandung Barat terdiri dari 31 sektor yang diturunkan dari Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat 86
sektor tahun 2003. Interaksi antara input antara dan permintaan antara menggambarkan
keterkaitan sektoral, input antara dengan permintaan akhir menggambarkan permintaan akhir terhadap input sektoral, input akhir dengan permintaan antara
menggambarkan nilai tambah masing-masing sektor faktor produksi, input akhir dengan permintaan akhir menggambarkan transfer nilai tambah. Gambaran umum
hasil analisis Input-Output ditampilkan dalam Tabel 46 dan Tabel 47 berikut. Tabel 46
Komponen Penyusunan Tabel Input-Output Rp juta Permintaan Antara
Permintaan Akhir Jumlah
Input Antara 5,345,159.15
6,413,527.43 11,758,686.59
Input Akhir 6,413,527.46
750,967.55 7,164,495.01
Jumlah 11,758,686.61 7,164,494.98
18,923,181.59
Sumber: Hasil Analisis, 2009
Tabel 47 Komponen Penyusunan Tabel Input-Output
Permintaan Antara Permintaan Akhir
Jumlah
Input Antara 28.25
33.89 62.14
Input Akhir 33.89
3.97 37.86
Jumlah 62.14 37.86
100.00
Sumber: Hasil Analisis, 2009
Dari Tabel 46
dan Tabel 47 di atas dijelaskan bahwa nilai total
permintaan output dan input di Kabupaten Bandung Barat adalah sebesar Rp 18,923 trilyun yang terdiri dari: 1 interaksi antara input antara dengan
permintaan antara sebesar Rp 5,345 trilyun 28,25 , 2 interaksi antara input antara dengan permintaan akhir sebesar Rp 6,413 trilyun 33,89 , 3 nteraksi
antara input akhir dengan permintaan antara sebesar Rp 5,345 trilyun 28,25 . Interaksi antara input akhir dengan permintaan akhir sebesar Rp 0,75 trilyun 3,97
. Besarnya permintaan antara dari input antara menggambarkan permintaan
yang terjadi antarsektor ekonomi. Secara umum komponen permintaan akhir seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap,
perubahan stok menggambarkan transaksi domestik; sedangkan ekspor menggambarkan kegiatan transasksi antarwilayah.
Permintaan akhir sebesar 33,89 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan antaranya 28,25 . Artinya adalah bahwa dari total output wilayah
yang dihasilkan, sebesar 28,25 yang dikembalikan dalam kegiatan produksi domestik. Semakin besar nilai persentase permintaan antara suatu wilayah maka
semakin besar keterkaitan ekonomi domestik; dengan demikian semakin kecil kemungkinan kebocoran wilayah yang terjadi. Hal ini merupakan salah satu
indikasi bahwa beberapa sub-wilayah di Kabupaten Bandung Barat cukup kompetitif.