keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebaga inya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti
fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat
wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga mencoba mutu jasanya melalui bukti fisik atau
penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik sebagai presentation.
3.1.3. Analisis Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Dalam memilih suatu alternatif diharapkan seoptimal mungkin
didasarkan pada fakta- fakta dan kemudian menyusunnya dalam sebuah kerangka yang logis sehingga mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan efektif.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, salah satunya adalah metode Proses Hirarki Analitik PHA.
Metode Proses Hirarki Analitik pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli Matematika dari University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada
awal tahun 1970-an. Proses Hirarki Analitik merupakan suatu metode pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak kriteria, baik
kuantitatif maupun kualitatif. Metode juga dapat mengubah kriteria kualitatif menjadi kriteria kuantitatif.
Proses Hirarki Analitik memberikan suatu kerangka. Kerangka ini memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan
kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan. Pada dasarnya, metode PHA ini memecah- mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya; menata bagian
atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki; memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; dan mensintesis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut. PHA juga menyediakan suatu struktur efektif untuk pengamb ilan keputusan secara berkelompok dengan memaksakan disiplin dalam proses
pemikiran kelompok. Kekuatan PHA juga terletak pada rancangannya yang bersifat holistik
yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif. PHA merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing- masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya.
Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia dibandingkan memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati
nurani Saaty, 1993. Dalam memecahkan persoalan dengan metode Proses Hirarki Analitik,
terdapat tiga prinsip dasar, yaitu : 1. Prinsip menyusun secara hirarki, yaitu memecah- mecah persoalan menjadi
elemen-elemen yang terpisah-pisah. 2. Prinsip menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen
menurut relatif pentingnya.
3. Prinsip konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang
logis.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional