20 kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan
promosi dan pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik. 3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan.
Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap
lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak. 4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang.
Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat
aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai pengge rak perekonomian rakyat.
5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata. Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa
adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu
pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata. 6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata.
Di Indonesia, pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.
2. 3. Penelitian Terdahulu
Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
21
Tabel 5 . Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Skripsi Alat
Analisis Tahun
1 Tri Muchdi
Harsono Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Jumlah Pembelian Anggrek, Studi Kasus di
Taman Anggrek Ragunan Regresi
berganda 2002
2 Margianiati
Diah Utami Analisis Pengambilan Keputusan
Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung
Mirwan Analisis
tabulasi PHA Proses
Hirarki Analitik
2004
3 Sunaryo
Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kepuasan
Pengunjung Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor,
Jawa Barat IPA
Important Performance
Analysis 2005
3 Luther
Masang Strategi Pengembangan Agrowisata
Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor
Matriks IFE, EFE, dan
SWOT 2006
4 Hafnansyah
Harahap Analisis Prioritas Strategi Bauran
Pemasaran pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor
Analisis tabulasi
PHA Proses Hirarki
Analitik 2006
Harsono 2002 dalam penelitiannya menyatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan TAR ternyata
kurang efektif dalam menumbuhkan kesadaran konsumen anggrek. Penyebabnya karena sedikitnya promosi serta kekurangjelasan penggambaran TAR dalam
promosinya. Sedangkan PEMDA DKI Jakarta yang juga bertanggung jawab terhadap pengembangan TAR, seringkali mempromosikan TAR tidak secara
khusus namun digabung dengan promosi pengembangan wilayah Ragunan-Pasar
22 Minggu sebagai pusat wisata alam di DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak manajemen TAR, khususnya promosi belum berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan
konsumen. Berdasarkan hasil analisis Utami 2004 di PT. Saung Mirwan dapat
diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran
meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing perusahaan. Dari hasil analisis dengan PHA juga dapat
ditarik kesimpulan bahwa PT. Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama
produk bunga potong adalah harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang tidak menyimpang dari ketetapan ASBINDO.
Sunaryo 2005 dalam penelitiannya di Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran sebuah
agrowisata atau wisata agro diperlukan tujuh elemen bauran pemasaran yang saling mendukung. Ketujuh elemen tersebut adalah produk, harga, tempat,
promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Berdasarkan hasil penelitiannya strategi- strategi yang sebaiknya dilaksanakan oleh Perkebunan Teh Gunung Mas adalah
membuat paket wisata produk, penetapan harga yang bervariasi dan adanya potongan harga harga, memperhatikan kebersihan dan keamanan lokasi
agrowisata tempat, memanfaatkan public relation dengan baik promosi, pelayanan yang baik orang, kekonsistenan perusahaan dalam pengembangan
23 agrowisata proses, dan perawatan terhadap seluruh fasilitas yang ada bukti
fisik. Masang 2006
dalam penelitiannya yang berjudul Strategi
Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor, menyimpulkan terdapat empat alternatif dalam strategi pengembangkan
agrowisata, yaitu 1 menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumber daya yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta
menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, 2 memanfaatkan kualitas produk, citra yang baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik
dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman
pendatang baru, adanya produk substitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri, 3 meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi, 4 meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktifitas
karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang
akan menjadi saingan dalam usahanya. Berdasarkan hasil penelitian Harahap 2006, PT. Taman Safari Indonesia
PT. TSI sebagai tempat wisata lebih memprioritaskan tujuannya untuk meningkatkan penjualan tiket. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan jangka pendek dan menutupi biaya operasional yang cukup tinggi. Perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket
dengan lebih menerapkan strategi promosi melalui penerapan diskon. Promosi
24 dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah
keuntungan. Dari beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam
pengembangan sebuah objek wisata khususnya agrowisata harus memperhatikan tujuh strategi bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang,
proses, dan bukti fisik. Pada penerapan ketujuh bauran pemasaran tersebut, terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan.
Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan di agrowisata Taman Anggrek Ragunan dan
lebih memfokuskan pada prioritas strategi pemasaran agrowisata. Selama ini banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang bagaimana pengembangan
sebuah agrowisata dan respon pengunjung terhadap agrowisata yang dikunjungi. Namun, penelitian tentang prioritas strategi pemasaran pada agrowisata belum
banyak yang meneliti. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik PHA untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang akan
diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran
Menurut Cateora dan Graham 2005, pemasaran adalah aktifitas bisnis yang meliputi perencanaan produk, harga, promosi, dan distribusi produk atau jasa
dari perusahaan kepada konsumen. Sedangkan Kotler 2005 menyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dan dapat dilayani, menentukan
berbagai produk, jasa dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan.
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa proses pemasaran berawal dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang
dihasilkan berada ditangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus
dan persepsi konsumen terhadap perusahaaan menjadi baik. Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan
atau calo n pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengindentifikasi kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan
produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya berorientasi untuk melayani dan
memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain Swastha dan Sukotjo, 2000.