Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematik

2. Mendengarlistening, adalah aktivitas mendengar saat guru ataupun siswa lain sedang berbicara. Mendengar adalah aspek penting dalam suatu diskusi. Siswa tidak akan berkomentar dengan baik apabila tidak mampu mengambil intisari dari suatu diskusi. Mendengar secara hati-hati terhadap pertanyaan teman dalam suatu kelompok juga dapat membantu siswa mengkonstruksi lebih lengkap pengetahuan matematika dan mengatur strategi jawaban yang lebih efektif. 3. Membaca Reading, adalah aktivitas membaca teks secara aktif dan mengelaborasi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disusun, kemudian membuat catatan-catatan kecil. 4. Diskusi Discussing, adalah aktivitas siswa mengkomunikasikan, membaca, melalui diskusi dan saling interaksi dalam grup sehingga terbina suasana ketergantungan antara grup untuk mencapai pemahaman bersama. 5. Menulis Writting, adalah kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan mereflesikan pikiran. 25 Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematik mengandung arti kemampuan siswa dalam matematika yang meliputi penggunaan keahlian membaca, menyimak, menelaah, mengevaluasikan ide, simbol, istilah, serta informasi matematika.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematik

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik antara lain: 26 1. Pengetahuan prasyarat Prior Knowledge Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya. Namun kemampuan awal tidak dapat dijadikan standar untuk 25 Gusni Satriawati, Algoritma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Jakarta: Center for Mathematics education DevelopmentecMED, 2006, Vol. 1. No. 1 ISSN: 1907- 7882, h. 109 26 Gusni Satriawati, Algoritma: Jurnal Matematika,.., hal. 111 meramalkan kemampuan komunikasi matematik siswa lisan maupun tulisan. Ada siswa yang kurang mampu dalam komunikasi tulisan, tetapi lancar dalam komunikasi lisan, dan sebaliknya ada siswa yang kurang mampu dalam komunikasi tulisan, akan tetapi tidak mampu memberi penjelasan maksud dari tulisannya. 2. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis Pemahaman siswa dan pengkaitan pemikiran pembelajaran sebelum dengan yang akan dipelajari dapat dilihat dari kemampuan membaca, diskusi dan menulis. 3. Pemahaman matematik Pemahaman matematik merupakan kemampuan siswa untuk menjelaskan sesuatu situasi dan suatu tindakan matematik. Menurut Nana Sudjana untuk memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih bersifat multi arah dapat ditetapkan model pembelajaran melalui diskusi dan simulasi kelompok kecil. 27 Komunikasi dapat membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika baru ketika mereka menggambar, memberikan laporan dan penjelasan verbal. Juga ketika menggunakan diagram, menulis dan menggunakan simbol matematika. Kesalahpahaman bisa diidentifikasi dan ditunjukkan. Keuntungan lainnya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa mereka berbagi tanggung jawab dengan guru atas pembelajaran yang muncul dalam pelajaran tertentu. 28 Komunikasi matematika siswa berkembang melalui latihan berdiskusi didepan kelas, menulis soal cerita dalam bentuk simbol, dan mengekspresikan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang diubah lebih sederhana ke bentuk angka atau simbol. Merujuk dari uraian diatas, yang dimaksud kemampuan komunikasi matematik siswa dalam penelitian ini hanya diteliti dari aspek: 27 Pupuh Fathurrohmah, dkk, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, hal. 39 28 Diane Ronis. Pengajaran Matematika Sesuai dengan Keeja Otak,Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2009, hal. 118 1. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, kongkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengar, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, menyusun argument dan generalisasi. 2. Drawing, yaitu mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram kedalam ide-ide matematika. 3. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematika.

C. Strategi Pembelajaran Aktif dengan Metode Pengajaran Terbimbing 1. Pengertian Pembelajaran Aktif

Secara umum menurut Syaiful BD Aswan Z, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. 29 Menurut Slameto Strategi adalah suatu rencana tentang pendaya gunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektvitas dan efisiensi pengajaran. 30 Strategi terkait dengan pembelajaran matematika adalah siasat atau kiat yang sengaja dirancang oleh guru. 31 Dick dan Carey mengatakan, strategi pembelajaran adalah semua komponen materi paket pengajaran dan prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa Strategi adalah sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu tujuan belajar dan mengetahui sejauh 29 Syaiful Bahri Djamarah Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, … , hal. 5 30 Yatim Riyanto, M. Pd, Paradigma Baru Pembelajaran, …, hal. 131 31 Erman Suherman, DKK. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: UPI, 2003, hal. 5 mana siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemamfaatan sebagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran digunakan metode, dalam desain pembelajaran metode sangat penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya didalam kelas. Adapun strategi pembelajaran aktif, pembelajaran aktif mengacu kepada bagaimana memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda. Jadi pembelajaran aktif sebenarnya mengakomodasi perbedaan yang ada diantara individu peserta didik. Menurut Meyers Jones, Belajar aktif meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi yang penuh makna, mendengar, menulis, membaca dan mereflesikan materi, gagasan, isu dan materi akademik. Paulson Faust, mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana merupakan segala sesuatu yang dilakukan peserta didik selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari guru. Sementara itu Fink berpendapat bahwa pembelajaran aktif merupakan cara yang paling baik untuk memberdayakan peserta didik dengan mengembangkan seluruh potensi peserta didik dengan mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga mampu belajar. 32 Disisi lain menurut Hisyam Zaini ,dkk Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran aktif active learning adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara strategi secara aktif. 33 Ketika belajar secara pasif peserta didik mengalami proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan dan tanpa daya tarik dan ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu, dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk 32 Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran,…, hal.12-9 33 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pusaka Insan Madani, 2008, hal. xvi melakukan pekerjaan. 34 Jika peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktikan, maka mereka akan lebih banyak mengingat dan terjadi kegiatan pembelajaran aktif sehingga peserta didik memberi perhatian dan menikmati sesi pembelajaran. Cara belajar dengan mendengar saja akan cepat lupa dan melihat akan ingat sedikit, jika pembelajaran dilakukan dengan mendengar, melihat, diskusi dengan siswa lain akan terjadi pertukaran informasi secara aktif dengan menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan materi yang mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada di kehidupan sehari-hari. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat infomasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Faktor kelemahan otak manusia untuk menyimpan informasi baru cepat dilupakan, sebagai mana terdapat dalam konsep belajar aktif menurut Confusius filosof kenamaan dari cina, mengatakan: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya paham. Pernyataan Confusius mengarah kepada pentingnya pembelajaran aktif dan sekaligus menjawab problematika yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan materi pelajaran siswa. Mel Siberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confisius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif, What I hear, I forget What I hear and see, I remember a little What I hear and see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear and see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill What I teach to another, I master. 34 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajar..., hal. Xii-6 Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikan ingatan dari 14 ke 38. Dengan penambahan visual pada pembelajaran akan menghasilkan kesan yang kuat dalam diri siswa sehingga akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran auditori saja. Pembelajaran aktif berorientasi pada siswa, pada proses pembelajaran berlangsung siswa melakukan aktifitas belajarnya dengan leluasa bergerak didalam kelas, melakukan diskusi dengan siswa lain dan menpresentasikan materi yang mereka pahami. Strategi pembelajaran aktif dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas penuh, pembelajaran dengan metode ceramah pun bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan berbagai teknik. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswaanak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Karakteristik pembelajaran yang aktif menurut Junaedi, dkk, diantaranya: 1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh guru. Guru memberikan kesempatan kepada pelajar untuk mempresentasikan dan mendiskusikan dengan temannya tentang pokok bahasan. 2. Atmosfer pembelajaran mendukungkondusif mengembangkan keterbukaan terhadap semua gagasan peserta didik. Guru menerima semua gagasan yang datang dari pelajar dan menjelaskan materi sehingga pelajar paham dan mengelompokan kembali gagasan yang sesuai dengan materi pelajaran. 3. Peserta didik tidak hanya mendengar ceramah secara pasif melainkan mengerjakan berbagai hal membaca, melihat, mendengar, melakukan eksperimen dan berdiskusi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 4. Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooferatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antar anggota kelompok. Pelajar dibagi dalam beberapa kelompok, ditetapkan aturan-aturan yang harus ikuti dan tugas diselesaikan oleh kelompok agar adanya keterlibatan setiap anggota kelompok. 5. Peserta didik dirangsang untuk menggunakan menggunakan kemampuan berpikir kritis, analitis dan evaluatif. 6. Peserta didik terlibat dengan pemamfaatan berbagai sumber belajar baik didalam maupun diluar kelas. Pelajar memanfaatkan internet dan sumber penerbit buku lain. 7. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil pembelajaran. 35 Sedangkan menurut Curiculum Guiding Comitte of the Winsconsin Cooperative Educational Planning Program ada beberapa klasifikasi kegiatan belajar yang dapat atau seharusnya dilakukan oleh siswa adalah 1. Kegiatan Penyelidikan: membaca, berwawancara, mendengarkan radio, menonton film. 2. Kegiatan Penyajian: laporan, panel and round table discussion, membuat grafik dan chart. 3. Kegiatan latihan mekanis: digunakan bila kelompok menemui kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan. 4. Kegiatan apresiasi: mendengar musik, membaca dan menyaksikan gambar. 5. Kegiatan observasi dan mendengarkan: membentuk alat-alat dari murid sebagai alat bantu belajar. 6. Kegiatan ekspresi kreatif: pekerjaan tangan, menggambar, menulis, bercerita, bermain. 7. Bekerja dalam kelompok: latihan dalam tata kerja demokratis, pembagian kerja antara kelompok dalam melakukan rencana. 8. Percobaan: belajar melakukan cara-cara mengerjakan sesuatu dengan menghubungkan pengetahuan awal siswa miliki. 9. Kegiatan mengorganisasi dan menilai: menyeleksi, mengatur, dan menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh siswa lain. 36 35 Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran…, hal. 12-24 Beberapa alasan perlunya menerapkan pembelajaran yang aktif, peserta didik mempunyai banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktekan dan mendiskusikan materi pelajaran maka siswa akan banyak mengingatnya. Dapat mencegah terjadinya sesi yang monoton sehingga peserta akan lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati sesi pembelajaran yang akan mengintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan baik yang lama ataupun yang baru. Pembelajaran aktif menstimulus peserta didik dengan ketrampilan berpikir tingkat tinggi dari semua kegiatan-kegiatan mandiri yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam berbagai kegiatan. Peserta didik akan lebih mampu untuk mengulang langkah-langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri. Dalam menyelesaikan berbagai kegiatan diperlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerjasama yang tinggi yang mendorong interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dan guru yang menciptakan keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat. Jerome Bruner berpendapat bahwa “Di mana dibutuhkan tindakan bersama, dan di mana resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuan, di situlah terdapat proses yang membawa individu ke dalam pembelajaran, membimbingnya untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam pembentukan kelompok”. 37 Dengan demikian pembelajaran aktif dapat diimplementasikan dengan memperhatikan beberapa prinsip:  Memperluas ragam pengalaman belajar peserta didik.  Memanfaatkan kelebihan interaksi antara peserta didik dengan orang lain maupun dengan sumber belajar yang lain.  Memberi peluang berlangsungnya dialog dan pengalaman langsung. 36 Oemar Hamalik. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003, hal. 20-21 37 Mel Siberman, Active Learning,…,Hal. 30 Kelebihan pembelajaran aktif adalah meningkatkan keterampilan peserta didik diantaranya keterampilan berfikir, keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan komunikasi. Kelebihan lainnya adalah gaya cara belajar siswa yang berbeda-beda, ada siswa yang lebih senang dengan membaca, ada yang senang dengan percobaan-percobaan praktek, dan ada yang senang diskusi. Perbedaan ini lah yang harus digaris bawahi oleh guru, sebisa mungkin mendapat perhatian. Kesenangan belajar siswa sedikitnya dapat diakomodir dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran aktif yang beragam.

2. Sepuluh Strategi untuk Membentuk Kelompok Kecil