Tujuan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat

hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian di samping menjadi objek, masyarakat juga menjadi subjek dan pelaku pembangunan. Secara umum ada tiga strategi dalam pemberdayaan masyarakat menurut Edi Suharto, yaitu: 26 a. Aras Mikro Model disini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas. Pemberdayaan pada model ini dilakukan secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih dan membimbing masyarakat dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. b. Aras Mezzo Pemberdayaan dengan strategi ini dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Tujuan strategi ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap masyarakat agar memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Teknik yang dilakukan adalah dengan diberikan pendidikan dan pelatihan serta dinamika kelompok. c. Aras Makro Pendekatan ini disebut sebagai strategi sistem besar large sistem strategi, karena sasaran perubahannya diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Melalui perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, serta pengorganisasian masyarakat adalah beberapa strategi dalam 26 Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 66. pendekatan ini. Startegi ini memandang masyarakat sebagai orang yang memiliki dan memahami situasi-situasi keadaaan mereka. Dari ketiga strategi tersebut, strategi yang digunakan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” dalam melakukan pemberdayaan anak jalanan yaitu aras mikro dan aras mezzo. Aras mikro disini dilakukan sebelum anak memasuki pendidikan, yaitu Bimbingan Sosial. Dilakukan oleh pendamping dengan metode ceramah, classic, simulasi, atapun mentoring baik kepada anak maupun keluarga. Bimbingan sosial merupakan salah satu kegiatan yang diberikan dalam bentuk pendampingan secara intensif dengan menekankan pada aspek perubahan sikap dan norma susila pada anak. hal ini meliputi beberapa aspek yaitu pertama, psikologis dengan melalui menekankan pada perubahan pada jiwa anak. Kedua, mental spiritual yaitu dengan menghadirkan pemahaman tentang nilai-nilai spiritual keislaman dan mental positif dengan memberikan motivasi untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup. Ketiga, Fisik yaitu memberikan pelayanan akan kebutuhan nutrisi dan makan sehari-hari anak sebagai salah satu metode daya tarik agar anak tetap beraktifitas di Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” dengan memberikan pelayanan pemenuhan hak gizi anak berupa penyediaan kebutuhan nutrisi perharinya. Kemudian dalam aras mezzo ini dengan memberikan program remedial dan bridging course. Yang dibutuhkan untuk program remedial yaitu identifikasi nilai ketuntasan minimal anak melalui nilai rapor maupun ulangan harianakhir yan di lakukan oleh pendamping melalui wawancara singkat. Sedangkan untuk bridging course para pendamping diharapkan mengembangkan pre-post test untuk mengidentifikasi kebutuhan dan bakat anak yang dilakukan melalui observasi dan