Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan 1.

mengungkapkan masalah, kemampuan dan sumber yang ada yang berkaitan dengan relasi sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan yang kedua assesmen minat dan bakat untuk mengungkapkan bakat dan minat anak akan sesuatu hal yang diminati. Hal ini dijadikan salah satu acuan pengarahan pada bimbingan keterampilan, sekolah formal ataupun paket. 3. Rencana Intervensi Dalam tahapan ini dilakukan setelah assesmen menyeluruh pada anak- anak. Tujuan dari rencana intervensi ini yaitu untuk menentukan arah pemberdayaan yang tepat bagi klien. Sehingga nantinya tidak salah sasaran dan tujuan dapat tercapai. b. Tahapan Pendampingan Dalam tahapan pendampingan ini membantu anak dengan memberikan motivasi sampai anak mau dan mampu mengakses ke satuan pendidikan formal dan non formal yang ada di masyarakat setelah proses penjangkauan dilakukan sehingga anak dapat berkumpul dengan keluarga. 1. Tahap Bimbingan Dalam tahap bimbingan dilakukan melalui media konseling, terapi kelompok, nasihat, pemberian saran yang bertujuan untuk mendorong anak dan keluarga agar bersedia untuk mengikuti proses belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, clasic, simulasi, ataupun mentoring baik kepada anak maupun keluarga. 2. Tahap Layanan Dukungan Tahapan ini diberikan kepada klien setelah pendamping mengalami kesulitan menangani masalah yang dihadapi anak. Tujuannya adalah untuk mendorong anak-anak terpenuhi hak-hak dasarnya dan mendorong lebih terbukanya akses sumber-sumber pemenuhan hak-hak dasar anak terutama anak yang memerlukan perlindungan khusus. c. Tahapan Pemantuan dan Evaluasi Dalam tahapan ini dilakukan oleh pendamping agar dapat menetapkan apakah anak berhak atau kesiapan dan mampu untuk melanjutkan kegiatan belajar melalui rapat evaluasi pendamping. Jika anak tidak dimungkinkan untuk melanjutkan pelayanan dalam sistem pendidikan yang ditawarkan, maka pendamping dapat melanjutkan proses pendampingan hingga sang anak siap belajar atau diarahkan pada bakat dimilikinya. d. Tahapan Pengakhiran Tahap pengakhiran disini adalah kegiatan yang mengembalikan anak sebagai penerima manfaat kepada orang tua, keluarga atau wali anak. tujuannya adalah pelanjutan untuk kepentingan terbaik untuk anak yang disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan anak. dalam hal ini pendamping berperan untuk menjembatani dan memfasilitasi penbentukan jaringan kerja sama dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Tahapan-tahapan diatas merupakan tahapan pemberdayaan anak jalanan yang digunakan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri. Dalam tahapan tersebut, partisipasi orang tua dan keluarga sangat diperlukan. Karena tanpa adanya partisipasi orang tua dan keluarga kurang termotivasi sehingga tujuan yang ingin tercapai tidak maksimal.

3. Tujuan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat

Secara Substansial, tujuan pemberdayaan adalah untuk menjadikan mereka yang kurang beruntung disadvantages, atau yang tidak berdaya powerless dapat menjadi berdaya empowered. 22 Secara lebih rinci, tujuan pemberdayaan menunjuk pada pencapaian hasil dari sebuah perubahan sosial, khususnya kelompok rentan dan lemah: yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Sehingga nantinya mereka dapat memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, serta mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. 23 Proses pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian kegiatan untuk memberdayakan kelompok lemah dalam masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat proses adalah hal yang terpenting. Apabila melakukan pemberdayaan masyarakat lebih mengutamakan hasil dari pada prosesnya, maka tidak memberdayakan masyarakat. Karena dalam pemberdayaan masyarakat yang dilihat adalah partisipasi aktif dari masyarakat sendiri. Masyarakat bukan objek yang merupakan tujuan atau hasil dari proses akan tetapi masyarakat merupakan beribu-ribu proses perubahan. Proses dengan 22 Suisyanto, dkk, ed., Model-model Kesejahteraan Islam Perspektif Normatif Filosofis dan Praktis: Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta: Fakultas Dakwah Jurusan PMI UIN Sunan Kalijaga Bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007, h. 119. 23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 60. perubahan yang terus menerus dan selalu kontekstual dalam lokasi yang berbeda- beda. Proses tersebut sangat kompleks, tidak tetap, tidak menentu, tidak dapat diramalkan dan berubah-ubah. Proses harus melibatkan masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tidak akan tercapai tanpa adanya partisipasi dan inisiatif penuh. Proses pemberdayaan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak dapat ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen pemerintah. Proses pemberdayaan masyarakat harus menjadi proses yang dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh masyarakat sendiri. 24 Agar tujuan pemberdayaan tercapai, maka dalam proses pemberdayaan diperlukan adanya pastisipasi masyarakat. Hal ini dilakukan dalam menumbuhkan inisiatif, kreativitas dan jiwa kemandirian dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kesejahteraan. Melakukan pemberdayaan masyarakat berarti menyelamatkan aset negara khususnya anak-anak jalanan yang tergolong dalam masyarakat miskin.

4. Strategi Pemberdayaan

Strategi adalah usaha-usaha menyeluruh yang dirancang untuk menjamin agar perubahan-perubahan dapat diterima oleh partisipan atau berbagai kalangan yang akan terlibat dan dilibatkan dalam proses perubahan. 25 Dalam pemberdayaan masyarakat biasanya menggunakan strategi bottom up, yaitu masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses perencanaan sampai pelaksanaan dan pemiliharaan 24 Jim Ife dan Frank tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 340-342. 25 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 135. hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian di samping menjadi objek, masyarakat juga menjadi subjek dan pelaku pembangunan. Secara umum ada tiga strategi dalam pemberdayaan masyarakat menurut Edi Suharto, yaitu: 26 a. Aras Mikro Model disini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas. Pemberdayaan pada model ini dilakukan secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih dan membimbing masyarakat dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. b. Aras Mezzo Pemberdayaan dengan strategi ini dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Tujuan strategi ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap masyarakat agar memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Teknik yang dilakukan adalah dengan diberikan pendidikan dan pelatihan serta dinamika kelompok. c. Aras Makro Pendekatan ini disebut sebagai strategi sistem besar large sistem strategi, karena sasaran perubahannya diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Melalui perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, serta pengorganisasian masyarakat adalah beberapa strategi dalam 26 Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 66.