Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

anak-anak membutuhkan orang dewasa untuk membuat mereka lebih baik. Anak tergantung pada dukungan orang tua untuk tumbuh. 3 Ada dua alasan penting mengapa anak harus dilindungi, pertama anak adalah generasi penerus dan masa depan bangsa, di tangan merekalah nasib bangsa ini dipertaruhkan, kedua anak adalah kelompok masyarakat yang secara kodrati lemah sehingga harus dilindungi. Hukum negara yang diwujudkan dengan adanya peraturan perundang-undangan yang berpihak pada perlindungan dan kepentingan terbaik untuk anak menjadi salah satu hal yang sangat menentukan. 4 Di negara kita hak-hak anak telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, serta memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakat yang bertujuan untuk memberdayakan dan memandirikan anak. 5 Berdasarkan pemaparan tersebut adanya jaminan perlindungan terhadap anak dari berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi. Sehingga anak merasa nyaman dan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya serta anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, akan tetapi pada kenyataannya berbeda banyak anak yang menjadi korban kekerasan baik kekerasan fisik 3 Muchsin, Perlindungan Anak dalam Perspektif Hukum Positif Jakarta: Mahkamah Agung, 2011, h. 1. 4 Ibid., h. 1. 5 Mahkamah Agung RI, Undang-Undang Perlindungan Anak Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Pemberantasan TindaK Pidana Perdagangan Orang Jakarta: MA, 2013, h. 8-12. maupun seksual, tidak memperoleh pendidikan dan pengajaran dengan baik, serta kurang mendapatkan perhatian sehingga perkembangan anak menjadi terhambat dan anak terlantar. Masih banyak hak-hak anak yang terabaikan sehingga anak terpaksa turun ke jalan untuk mencari kenyamanan. Jumlah anak jalanan belakangan ini makin mencemaskan. Meningkatnya jumlah anak jalanan perlu mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat agar jumlah anak jalanan tidak terus meningkat. Berdasarkan hasil catatan Badan Pusat Statistik BPS Kota Depok yang dikutip oleh “Sindonews, 29 November 2013” jumlah anak jalanan cenderung menurun karena adanya program razia yang dilakukan oleh satuan Pamong Praja Satpol PP. Jumlah anak jalanan pada tahun 2012 hanya ada 336 anak jalanan sementara pada tahun 2011 ada 430 anak jalanan. 6 Anak jalanan merupakan anak yang sering ditemui di jalanan oleh masyarakat. Kebanyakan dari mereka berpenampilan kusam dan pakaian tidak terawat. Anak jalanan sering mengalami masalah yang memprihatinkan yang seharusnya tidak dialami oleh anak-anak seusia mereka, yaitu kekurangan ekonomi, mengalami gizi buruk, kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua atau keluarga, rentan menjadi korban kekerasan dan kejahatan seksual, dikucilkan oleh masyarakat dan tidak memperoleh pendidikan secara maksimal. Seringkali mereka dicap sebagai merusak keindahan kota, sehingga razia atau “penggarukan” sudah menjadi kebiasaan mereka. Marginal, rentan dan eksploitasi adalah istilah-istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan 6 Artikel diakses 24 Juni 2014 dar http:metro.sindonews.comread81153231jumlah- anak-terlantar-di-depok-meningkat kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena mereka terpinggirkan, rentan karena kehidupan mereka yang lebih banyak di jalan sehingga dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan, dan eksploitasi karena mereka sering menjadi objek perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau oknum aparat yang tidak bertanggung jawab. 7 Begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh anak jalanan. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan perhatian, dan dapat merasakan bangku pendidikan kini malah harus berkeliaran di jalan demi untuk menyambung hidup. Banyak faktor yang menyebabkan mereka menjadi anak jalanan yaitu karena adanya masalah ekonomi di keluarga, korban kekerasan dan tidak harmonisnya rumah tangga orang tua, dan korban perlakuan salah dari orang tuanya. Dalam rangka mengurangi jumlah anak jalanan dan memenuhi hak-hak anak, maka diperlukannya peran pemerintah, masyarakat dan kelembagaannya yang turut andil dalam program pemberdayaan dalam menangani kasus anak jalanan tersebut. Dengan diadakannya program pemberdayaan maka sedikit demi sedikit jumlah anak jalanan akan berkurang dan membantu meringankan permasalahan anak-anak jalanan sehingga mereka dapat menjalankan kehidupan yang layak dan lebih baik lagi. Pemberdayaan anak jalanan tidak cukup hanya diberikan berupa uang dan makan akan tetapi juga harus diberikan bekal keahlian untuk meningkatkan kemampuan keterampilan agar dapat meningkatkan harkat dan martabat. Ada banyak bentuk keterampilan yang dapat diberikan kepada anak jalanan. Namun, 7 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak Jakarta: kencana, 2010, h. 186. seiring berkembangnya jaman dan semakin canggihnya teknologi maka pemberdayaan yang tepat untuk anak jalanan masa kini yaitu melalui program pelatihan keterampilan komputer dalam bentuk pendidikan non formal. Berbicara mengenai pemberdayaan anak jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” merupakan lembaga yang concern terhadap pendidikan masyarakat marginal pengamen, pengasong, anak jalanan dan dhu’afa berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan bingkai kemandirian dan budi pekerti melalui program pendidikan kesetaraan dan keterampilannya menjadi alternatif bagi masyarakat yang selama ini belum mendapatkan pelayanan pendidikan karena faktor ekonomi, sosial, dan geografi. 8 Berawal dari keprihatinan terhadap nasib anak bangsa yang mengalami kemiskinan dan kebodohan generasi bangsa yang bermuara pada kriminalitas dan penyakit sosial lainnya khususnya di kalangan anak-anak. Kehadiran Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” Depok laksana oase di gurun pasir yang panas dan gersang. Pendidikan, sosial dakwah, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam memberikan solusi permasalahan masyarakat termarjinalkan. 9 Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” hadir ditengah-tengah banyaknya masyarakat terpinggirkan yang belum tersentuh oleh program pemerintah. Yayasan ini menjadikan anak jalanan ke Zero Base dengan membutuhkan teknik yang tidak mudah untuk merubah sifat dan sikap mereka sehingga mau dan 8 Modul Yayasan Bina Insan Mandiri Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2012, h. 2. 9 Laporan Program Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Yayasan Bina Insan Mandiri Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2009, h. 7. mampu belajar. Peran relawan kakak pengasuh yang mampu memotivasi melebihi guru pendidik sekolah. 10 Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Upaya Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pelatihan Keterampilan Komputer di Depok, Jawa Barat.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1.

Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka dalam penelitian ini hanya di batasi pada penelitian anak jalanan yang mengikuti pelatihan keterampilan komputer di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah program pelatihan keterampilan komputer di Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” telah berhasil memberdayakan Anak-anak jalanan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menunjuk pada apa yang akan dicapai oleh maksud penelitian itu. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan 10 Modul Yayasan Bina Insan Mandiri Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2012, h. 4. menganalisis program pelatihan keterampilan komputer di Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” serta hasil yang dicapai untuk keberhasilan hidup anak jalanan dalam pemberdayaan melalui program pelatihan keterampilan komputer.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berminat maupun yang terkait dalam masalah anak jalanan, yaitu: 1. Segi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian-kajian dalam pemberdayaan anak jalanan. Selain itu penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan keterampilan komputer. 2. Segi Praktis Diharapkan dapat bermanfaat dalam sebuah pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk menangani masalah anak jalanan. 3. Masyarakat Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya mengenai pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri “Master”.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini sudah banyak peneliti yang meneliti anak jalanan dalam lembaga, yayasan dan sebagainya. Akan tetapi fokus kajiannya berbeda namun subyeknya sama yaitu anak jalanan. Pertama, skripsi berjudul “pemberdayaan anak jalanan melalui program sekolah otonom oleh sanggar anak akar di gudang seng jakarta timur“ 2010, yang disusun oleh fenny oktaviany. Skripsi ini berisikan tentang pemberdayaan anak jalanan yang di lakukan oleh sanggar anak akar melalui program sekolah otonom dengan memberikan pendidikan kepada anak jalanan melalui pembalajaran dialogis. Kedua, skripsi yang berjudul “upaya meningkatkan life skills anak jalanan melalui pelatihan keterampilan otomotif bagi klien anak jalanan di social development center SDC Bambu apus jakarta timur”, 2010, yang disusun oleh Ahmad Hary Deni. Skripsi ini berisi tentang upaya yang dilakukan oleh social development center SDC dalam meningkatkan life skill agar anak – anak dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, bakat dan minat mereka dapat tersalurkan serta menciptakan jiwa yang kreatif dan mandiri. Dalam penulisan ini, agar mempermudah penulis menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”, yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan tahun 2007. Skripsi yang penulis bahas adalah mengenai upaya pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri melalui program pelatihan keterampilan komputer di terminal Depok. Fokus program lembaga tersebut adalah memberikan pelatihan keterampilan komputer kepada anak – anak jalanan secara gratis agar memiliki kepercayaan diri terhadap potensi yang dimilikinya, serta timbulnya kesadaran bahwa dengan keterampilan yang dimilikinya dapat meningkatkan taraf hidup yang modern.