Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

maka butir soal dinyatakan tidak valid, diperoleh hasil bahwa dari 10 soal yang diujikan, terdapat 9 soal valid dan 1 soal yang dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu 2 : [ ] ∑ Perlu diingatkan kembali rumus varians yang sudah dikenal, yaitu: 3 Keterangan : : koefisien reliabilitas K : banyaknya butir soal : varians skor total ∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,80 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik 0,60 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik 0,40 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup 0,20 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,00 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0.809297. Jika dilihat dari kriteria reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang sangat baik. 2 Ibid, h. 122. 3 Suharsimi, op.cit., h. 123.

3. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak mampu menjawab soal. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus : 4 Keterangan : D : indeks daya beda : jumlah skor siswa kelompok atas : jumlah skor siswa kelompok bawah : skor maksimum siswa kelompok atas : skor maksimum siswa kelompok bawah Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: D : 0,00 – 0,20 = jelek D : 0,21 – 0,40 = cukup D : 0,41 – 0,70 = baik D : 0,71 – 1,00 = sangat baik D : negatif = sangat jelek Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, dari 10 butir soal yang diujikan, 3 soal dikategorikan “jelek”, 5 soal dikategorikan “cukup”, 2 soal dikategorikan “baik”.

4. Uji Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal test yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran dengan menggunakan rumus : 5 4 Suharsimi, op.cit., h. 228. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012, h. 147.

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada Materi Segitiga (Penelitian pada SMP Kharisma Bangsa)

1 9 104

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh pendekatan konstruktivisme strategi react terhadap kemampuan pemahaman relasional matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMPN 18 Kota Tangerang Selatan

0 7 0

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaran dengan strategi metakognitif Self-explanation

4 9 157

PENGARUH PEMBELAJAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGERTHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 BERASTAGI.

0 3 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 1 16

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Makassar.

0 0 35