Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

table frekuensi yang dilengkapi dengan persentase dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: P = x 100 Keterangan : P= Presentase F= Frekuensi Jawaban Responden N= Jumlah Responden c. Angket Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan menerapkan model Problem Solving pada setiap siklus. Angket atau koisioner tanggapan siswa tehadap model pembelajaran Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan berpkir kritis matematis siswa yang terdiri dari 15 pertanyaan yang berhubungan dengan indicator berpikir kritis siswa. Angket dilakukan dengan menyebarkan kepada subjek penelitian pada setiap akhir tes siklus I dan tes siklus II. d. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar matematika siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan wawancara terakhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Solving. e. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat diamati oleh lembar observasi.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi

Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Instrument tes ini di coba bersamaan dengan pemberian tes disetiap siklus.

1. Uji Validitas

Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan dan tujuan pembelajaran.Untuk pengujiannya menggunakan rumus product moment sebagai berikut: 6 = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ − ∑ Keterangan: : Koefisien kolerasi n : Banyaknya subyek ∑ : Jumlah nilai setiap butir soal ∑ : Jumlah nilai total ∑ : Jumlah Hasil perkalian tiap –tiap skor asli dari x dan y Perhitungan validitas menggunakan program Microsorf Excel. Setelah diperoleh harga kemudian dikembalikan dengan r kritik product moment dengan taraf ∝ = 5 . Jika , maka soal dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Guna mengukur reliabilitas, peneliti melakukan pengukuran reabilitas dengan menggunakan rumus Alpha: 7 6 Suharsimi Arikunto, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Cet ke-11, h. 72 7 Ibid, h.109. ÷÷ ø ö çç è æ S - ÷ ø ö ç è æ - = 2 2 11 1 1 t i n n r s s

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 214

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Pabelan 01).

0 0 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ESTIMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD.

0 2 28

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN.

2 7 37

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

0 3 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV A SD N MARGOYASAN.

0 1 242