Tahap Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II

Gambar 4.7 Kegiatan Motivasi Siswa Awal Pembelajaran Sebelum penjelasan dimulai peneliti memberikan contoh soal dengan menggunakan langkah pembelajaran Problem Solving pada materi ini. Sebagai pedoman perbaikan kelompok pada siklus II, kelompok yang dibentuk heterogen dari segi kemampuan akademik yaitu setiap kelompok terdiri atas siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Siswa dibentuk kelompok kecil untuk menyelesaikan lembar kerja kelompok. Agar penggunaan waktu lebih efisien dan efektif, peneliti memberikan pengarahan kepada siswa bahwa penggunaan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan permasalahan secara berkelompok dibatasi 15 menit. Agar dalam pembagian kerja diskusi kelompok lebih efektif, diadakan penentuan ketua kelompok, pencatat sesuai dengan kesepakatan kelompok. Akan tetapi dalam penyelesaian masalah yang diberikan tetap dilakukan bersama melalui diskusi. Dalam diskusi kelompok peneliti dan observer berkeliling melakukan observasi terhadap kinerja dan perilaku siswa. Hal ini bertujuan untuk mengamati proses diskusi dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Setelah semua perwakilan kelompok mempresentasikan dan membahas hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, siswa diminta mencatat semua cara penyelesaian berbeda yang mereka temukan. Kemudian peneliti memberikan beberapa cara penyelesaian tambahan. Gambar 4.8 Kegiatan Diskusi Kelompok Setelah diskusi kelas selesai dilaksanakan siswa mengerjakan latihan soal secara individu pada LKS dengan langkah pembelajaran Problem Solving Berdasarkan pengamatan peneliti saat berkeliling memberikan bimbingan dan arahan, terlihat siswa sudah mulai menerapkan empat langkah pembelajaran Problem Solving dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari tidak banyak siswa yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan. Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai berjalan baik. Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan penyelesaian model pembelajaran pembelajaran Problem Solving Pada akhir pembelajaran setelah peneliti melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan doa dan informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok yaitu cara menentukan hasil pecahan dari soal. 3 Pertemuan KedelapanJumat,21 Maret 2014 Materi yang akan dibahas pada pertemuan kedelapan ini adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah pada pertemuan materi terakhir ini semua siswa hadir. Pembelajaran dimulai pukul 10.30 – 11.40. Peneliti mengkondisikan siswa dengan baik agar semua siswa dapat belajar dengan lebih baik lagi .

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 214

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Pabelan 01).

0 0 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ESTIMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD.

0 2 28

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN.

2 7 37

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

0 3 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV A SD N MARGOYASAN.

0 1 242