Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Tahapan Intervensi Tindakan

Peneliti dan observer berkeliling, memantau aktifitas kelopok siswa dalam menyelesaikan lembar soal. jika waktu habis, peneliti memilih sdan meminta perwakilan kelompok untuk mempresentsaukan hasil pekerjaan kelompok tersebut. Diakhir siklus, peneliti menyebarkan jurnal untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan model Problem Solving Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan bersama terhadap kegiatan siswa berdasarkan lembar observasi kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa. Tahap Refleksi Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan siklus II untuk menemukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan tersebut. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya dan jika berhasil maka penelitian dihentikan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, peneliti mengupayakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran matematika. Adapun indikator keberhasilan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis belajar matematika yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukan bahwa rata – rata nilai kelas mencapai 75. 2. Rata-rata skor aktivitas belajar matematika siswa mencapai 75 3. Rata-rata skor respon siswa terhadap pembelajaran Problem Solving mencapai 75.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif 1. Data kualitatif dari hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, wawancara terhadap guru, hasil jurnal harian siswa, dan hasil dokumentasi kegiatan belajar siswa. 2. Data kuantitatif dari hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa setiap siklus pada materi pecahan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diperoleh dari hasil tes siswa pada setiap akhir siklus. Tes kemampuan berpikir kritis matematis ini terdiri dari 5 soal Essay, dimana pada setiap soal memenuhi indikator kemampuan berpikir kritis yaitu clarity, focus, dan situation. selain itu, dalam menjawab soal tersebut siswa harus menggunakan langkah-langkah dari pembelajaran problem Solving. 2. Observasi proses pembelajaran; data hasil observasi data dalam penelitian ini ada dua. Pertama,data observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data dari hasil observasi proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer. 3. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa, dan model belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Solving. 4. Catatan lapangan; catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi. 5. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.

I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan

1 Instrumen Tes Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan yang dapat menunjukan dan menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang harus dijawab dan dikerjakan sehingga memperoleh hasil pengukuran instrument tes tersebut. Instrument tes bersifat mengukur, hasil pengukuran berbentuk data angka ordinal, interval atau rasio, serta perlu adanya standarlisasi instrument valididas,reliabilitas dan anallisis butir soal. penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang teliti, maka setiap instrument harus mempunai skala pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating scale dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. 3 Yang terpenting adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan paa alternative jawaban pada setiap item instrument. 4 3 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pt.Remaja Rosdakarya,2005,h.223 4 Sugiyono, Metode Peneliian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan RD ,Bnadung:Alfabeta,2010,h.141. Lembar soal pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diberi pelakuan. Untuk tes digunakan tes formatif yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus.Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa terhadap materi pecahan. Tes formatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa berupa soal uraian sebanyak 10 buah dengan soal 5 pada saat siklus I dan 5 soal pada saat siklu II. 2 Instrumen Non Tes a. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Lembar observasi berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrument tertentu. Obervasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebnarnya, maupun dalam situasi buatan. 5 Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman observasi pada peneliti dan siswa. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai proses mengajar peneliti dan pedoman observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat kemampuan berpikir kritis matematis. b. Jurnal harian Siswa Jurnal harian pada siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran pada setiap pengamatan.Jurnal harian dibuat untuk mngetahui tanggapan dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dan mengetahui pengaruh terhadap pengingkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokan respon siswa yang memiliki kesaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat dibuta dalam 5 Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rajawali Press,2011,h.76. table frekuensi yang dilengkapi dengan persentase dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: P = x 100 Keterangan : P= Presentase F= Frekuensi Jawaban Responden N= Jumlah Responden c. Angket Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan menerapkan model Problem Solving pada setiap siklus. Angket atau koisioner tanggapan siswa tehadap model pembelajaran Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan berpkir kritis matematis siswa yang terdiri dari 15 pertanyaan yang berhubungan dengan indicator berpikir kritis siswa. Angket dilakukan dengan menyebarkan kepada subjek penelitian pada setiap akhir tes siklus I dan tes siklus II. d. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar matematika siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan wawancara terakhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Solving. e. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat diamati oleh lembar observasi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 214

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Pabelan 01).

0 0 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ESTIMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD.

0 2 28

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN.

2 7 37

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

0 3 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV A SD N MARGOYASAN.

0 1 242