56
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA,INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Pelaksanaan PraPenelitian
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Sebelum melakukan penelitian terlebih
dahulu peneliti bertemu dengan kepala skolah untuk meminta izin melakukan penelitian tindakan kelas. Setelah berbincang dengan kepala sekolah peneliti
baru mendapatkan kelas yang boleh digunakan untuk melakukan PTK, saat itu kepala sekolah memutuskan untuk melakukan PTK pada kelas IV-1 yang
merupakan kelas pancasila yang jumlah siswanya 35orang. Kepala sekolah ingin peneliti melakukan PTK di kelas tersebuut karena mengingat nilai
matematika kelas tersebuut masih dibawah KKM yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prapenelitian dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Februari
2014. Kegiatan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sekolah serta kelas sebagai tahap perkenalan peneliti
dengan guru yang mengajar dan lingkungan sekolah agar peneliti tidak terasa asing ketika melakukan penelitian tindakan kelas disekolah tesebut. Penelitian
ini dilakukan sebanyak 2 siklus.Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika, melakukan observasi dan
mensosialisasikan pembelajaran model pemecahan masalah Problem Solving
Adapun informasi yang diperoleh saat melakukaan observasi aktifitas pembelajaran dikelas dengan guru bidang studi bahwa dalam pembelajaran
matematika disekolah guru sudah menerapkan beberapa strategi pembelajaran kooperatif tidak hanya ceramah dan penugasan. Namun guru kurang
mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa khususnya pada pelajaran matematika sehingga kemampuan berpikir kritis matematis siswa
masih tergolong rendah,dan soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan
indicator kemampuan berpikir kritis matematisnya misalnya pada indicator focus. Hal ini karena siswa dalam menjawab soal yang diberikan belum
menunjukan sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah yang diberikan. Ini terjadi juga saat Peneliti memberikan soal pemecahan
masalah yang masih berkaitan dengan materi pecahan hanya saja sikap siswa cenderung masih banyak yang bercanda ,belum menunjukan sikap keserusan
dalam belajar dan mengobrol dengan temannya saat pembelajaran dikelas .Hal ini menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran matematika.Padahal
peneliti saat itu hanya memberikan 3 soal pemecahan masalah. Contoh salah satu soal yang diberikan yaitu:
“Jika ada sebuah bangun berbentuk segitiga sama sisi, dimana segitiga sama sisi tersebut bernilai , maka tunjukannlah keberadaan nilai 1 dari segitiga
sama sisi tersebut, berikan alasanmu”. Pada soal diatas siswa dituntut untuk memecahkan masalah, kemampuan
berpikir siswa juga sangat diharapkan. Dan untuk memperoleh jawaban mungkin lebih dari satu yang benarsiswa dituntut melakukan perhitungan
untuk berbagai kemugkinan menemukan pola gambar. Faktanya saat evaluasi hanya 54,29 atau hanya19 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang
yang mampu menyelesaikan soal tersebut. Pada penelitian tidkana kelas ini peneliti memfokuskan pada materi
pecahan,karena materi tersebut sudah dipelajari pada semester dan dikelas III sebelumnya. Materi ini cocok untuk diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Solving, karena selain siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut, juga siswa dapat mengeksplorasi
pengetahuan yang dimiliki dengan materi atau menemukan hasil jawaban dengan
strategi yang
bermacam-macam dan
siswa juga
dapat mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.