Gaya Bahasa Analisis Unsur Intrinsik

Mahapati. Namun, kali ini hanya sekali teguk, Ra Tanca berhasil menuntaskan dendam lama Ra Kuti bahkan di jarak terdekat dengan Gajah Mada sekali pun. Pembalasan dendam itu tentu harus dibayar dengan harga setimpal, yaitu nyawanya sendiri. Pertanyaan tersebut disusul oleh sebuah kenyataan telak, bahwa para pendukung Raden Kudamerta satu persatu dibasmi oleh pihak yang belum dikenal hingga akhirnya Raden Kudamerta sendiri menjadi titik sasaran selanjutnya. Semua pembunuhan dan percobaan pembunuhan terhadap suami Dyah Wiyat itu kontan saja menempatkan Raden Cakradara sebagai tertuduh tunggal. Seperti yang telah diketahui, Raden Cakradara merupakan saingan berat bagi Raden Kudamerta. 6.3. Klimaks Puncak kekacauan kisah ini adalah ketika senjata tajam berani menyentuh anggota keluarga raja secara terang-terangan di depan umum. Adalah Raden Kudamerta yang terkena lemparan pisau dari jarak jauh yang dilemparkan oleh Rubaya atas suruhan Rangsang Kumuda. Dada Raden Kudamerta berdarah dan beruntung tidak sampai merenggut nyawanya. Hal ini tentu saja merupakan percobaan pembunuhan setelah sebelumnya banyak pendukung Kudamerta yang berjatuhan nyawanya. Pembunuhan demi pembunuhan yang terjadi atas para pendukung Raden Kudamerta mengantarkan Gajah Mada berhadapan langsung dengan Rangsang Kumuda, otak di balik semua pembunuhan dan usaha penjarahan takhta ini. Rangsang Kumuda yang disinyalir sebagai paman Raden Cakradara atau Pakering Suramurda ini awalnya sedang mencegat seorang wanita yang tak lain adalah istri pertama Raden Kudamerta yang hendak melarikan diri ke kotaraja di sebuah ladang jagung. Kalau sampai wanita itu sampai di kotaraja, maka semua usahanya sia-sia. Namun, informasi itu langsung didengar oleh Gajah Mada. Oleh karena sebuah kesalahan kecil, suara kentut anak buah Rangsang Kumuda, terjadi pertempuran tak terelakkan. Dalam pertempuran itu Rangsang Kumuda berhasil lolos setelah sebelumnya dengan sukses membuat pingsan pimpinan Bhayangkara, Gajah Enggon. 6.4. Leraian Ketegangan cerita ini sedikit menurun kadarnya saat Pakering Suramurda yang dicurigai oleh Gajah Mada sebagai dalang semua kerusuhan di lingkungan istana ini terbunuh. Pakering Suramurda yang tak lain adalah paman kandung dari Raden Cakradara ini terbunuh oleh panahan seseorang yang tak diketahui jati dirinya ketika sedang melakukan perbincangan dengan kemenakannya. Gajah Mada yang sementara menggantikan posisi Gajah Enggon mendapat surat kaleng dari seseorang berjubah putih dan berkuda putih dengan nama samaran Bagaskara Manjer Kawuryan. Dalam surat itu, si misterius memberitahu bahwa di Padas Payung akan terjadi pertemuan antara Raden Cakradara dengan Pakering Suramurda. Lewat pertemuan itu, Gajah Mada dan Raden Kudamerta yang begitu kecewa sejak percobaan pembunuhan terhadap dirinya dan beberapa pendukungnya itu menemui sedikit titik terang. Raden Cakradara tidak terlibat dalam pembunuhan itu dan ia sendiri menentang tindakan keji tanpa perhitungan yang dilakukan pamannya. Namun ternyata, pamannya mengaku bahwa semua pembunuhan yang terjadi itu bukanlah prakarsanya. Tentu saja Cakradara tidak percaya dan berniat membunuhnya ketika harga dirinya diinjak-injak oleh paman kandungnya itu. Namun, niat Cakradara tidak terwujud karena pamannya dibunuh terlebih dahulu oleh seseorang tak dikenal dengan memanah tepat di jantungnya. 6.5. Penyelesaian Gajah Mada menganggap Rangsang Kumuda telah mati karena dia tak lain adalah Pakering Suramurda. Namun, sebuah percobaan pembunuhan terhadap Dyah Menur dipasar, membuat Gajah Mada harus terbelalak. Pradhabasu dan Bagaskara Manjer Kawuryan berhasil membekuk pelaku percobaan pembunuhan itu dan menghadapkannya di depan Gajah Mada. Tak disangka oleh siapa pun, Rangsang Kumuda, otak semua pembunuhan terhadap pendukung Raden Kudamerta dan percobaan pembunuhan terhadap Raden Kudamerta itu adalah Panji Wiradapa alias Ratbumi, tangan kanan Mahapati. Tentu saja Raden Kudamerta sangat terkejut karena beberapa hari yang lalu, ia mendapati tubuh pamannya itu hangus dibakar orang lain. Ternyata, semua ini adalah intrik untuk menjatuhkan nama baik Raden Cakradara dengan cara memfitnahnya dan usaha Rangsang Kumuda berhasil membuat Gajah Mada berpikir ke arah sana. Hal ini dibuktikan ketika Gajah Mada mendatangi suami Sri Gitarja untuk diinterogasi. Selain alur utama dalam novel ini, terdapat juga tiga alur bawahan lain yang turut menyemarakkan cerita ini. Ada beberapa sekuen yang saling berhubungan dengan tali simpul lain. a. Alur Utama