32 Gambar 7. Paradigma Penelitian
X = pembelajaran menggunakan alat peraga Kartu Posinega Y = pembelajaran menggunakan garis bilangan
Z = hasil belajar materi penjumlahan pada bilangan bulat siswa kelas IV SD
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Maslinawati 2015 dalam web idr.iain-antasari.ac.id
tentang “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Kartu Posinega dan Garis Bilangan
Di Kelas VII Mts.Izharussalam Baruh Jaya Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 20152016
”. Dari hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media kartu Posinega termasuk dalam kategori baik sekali dan hasil belajar dengan menggunakan Garis Bilangan termasuk dalam kategori baik.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media kartu Posinega dan garis bilangan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja: “Ada pengaruh penggunaan
X Y
Z
33 kartu posinega terhadap hasil belajar matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sinduadi 1 Sleman ”.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Nazir 2003: 84 adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian
lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Jadi desain penelitian yang baik adalah yang memuat pengumpulan dan
analisis data dari penelitian yang dilakukan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka. Sementara itu Sugiyono 2007: 107 menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
yang termasuk dalam desain eksperimen semu quasi-experimental design karena dalam desain penelitian ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol
variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Alasan peneliti memilih penelitian
eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada
tidaknya pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment atau perlakuan, yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.
Ada persamaan antara desain eksperimen semu quasi-experimental design dan desain pra eksperimen pre-experimental designs, yaitu sama-sama tidak