`
Qur’an dan hadits. Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar’i, ijma’ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar
dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan manusia dan akhlak, dengan
merujuk kepada kedua sumber asal al- Qur’an dan Hadits sebagai sumber
utama.
15
4. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam
Setiap kegiatan yang dijalankan pasti memiliki tujuan, dan tujuan dari sebuah kegiatan biasanya untuk mencapai sesuatu yang baik, terarah dan mempunyai
manfaat. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam terlihat sangat besar dalam membangun peradaban manusia. Artinya, peradaban
dan kebudayaan manusia tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Menurut Omar al-Toumy al-Syaibani yang dikutip oleh Jalaluddin, bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga tercapai tingkat akhlakul karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dengan tujuan
yang akan dicapai oleh misi kerasulan, yaitu “membimbing manusia agar berakahlak mulia” kemudian akhlak mulia yang dimaksud, diharapkan tercermin
dari sikap dan tingkah laku individu dalam hubungan dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia dan sesama makhluk Allah, serta lingkungannya.
16
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil
dengan pola takwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah
SWT.
17
Sedangkan Umar Tirta mengemukakan: “Bahwa yang dimaksud dengan manusia utuh adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang
mempunyai hubungan vertikal dengan Tuhan, horizontal dengan lingkungan
15
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
16
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 92
17
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, hal. 41
`
dan konsentris dengan diri sendiri yangn berimbang antara duniawi dan ukhrawi.”
18
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalam perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik
tingkah laku individu maupun kehidupan masyarakat.
B. Pendidikan Islam di Indonesia
1. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Sejarah pendidikan Islam dimulai sejak agama Islam masuk ke Indonesia, yaitu kira-kira abad ke-10 masehi. Ahli sejarah umumnya sependapat bahwa
agama Islam mula-mula masuk ialah ke pulau Sumatera bagian Utara di daerah Aceh. Dalam mengetahui sejarah masuknya Islam, tahun berapa, dan siapa yang
mula-mula memasukkan? Tidaklah dapat jawaban yang pasti dalam sejarah. Namun bukti kuat masuknya Islam sekitar abad ke-10 berdasarkan berdirinya
kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu kerajaan Samudra Pasai, yang dalam sejarah tercatat berdiri pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim
bin Mahdum. Yang kedua bernama Al-Malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah tahun 1444 M abad ke-15 H. Pada tahun 1345,
Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir, raja yang terkenal alim dalam ilmu agama dan
bermazhab Syafi’i, mengadakan pengajian sampai waktu sholat Ashar dan fasih berbahasa Arab serta mempraktekkan pola hidup yang sederhana.
19
Pendapat ini dikuatkan lagi dengan keterangan ahli sejarah, bahwa orang Arab atau Islam telah mengenal pulau Sumatera dalam abad ke sembilan. Oleh
sebab itu, banyak di antara mereka itu datang ke Sumatera dan ke pulau-pulau Indonesia yang lain untuk berniaga sekaligus mereka menyiarkan agama Islam
kepada penduduk negeri. Secara berangsur-angsur penduduk negeri tertarik kepada agama Islam, lalu mereka memeluk agama itu. Sebab itu tidak heran,
bahwa agama Islam telah masuk ke daerah Aceh sebelum abad kedua belas.
18
Umar Tirta Raharja, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rangka Cipta, 1995, hal. 2
19
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal.135