untuk membahas pada wilayah tempat tinggal Ulama yang akan penulis bahas yaitu daerah Gandaria, Kebayoran Lama dan sekitarnya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Apa saja kontribusi KH. Muhammad Syafi’i Hadzami terhadap pendidikan Islam di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi KH. Muhammad Syafi’i
Hadzami terhadap pendidikan Islam. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan informasi tentang apa saja kontribusi KH. Muhammad
Syafi’i Hadzami dalam pendidikan Islam. 2.
Secara teoritis, dapat semakin memperkaya khazanah intelektual Islam pada umumnya dan bagi akademika Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam. 3.
Menambah wawasan ilmu pengetahuan Islam serta dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya sehingga proses pengkajian secara mendalam
akan terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal. 4.
Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu S-1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan adalah terjemah dari bahasa Yunani paedagogie yang berarti “pergaulan dengan anak-anak.” Sedangkan orang yang tugasnya
membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos anak dan
agoge saya membimbing, memimpin.
1
Pendidikan bisa berarti pemeliharaan dengan penuh kasih sayang agar dipelihara dapat berkembang dengan baik dan memberi manfaat bagi manusia
dan bagi alam itu sendiri, lantaran di antara satu alam dengan lainnya saling membutuhkan dalam ekosistem. Misalnya, air jika dipelihara dengan baik akan
memberi manfaat bagi manusia, tumbuhan, binatang dan seterusnya. Pada tingkat operasional pendidikan dapat dilihat pada praktek yang
dilakukan oleh Rasulullah, antara lain beliau telah membacakan ayat-ayat Tuhan kepada manusia, membersihkan mereka dari kemusyrikan dan mengajarkan
kepada manusia kitab dan hikmah QS. 62:2. Kata mensucikan pada ayat tersebut menurut M. Quraisy Shihab, dapat diidentikkan dengan mendidik,
sedang mengajar, tidak lain kecuali mengisi benak anak-anak dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika dan fisika.
Berdasarkan pernyataan di atas, pendidikan berarti berkaitan dengan menyucikan, membentuk perilaku dengan adab sopan santun.
2
Menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, mendefinisikan bahwa pendidikan adalah
proses pengubahan tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan
sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
3
1
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD PRESS, April 2005, hal. 17
2
Ibid. hal. 186-188
3
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 28
`
Menurut M. Arifin dalam bukunya menjelaskan, “Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan
kepribadiannya serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.”
4
Sedangkan menurut Hasan Langgulung bahwa “Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya
diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik.”
5
Sementara itu, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sistematis dalam membimbing anak manusia yang
berlandaskan pada proses individual dan sosialisasi dalam mengembangkan serta memberi pengetahuan ilmu dari segala bidang apapun terhadap seseorang yang
belum mengetahuinya atau belum memahaminya.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Agama Islam adalah agama yang universal, mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
6
Islam adalah damai, sentosa dan aman. Agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk umat manusia, melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW.
Tujuan ajaran Islam yaitu untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman dan sentosa,
serta sejalan pula dengan misi ajaran Islam, yaitu menciptakan kedamaian di
4
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga Sebagai Pola Pengembangan Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, Cet. ke-4,
hal. 14
5
Abuddin Nata, Loc. cit., hal. 28
6
Zuhairin, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 98
`
muka bumi dengan cara mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan.
7
Kata “Islam” dalam “Pendidikan Islam” menunjukkan warna pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami yaitu
pendidikan yang berdasarkan Islam.
8
Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Kerena
menurut ajaran Islam, pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal kehidupannya.
Jika kita memperhatikan wahyu yang pertama kali turun kepad Nabi Muhammad SAW yaitu QS. al-
‘Alaq:1-5, telah nyata bahwa Allah menekankan perlunya orang untuk belajar baca tulis dan belajar ilmu pengetahuan. Urgensi
in i bahkan sampai diawali dengan fi’il amer yang berarti perintah pada kata
“Iqro” di awal ayat. Jika disambungkan dengan kaidah Ushul Fiqih maka “al- Ashlu fil amri lil wujub”, yang artinya asal pada perintah itu menunjukkan
kepada kewajiban. Islam di samping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga menyuruh
umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi, Islam mewajibkan umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan
mengajar adalah
bersifat manusiawi,
yakni sesuai
dengan harkat
kemanusiaannya, sebagai makhluk homo educandus, dalam arti manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik. Banyak ayat al-
Qur’an dan hadits yang menjelaskan hal teresebut, diantaranya:
9
M. Arifin memandang pendidikan Islam sebagai proses mengarahkan dan membimbing anak didik ke arah pendewasaan pribadi yang beriman, berilmu
7
Abuddin Nata, Op. Cit., hal. 32
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, cet. ke-7, hal. 24
9
Zuharin, dkk, Op. cit., hal. 98-101