Klaster Dinamis Analisis Klaster Industri Gula Tebu Nasional

Penggunaan analisis SWOT untuk membedah lingkungan internal dan eksternal seringkali masih mengabaikan bobot dari masing-masing faktor dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Untuk itulah, salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam dalam mengatasi kelemahan dalam metode SWOT perlu di kombinasikan dengan metode AHP. Pada Gambar 11 diperlihatkan tahapan analisis dengan menggunakan metode kombinasi SWOT-AHP : TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Strukturisasi Hierarkhial dari perbandingan berpasangan untuk faktor-faktor pada SWOT 1 Perbandingan berpasangan untuk setiap faktor SWOT 2 Prioritasisasi untuk kelompok SWOT berdasarkan skala urutan 3 Perhitungan prioritas keseluruhan dari faktor- faktor SWOT 1 Faktor-faktor yang telah diprioritaskan diletakkan pada matriks SWOT 2 Temukan strategi berdasarkan kombinasinya SO, ST, WO, WT 3 Hilangkan strategi- strategi yang bersifat pengulangan identik 1 Hubungkan alternatif strategi yang telah diperoleh dengan faktor- faktor SWOT dengan skala urutan 2Susun rangking strategi Matriks SWOT Struktur Hierarkhial Prioritas Keseluruhan dan Parsial dari faktor- faktor SWOT Urutan ranking dari straetgi yang terpilih untuk dioperasionalkan 1 Susun program taktis berdasarkan prioritas strategi 2 Validasi Metodologi ANALISIS SITUASIONAL SWOT STRUKTUR HIERARKHIAL PERBANDINGAN BERPASANGAN AHP MATRIKS SWOT PENGEMBANGAN STRATEGI MATRIKS EVALUASI STRATEGI T A H A PA N K EG IA T A N K EL U A R A N Gambar.11 Metode Analisis Hibrida SWOT – AHP Diadaptasi dari Wickramasinghe, 2009

4. Metode Objective Matrix OMAX

Objective matrix OMAX adalah suatu metode penilaian terhadap kinerja perusahaan yang dikembangkan oleh James L. Riggs 1988, dimana penilaian dilakukan terhadap kriteria yang berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut. Konsep dari penilaian ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matrik. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi Kurniawan, 2005 Struktur dasar dari penyusunan OMAX dipengaruhi oleh beberapa tahapan sebagai berikut Riggs, 1987: a. Pendefinisian defining Pada bagian atas matriks terdapat kriteria produktivitas yang merupakan perbandingan yang menyatakan definisi untuk kerja produktif suatu unit kerja. Kriteria-kriteria tersebut harus tidak saling tergantung satu sama lainnya dan merupakan faktor yang dapat diukur. Ukuran-ukuran mengenai volume dan waktu harus benar-benar mempertimbangkan kriteria produktivitas sebagai sesuatu yang akan dikembangkan. b.Pengukuran Quantifying Badan matriks menunjukkan tingkat pencapaian untuk kriteria produktivitas. Tingkatan tersebut ditunjukkan dengan 10 skala. Nilai 3 menunjukkan tingkat dimana matriks pengukuran dimulai. Kurang dari hasil minimum yang dapat diterima dianggap nol. Tujuan-tujuan nyata untuk periode evaluasi dinyatakan dalam 10 tingkatan. Hasil pengukuran bagian-bagian dari unit kerja yang dikembangkan harus disertakan dalam masukan yang dicatat pada baris nilai 0, 3 dan 10. c. Pencatatan Monitoring Dasar dari matriks adalah perhitungan dari performance indicators, yang hasil perhitungan tersebut diletakkan di bagian bawah matriks.