Teknik Pengumpulan Data Formulasi strategi pemasaran Restoran Gampoeng Aceh cabang dari Bandung di Bogor

bersedia menjadi responden. Sampel yang diambil dengan jumlah 30 orang responden yang mewakili gambaran keseluruhan populasi atau konsumen Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. Data sekunder diperoleh dari: 1 Dokumen atau Arsip Perusahaan Dokumen Perusahaan yang diperlukan meliputi data gambaran umum usaha sejarah, visi, misi, struktur organisasi, ketenagakerjaan, dan jenis produk usaha, serta data produksi dan penjualan. 2 Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh rujukan teoritis yang berkaitan dengan penelitian. Sumber tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor, Perpustakaan IPB dan Fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik pemasaran.

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Studi Pendahuluan : mendatangi Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi. Hal ini dilakukan pertama sekali untuk meminta izin persetujuan mengadakan penelitian dan melihat lokasi yang akan diteliti. 2. Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan Manajer Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung serta pegawai restoran lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Wawancara dilakukan secara bertahap. Pertama untuk mengetahui gambaran umum restoran dan kegiatan operasional dilakukan wawancara dengan manajer restoran kemudian untuk tambahan informasi dilakukan wawancara kepada karyawan yang bekerja dibidangnya. Wawancara kedua dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki restoran. 3. Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh restoran baik kagiatan operasional, kegiatan produksi dan kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. 4. Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan responden yang telah ditentukan yaitu pengunjung Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yang dilakukan pada hari senin sampai minggu pada waktu siang, sore dan malam hari. 5. Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4.4 Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Matriks SWOT. Analisis Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats SWOT adalah matriks SWOT yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternative strategi yang dapatditerapkan oleh perusahaan. Menurut David 2008 ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matiks SWOT: a. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan, adapun yang menjadi peluang dari Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yaitu :  Permintaan yang cukup tinggi  Kemajuan teknologi baik teknologi produksi ataupun teknologi informasi  Kemudahan dalam memperoleh bahan baku  Cukup tersedianya angkatan kerja b. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan, adapun ancaman yang dihadapi oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yaitu:  Tingginya tingkat persaingan diantara restoran  Kenaikan harga bahan baku  Banyaknya produk alternatif c. Menuliskan kekuatan internal perusahaan, adapun kekuatan yang dimiliki oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yaitu:  Memiliki cita rasa yang khas  Memiliki makanan dan minuman yang bervariasi  Kebersihan dan kenyamanan restoran  Laporan keuangan tersusun dengan baik  Lokasi restoran yang strategis  Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung d. Menuliskan kelemahan internal perusahaan, adapun kelemahan yang dimiliki oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung  Kegiatan promosi kurang intensif  Kondisi Parkir kurang memadai e. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam sel yang ditentukan, adapun hasil Strategi So yaitu Melakukan strategi penetrasi pasar f. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO dalam sel yang ditentukan, adapun hasil strategi WO yaitu Meningkatkan promosi g. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam sel yang ditentukan, adapun hasil strategi ST yaitu melakukan strategi pengembangan produk h. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT dalam sel yang ditentukan, adapun hasil Strategi WT yaitu melakukan promosi. Tabel 5. Hasil Matriks Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan Strengths-S 1. Memiliki cita rasa yang khas 2. Memiliki makanan dan minuman yang bervariasi 3. Kebersihan dan kenyamanan restoran 4. Laporan keuangan tersusun dengan baik 5. Lokasi restoran yang strategis 6. Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung Kelemahan Weaknesses-W 1. Kegiatan promosi kurang intensif 2. Kondisi Parkir kurang memadai Peluang Opportunities-O 1. Permintaan yang cukup tinggi 2. Kemajuan teknologi baik teknologi produksi ataupun teknologi informasi 3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku 4. Cukup tersedianya angkatan kerja Strategi S-O Melakukan strategi penetrasi pasar S1, S2, S4, O1, O2 dan O4 Strategi WO Meningkatkan promosi W1 dan O1, O2 Ancaman Threats-T 1. Tingginya tingkat persaingan diantara restoran 2. Kenaikan harga bahan baku 3. Banyaknya produk alternatif Strategi S-T Melakukan strategi pengembangan produk S1, S2, S6, T1, dan T3 Strategi W-T Meningkatkan promosi W1, dan T1, V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Berdirinya Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung Aceh adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan ragam hidangan khasnya. Tidak hanya kaya ragam, masakan Aceh juga terkenal enak dan rasanya pun memiliki ciri khas yang kuat. Salah satu restoran yang menyajikan masakan khas dari Aceh yaitu Gampoeng Aceh. Gampoeng Aceh pertama kali berdiri pada Bulan Juli 2005 di Bandung. Visinya adalah untuk memperkenalkan kultur Aceh kepada masyarakat luas, terutama melalui makanan. Terkait dengan visi tersebut, status restoran juga sedikit banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang tengah terjadi di Aceh Salah satunya dapat dilihat dari awal mula penggunaan nama Gampoeng Aceh. Pada awal berdirinya, restoran ini belum menggunakan nama apapun. Hanya berupa warung biasa, yang menyajikan masakan-masakan khas dari Aceh. Nama Gampoeng Aceh baru digunakan setelah terjadi perdamaian di Aceh, atau tepatnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Restoran Gampoeng Aceh didirikan pertama kali di daerah Bandung oleh Bapak Edy Adhar. Di Bandung Restoran Gampoeng Aceh sudah akrab di telinga masyarakatnya sehingga mengalami perkembangan yang signifikan bahkan yang mengkonsumsinya tidak hanya masyarakat yang berasal dari suku Aceh melainkan diluar dari suku Aceh itu sendiri. Kemudian pada tanggal 24 April 2010 cabang Restoran Gampoeng Aceh di buka di daerah Bogor tepatnya di Jalan Pajajaran No. 2 Lampu Merah Bangbarung yang dipimpin oleh Ibu Icha sebagai Manajernya yang sekarang menggantikan Bapak Herry . Salah satu alasan dibukanya cabang Restoran Gampoeng Aceh di Bogor menurut bapak Herry adalah karena belum ada restoran yang khusus menghidangkan secara lengkap masakan Aceh, selain itu Kota Bogor juga merupakan salah satu Kota Wisata yang mengalami perkembangan yang pesat sehingga menjadi peluang banyaknya kunjungan dari wisatawan baik lokal maupun interlokal. Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yang ada di Kota Bogor berdiri diatas lahan seluas ±1000 m 2 . Warna khas dari bangunannya adalah didominasi dengan warna merah yang artinya berani. Orang Aceh sendiri telah dikenal sebagai bangsa yang berani. Dapat dilihat dari tokoh-tokoh pahlawan seperti Cut Nyak Dien, Panglima Polim, dan sebagainya, yang dengan gagah berani memimpin perlawanan terhadap penguasa kolonial yang lalim dan sewenang-wenang. Dengan dasar pemikiran seperti itulah, maka warna merah dipilih sebagai warna yang dominan pada interior di Gampoeng Aceh. Dengan menonjolkan warna merah, Gampoeng Aceh ingin mengungkapkan semangat yang mendasari kebudayaan Aceh, yaitu keberanian. Mulai dari papan nama restoran, dinding ruangan, hingga lampu-lampu yang menyala di malam hari, semuanya menampilkan nuansa merah. Lokasinya yang berada di daerah Pajajaran Kota Bogor, memberikan nilai plus tersendiri bagi restoran ini karena tempatnya yang strategis di pinggir jalan protokol sehingga mudah ditemukan oleh pengunjung. Masakan Aceh pada umumnya didominasi dengan citarasa pedas. Untuk bumbu rempah-rempah termasuk jenis bumbu yang paling sering digunakan. Namun, di Gampoeng Aceh ini, nilai pedasnya cenderung lebih dikurangi, karena untuk menyesuaikan dengan selera pengunjungnya, sedangkan penggunaan rempah-rempah lebih ditingkatkan. Ada sekitar 90-an menu masakan Aceh yang terdapat di Gampoeng Aceh, termasuk makanan dan minuman. Juru masaknya sendiri sembilan puluh persen orang Aceh, dan selebihnya berasal dari Bogor.

5.2. Visi dan Misi Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung