jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut.
7 Physic
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah,
kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, angggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya.
2.
Lingkungan Eksternal
Tujuan audit eksternal external audit adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus
dihindari. Proses menjalankan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan, keterlibatan mereka dalam proses manajemen strategi akan
menghasilkan pemahaman dan komitmen dari anggota organisasi. Perusahaan harus mendapatkan informasi tentang pesaing dan informasi tentang tren ekonomi, sosial
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum dan teknologi. Adapun yang termasuk ke dalam lingkungan eksternal yaitu:
1 Lingkungan Makro
Lingkungan Makro merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung dan pada umumnya memiliki cakupan yang luas.
Akan tetapi, perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran. Lingkungan Makro terdiri dari:
a. Kekuatan Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula
iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga
kerja.
Aspek perekonomian memiliki pengaruh penting pada aktivitas pemasaran. Dalam lingkungan ekonomi selain orang, pasar mensyaratkan adanya daya beli.
Daya beli tersebut bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, utang dan ketersediaan kredit saat ini. Sebagai contoh, jika seorang pelanggan memiliki
pendapatan yang rendah, maka sudah dapat dipastikan hanya akan membeli produk sesuai dengan pendapatannya. Oleh karena itu, seorang pemasar perlu menyiasati
berbagai peluang pemasaran, bahkan pada saat perekonomian sedang mengalami penurunan.
b. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Hendaknya
perubahan sosial yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan.
c. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum
Untuk perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau subsidi, ramalan politik dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit
eksternal. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan pengaruh variable politik
terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.
d. Kekuatan Teknologi
Perubahan teknologi yang revolusioner dan penemuan memiliki pengaruh yang dramatis terhadap organisasi. Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami
kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis.
2 Lingkungan Mikro
Terdiri dari komponen-komponen yang relatif lebih memberikan pengaruh secara langsung pada perusahaan, terdiri dari:
a Konsumen
Menunjukkan karakteristik dan perilaku dari mereka yang membeli barang atau jasa. Atau dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk
mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini Engel et al. 1994. Ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, antara lain : adanya
pengenalan kebutuhan, melakukan pencarian informasi mengenai produk yang dibutuhkan atau diinginkan, mencari evaluasi alternatif, melakukan pembelian dan
yang terakhir adalah mengetahui hasilnya atau mendapatkan kepuasan dari produk yang dibeli.
b Pesaing
Pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Maka dari itu, perusahaan harus dapat mengembangkan
produknya, mencari terus apa yang dapat ditawarkan, membuat cara-cara baru dalam melayani pelanggan, menemukan pasar-pasar baru.
3 Lingkungan Industri Kompetitif
Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi pesaing utama tidak
selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang berbeda.
Menurut Porter dalam David 2008, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yaitu persaingan antar perusahaan
sejenis, kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar menawar penjualpemasok dan kekuatan tawar-menawar
pembelikonsumen.
Gambar 1 . Model Kekuatan Porter David, 2008
a. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
Intensitas persaingan diantara perusahaan sejenis yang bersaing cenderung meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah, karena pesaing semakin
seragam dalam hal ukuran dan kemampuan, karena permintaan untuk produk industri menurun dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum.
b. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan untuk
masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya
pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya
Kekuatan tawar- menawar
penjualpemasok Kekuatan tawar-
menawar pembelikonsumen
Potensi pengembangan produk substitusi
Kemungkinan masuknya pesaing baru Persaingan
antarperusahaan sejenis
kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi
yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
Disamping berbagai hambatan masuk, perusahaan baru kadang-kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah,
dan sumber daya pemasaran yang besar. c.
Potensi Pengembangan Produk Substitusi Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan
dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen beralih ke produk lain menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan
kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk
meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. d.
Kekuatan Tawar-menawar PenjualPemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok bargaining power of supplier
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup
bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang backward integration untuk
mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok. e.
Kekuatan Tawar-menawar PembeliKonsumen Kekuatan tawar-menawar konsumen lebih tinggi ketika yang dibeli adalah
produk standar atau tidak terdiferensiasi. Kondisi yang seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga
ke tingkat yang lebih tinggi.
3.1.3 Persepsi Konsumen
Bagaimana seseorang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu objek. Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan
dan mengintrepretasikan informasi menjadi suatu gambaran yang berarti mengenai suatu objek Kotler dan Armstrong, 2008. Persepsi menurut Robbins 1998 adalah
proses dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan dari panca indera dengan tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka.
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal
mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses
tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk mengintrepretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu
stimuli harus mampu mengekspos manusia mendapat perhatian melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah
stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
Persepsi akan sesuatu berasal dari interaksi antara dua jenis faktor Schiffman dan Kanuk, 2007:
1 Stimulus Faktor
Karakteristik obyek secara fisik seperti ukuran, warna, berat atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristiknya akan mampu
menciptakan suatu rangsangan pada indera manusia, sehingga mampu menciptakan suatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
2 Individual Faktor
Karakteristik invidu yang termasuk didalamnya tidak hanya proses panca indera tetapi juga pengalaman yang serupa dan dorongan utama serta harapan dari
individu itu sendiri. Dalam manajemen pemasaran, persepsi adalah proses seseorang dalam
melihat, mengorganisasikan, dan mengintrepretasikan informasi untuk mendapatkan gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa bentuk fisik produk, kemasan,
harga, pelayanan, kemudahan memperolehnya, serta berbagai bauran pemasaran lainnya. Mempelajari persepsi konsumen akan sangat berguna bagi suatu perusahaan
dalam merumuskan strategi pemasaran yang cocok dengan karakteristik konsumennya.
3.1.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menyusun strategi pemasaran adalah dengan menggunakan Matriks SWOT. Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength
dan peluang Opputunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan Ancaman Threats. Menurut David 2008 analisis
SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu perusahaan untuk mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut :
a. Strategi
SO Strength-Oppurtunities,
yaitu strategi
yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. b.
Strategi WO Weaknesses-Oppurtunities, yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. c.
Strategi ST Strengths-Threats, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh
dari ancaman eksternal. d.
Strategi WT Weaknesses-Threats, yaitu strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Perkembangan yang pesat pada bisnis restoran menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi. Sehingga bagi Restoran Gampoeng Aceh cabang dari
Banung di Bogor yang baru berdiri perlu mengkaji strategi pemasaran untuk mengetahui strategi apa yang harus dijalankan agar mampu bersaing dengan
restoran lain dan dapat memperoleh pelanggan yang banyak
Kerangka pemikiran didasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan permasalahan yang dihadapi. Merencanakan konsep bauran
pemasaran perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang paling dominan agar perusahaan mengetahui sejauh mana faktor tersebut berperan dalam penyusunan
strategi pemasaran. Kemudian menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari
Bandung. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan internal dan eksternal perusahaan. Dengan mengidentifikasi lingkungan
internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung sedangkan lingkungan eksternal untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan. Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai
alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Alur
kerangka kegiatan operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Kekuatan dan Kelemahan
Analisis Matris SWOT
Rekomendasi strategi pemasaran yang tepat untuk
dijalankan Restoran Gampoeng Aceh
Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung
Permasalahan yang dihadapi yaitu penjualan yang tidak mencapai
target dan menghadapi persaingan diantara restoran
Analisis Lingkungan
Internal: Pemasaran
STP
segmentation, targeting,
positioning Bauran
pemasaran 7P Eksternal:
Lingkungan Makro
Lingkungan Miko
Lingkungan Industri
Peluang dan Ancaman
Hasil Strategi Matriks SWOT Menganalisis
Persepsi Konsumen
IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian