17 biasanya lebih tinggi daripada air bersih, karena adanya tambahan air hangat
dari pemakaian perkotaan. 2.
Ciri-ciri kimiawi air limbah selain dapat diketahui melalui pengukuran BOD
5
, COD, dan Total Organic Carbon TOC dapat juga diketahui melalui
pengujian kadar ammonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor telah umum diidentifikasikan
sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian-pengujian lain seperti klorida, sulfat, PH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya
air limbah yang sudah diolah dipakai kembali. Pengukuran gas-gas yang ada, seperti hidrogen sulfida, oksigen metan dan karbon dioksida dilakukan untuk
membantu operasi sistem yang bersangkutan. 3.
Ciri-ciri biologis air limbah yaitu mengandung bakteri patogen yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
2.3 Sistem Pengelolaan Waduk
Keberadaan waduk tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kehidupan manusia. Waduk yang memberikan banyak manfaat terhadap masyarakat
membuat waduk menjadi lokasi masyarakat dalam berinteraksi dan bergantung untuk kelansungan hidupnya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan R.M. Gatot
Soemartono mengenai lingkungan hidup. Menurut Soemartono dalam Ruray 2012, lingkungan hidup adalah ruang tempat baik makhluk hidup maupun tidak
hidup berada dalam satu kesatuan, dalam non fisik, sehingga mempengaruhi kelangsungan kehidupan makhluk tersebut khususnya manusia. Dengan kata lain,
pengelolaan waduk dapat diadaptasi dari cara pengelolaan lingkungan hidup secara umum kemudian dapat diterapkan sesuai dengan kondisi waduk yang lebih
spesifik. Pasal 1 UU Nomor 32 Tahun 2009 menjelaskan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan pendekatan hukum
18 lingkungan administratif. Pendekatan Hukum Lingkungan Administratif ini
meliputi dua instrument, yaitu : 1.
Instrumen Perizinan. Instrumen perizinan merupakan hal yang penting karena instrument tersebut dapat mengarahkan atau mengendalikan aktivitas-aktivitas
tertentu, dapat mencegah bahaya dari lingkungan, dapat melindungi objek- objek tertentu, serta dapat menyeleksi orang-orang beserta aktivitasnya.
2. Instrumen Ekonomi. Instrumen Ekonomi merupakan suatu instrument yang
didasari oleh konsep pencemar membayar, suatu konsep yang berangkat dari pemikiran bahwa biaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
merupakan kunci untuk mengatasi masalah lingkungan secara tepat. Pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
lingkungan hidup adalah pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha lainnya. Pasal 63 UU Nomor 32 Tahun 2009, menunjuk adanya tugas pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yakni diantaranya menetapkan kebijakan nasional tentang lingkungan hidup, dan bahwa kebijakan ini harus
dilakukan secara terpadu oleh semua instansi. Selain pemerintah, pihak yang memiliki kewajiban dalam pengelolaan
lingkungan hidup adalah masyarakat. Kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup sesuai
pasal 67
UU Nomor
32 Tahun
2009 menentukan :
“Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran danatau kerusakan
lingkungan hidup”. Pihak yang juga memiliki kewajiban dalam pengelolaan lingkungan hidup
adalah pihak pelaku usaha. Dalam pasal 68 UU Nomor 32 Tahun 2009 ditegaskan bahwa :
Setiap orang yang melakukan usaha dankegiatan berkewajiban : a.
Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.
b.
Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Gagasan pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah diupayakan di dalam program dan strategi pengelolaan lingkungan sebagaimana tertuang dalam
dokumen Agenda 21 Indonesia yang merupakan penjabaran lebih lanjut Agenda
19 21 yang dihasilkan dalam Koferensi Tingkat Tinggi Bumi Earth Summit di Rio
de Janeiro tahun 1992, Agenda 21 Indonesia merumuskan strategi nasional untuk pembangunan berkelanjutan yang dikelompokan menjadi empat are yakni :
pelayanan masyarakat, pengelolaan limbah, pengelolaan sumberdaya tanah, pengelolaan sumberdaya alam Mitchell, 2010.
2.4 Teori Kelembagaan
Kelembagaan adalah kegiatan kolektif dalam suatu kontrol atau jurisdiksi, pembebasan atau liberasi, dan perluasan atau ekspansi kegiatan individu Arifin,
2005. Definisi kelembagaan mencakup dua batas pemisah penting, yaitu 1 norma dan konvensi norms and conventions, serta 2 aturan main rules of the
game. Kelembagaan umumnya dapat diprediksi dan cukup stabil, serta dapat diaplikasikan pada situasi berulang, sehingga sering juga diartikan sebagai
seperangkat aturan main atau tata cara untuk keberlangsungan sekumpulan kepentingan a set of working rules of going concerns.
Menurut Arifin 2005, ruang lingkup kelembagaan dapat dibatasi pada hal- hal berikut :
1. Kelembagaan adalah kreasi manusia human creations. Beberapa bagian
penting dari kelembagaan adalah hasil akhir dari upaya atau kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar.
2. Kumpulan Individu group of individuals. Kelembagaan hanya berlaku pada
sekelompok individu, setidaknya dua orang atau bagi seluruh anggota masyarakat.
3. Dimensi waktu time dimension. Karakteristik suatu institusi adalah apabila
sesuatu dapat diaplikasikan pada situasi yang berulang repeated situations dalam suatu dimensi waktu.
4. Dimensi tempat place dimension. Salah satu determinan penting dalam
aransemen kelembagaan adalah lingkungan fisik, yang juga dapat berperan penting dalam pembentukan suatu struktur kelembagaan.
5. Aturan main dan norma rules and norms. Kelembagaan ditentukan oleh
konfigurasi aturan main dan norma, yang telah dirumuskan oleh suatu kelompok masyarakat.