Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

15 diangkut oleh air dalam bentuk koloidal, sehingga sukar mengendap dalam waduk, mengalir ke hilir bersama air limpasan. 2. Suspended load sedimen layang dengan butiran yang lebih kasar, kira-kira beberapa per seratus sampai dengan beberapa per puluhan millimeter, yang diangkut dalam suspense keadaan melayang ke dalam waduk sebagian besar akan terendap di bagian hilir kolam waduk bersama dengan sebagian kecil wash load. 3. Bed load sedimen dasar dengan besar butiran yang lebih besar dari butiran layang, menggelincir dan bergulingan translating and rolling pada dasar sungai. Hampir semua sedimen dasar akan mengendap di kolam waduk bagian hulu serta pada dasar alur sungai pemasok air waduk. Ketika aliran-masuk sedimen sediment inflow besar dibandingkan dengan kapasitas waduknya, maka usia manfaat waduk tersebut akan pendek. Suatu waduk kecil pada sungai yang besar akan melewatkan sebagian besar alirannya sedemikian capat sehingga sedimen yang halus tidak akan mengendap, tetapi dialirkan ke hilir. Suatu waduk besar, sebaliknya, akan menahan air untuk beberapa tahun yang memungkinkan pemisahan sedimen terapung secara hampir sempurna. Efisiensi tangkapan suatu waduk akan berkurang sejalan dengan umurnya, karena kapasitas waduk akan dikurangi oleh tumpukan sedimen. Dengan demikian, pemenuhan waduk sepenuhnya oleh sedimen mungkin memerlukan waktu panjang, tetapi sebenarnya usia manfaat waduk telah berakhir pada waktu kapasitas simpanan yang diambil oleh sedimen telah cukup besar untuk mencegah waduk melaksanakan fungsinya. Linsley, 1985. Pengendapan berlebihan di daerah genangan dapat mempengaruhi pembebanan pada bendungan dan mengganggu saluran muka kearah bangunan pelimpah ataupun fasilitas pengeluaran air Litbang SDA, 2007. Garno 2000 mengungkapkan bahwa pada periode 5 tahun terakhir, KJA di Waduk Cirata setiap tahunnya menghasilkan limbah organik sekitar 145.334,00 ton dengan kandungan nitrogen dan fosfor masing- masing sekitar 6.611.79 ton•N dan 1.041.42 kg•P. Limbah yang berasal dari luar badan air, karena proses bio- kimia yang dialami selama di perjalanan; maka sesampainya di badan air sungaiwaduk jumlahnya diperkirakan banyak berkurang, sedangkan limbah 16 KJA tidak berkurang, karena limbah KJA langsung berada dalam badan air itu sendiri Garno, 2000. Limbah oraganik yang masuk ke waduk meningkatkan konsentrasi nutrient terlarut pada badan air waduk-waduk tersebut eutrofikasi. Eutrofikasi dipastikan akan memacu pertumbuhan tumbuhan hijau gulma air seperti enceng gondok Eicornia crassipes dan fitoplankton secara berlebihan. Pertumbuhan gulma air seperti enceng gondok secara belebihan akan menutupi permukaan air dan mempercepat proses pendangkalan. Air limbah yaitu air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah pemukiman terdiri dari : 1. Air limbah rumah tangga saniter, yaitu air limbah dari daerah perumahan serta sarana-sarana komersial, institusional, dan yang serupa dengannya. 2. Air limbah industri, yaitu bila bahan-bahan buangan industri merupakan bagian terbesar. 3. Air resapan aliran masuk, yaitu air dari luar yang masuk ke dalam sistem pembuangan dengan berbagai cara, serta air hujan yang tercurah dari sumber- sumber seperti talang dan drainasi pondasi. 4. Air hujan, hasil dari aliran curah hujan. Ciri-ciri limbah terdiri dari ciri-ciri fisik, kimiawi, dan biologis yaitu : 1. Ciri-ciri fisik utama air limbah adalah kandungan bahan padat, warna, bau dan suhunya. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat terapung serta senyawa-senyawa yang larut dalam air. Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu-abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukan atau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu-abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik tanpa adanya oksigen. Bau air limbah yang baru biasanya tidak begitu merangsang, tetapi berbagai senyawa yang berbau dilepaskan pada saat air limbah terurai secara biologis pada kondisi anaerobik. Suhu air limbah 17 biasanya lebih tinggi daripada air bersih, karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. 2. Ciri-ciri kimiawi air limbah selain dapat diketahui melalui pengukuran BOD 5 , COD, dan Total Organic Carbon TOC dapat juga diketahui melalui pengujian kadar ammonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor telah umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian-pengujian lain seperti klorida, sulfat, PH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali. Pengukuran gas-gas yang ada, seperti hidrogen sulfida, oksigen metan dan karbon dioksida dilakukan untuk membantu operasi sistem yang bersangkutan. 3. Ciri-ciri biologis air limbah yaitu mengandung bakteri patogen yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

2.3 Sistem Pengelolaan Waduk

Keberadaan waduk tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kehidupan manusia. Waduk yang memberikan banyak manfaat terhadap masyarakat membuat waduk menjadi lokasi masyarakat dalam berinteraksi dan bergantung untuk kelansungan hidupnya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan R.M. Gatot Soemartono mengenai lingkungan hidup. Menurut Soemartono dalam Ruray 2012, lingkungan hidup adalah ruang tempat baik makhluk hidup maupun tidak hidup berada dalam satu kesatuan, dalam non fisik, sehingga mempengaruhi kelangsungan kehidupan makhluk tersebut khususnya manusia. Dengan kata lain, pengelolaan waduk dapat diadaptasi dari cara pengelolaan lingkungan hidup secara umum kemudian dapat diterapkan sesuai dengan kondisi waduk yang lebih spesifik. Pasal 1 UU Nomor 32 Tahun 2009 menjelaskan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan pendekatan hukum