Kelompok Masyarakat Karakteristik Stakeholder Pengguna Sumber Daya Waduk Cirata
                                                                                73 pengorganisasian,  pelaksanaan  dan  pengawasanevaluasi.  Sedangkan  DKP
Kabupaten  Bandung  Barat  dan  Purwakarta,  BPWC  dan  ASPINDAC  hanya terlibat  dalam  pengorganisasian,  pelaksanaan  dan  pengawasanevaluasi.
Stakeholder  lainnya  yaitu  kelompok  pembudidaya  ikan  dan  kelompok  penjual pakan,  hanya  terlibat  dalam  pelaksanaan  dan  pengawasan  pengelolaan
sumberdaya  perikanan.  Adanya  perbedaan  keterlibatan  antara  DKP  provinsi  dan kabupaten  disebabkan  karena  kewenangan  atas  waduk  yang  berada  pada  tiga
wilayah administrasi dimiliki oleh provinsi. Sehingga DKP provinsi adalah pihak yang  memiliki  kewenangan  dalam  perencanaan  untuk  kemudian  diinstruksikan
kepada DKP Kabupaten dan Unit Pelaksana Teknis UPT Cirata tingkat Provinsi. DKP  Kabupaten  Cianjur  memiliki  wewenang  dalam  perencanaan  dalam  hal
mengatur  kegiatan  teknis  UPT  Cirata  tingkat  Kabupaten  Cianjur  yang  tidak dimiliki oleh kedua kabupaten lainnya. UPT Cirata tingkat provinsi dan kabupaten
inilah  yang  kemudian  melaksanakan  tugas  pengorganisasian,  pelaksanaan,  dan pengawasanevaluasi  terhadap  pengelolaan  sumberdaya  perikanan  di  Waduk
Cirata. Keberadaan  KJA  Waduk  Cirata  memberikan  manfaat  yang  berbeda  bagi
setiap  stakeholder  yang  terlibat.  Pihak  DKP  Provinsi  Jawa  Barat  dan  DKP Kabupaten  Cianjur  mendapat  manfaat  dari  penerimaan  daerah  dan  penyerapan
tenaga kerja penduduk di wilayahnya dari pemanfaatan sumberdaya perikanan di Waduk  Cirata.  DKP  Kabupaten  Bandung  Barat  dan  Purwakarta  hanya  mendapat
menfaat  berupa  penyerapan  tenaga  kerja  karena  penerimaan  daerah  langsung masuk ke provinsi dalam kegiatan perikanan. BPWC selaku anak perusahaan PT.
PJB  menerima  pemasukan  dari  kegiatan  penertiban  SPL  dari  petani  ikan  yang membuat  KJA.  Namun  pemasukan  yang  diterima  BPWC  dalam  penerbitan  SPL
jumlahnya  sangat  kecil.  Kelompok  Pembudidaya  ikan,  ASPINDAC,  dan kelompok  penjual  pakan  mendapatkan  manfaat  sebagai  mata  pencarian  dalam
kegiatan  perikanan.  Perbedaan  kepentingan  antara  BPWC  dan  dinas  perikanan kerap menimbulkan perbedaan pandangan dalam mengelola waduk. BPWC selaku
pemanfaat waduk menginginkan jumlah pembudidaya ikan dapat ditekan seminim mungkin  agar  menjaga  keberlanjutan  waduk.  Sedangkan  dinas  perikanan  ingin
menghasilkan  jumlah  produksi  ikan  yang  maksimum  dengan  adanya  kegiatan
74 pembudidayaan.  Meskipun  demikian,  stakeholder  yang  termasuk  dalam  kuadran
player  akan  mangupayakan  keberlanjutan  sumberdaya  perikanan  yang  ada  di Waduk Cirata sehingga dapat mereka tetap dapat memanfaatkannya di masa yang
akan datang karena memiliki kepentingan dan pengaruh yang besar. Stakeholder  dalam  kuadran  ini  memberikan  berbagai  sumberdaya  dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan di Waduk Cirata seperti sumberdaya manusia, dana,  fasilitas,  dan  informasi.  Pihak  DKP  Provinsi  Jawa  Barat  dan  DKP
Kabupaten  Cianjur  melakukan  perencanaan  pengelolaan  perikanan,  melakukan pembinaan,  memberi  bantuan  pendanaan  dan  melakukan  pengawasan  dalam
pengelolaan  sumberdaya  perikanan  di  Waduk  Cirata.  DKP  Kabupaten  Bandung Barat  dan  Purwakarta  terlibat  dalam  kegiatan  pembinaan,  memberi  bantuan
pendanaan dan melakukan pengawasan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di  Waduk  Cirata.  Sedangkan  pihak  BPWC  memberikan  sumberdaya  manusia,
dana,  fasilitas,  dan  informasi  dalam  rangka  pengorganisasian,  pembinaan,  dan pengawasan  terhadap  kegiatan  perikanan  terutama  terkait  dengan  KJA  dalam
upayanya  untuk  menjaga  kelestarian  lingkungan  waduk,  bukan  pada  hasil  dari sumberdaya  perikanan.  Kelompok  Pembudidaya  ikan,  ASPINDAC,  dan
kelompok  penjual  pakan  menjadi  sarana  untuk  mengakomodir  berbagai permasalahan  dalam  pengelolaan  sumberdaya  perikanan  bagi  para  anggotanya,
memberikan  masukan  dalam  mengelola  sumberdaya  perikanan  dan  menampung aspirasi  masyarakat  untuk  berbagai  persoalan  yang  ada  dalam  kegiatan
pengelolaan perikanan. Pengelolaan  sumberdaya  waduk  termasuk  sumberdaya  perikanan  di
dalamnya  sebagian  besar  menjadi  prioritas  bagi  stakeholder  dalam  kuadran  ini. Bagi  semua  stakeholder  kegiatannya  difokuskan  untuk  pengelolaan  sumberdaya
waduk termasuk sumberdaya perikanan agar dapat memberikan manfaat ekonomi maupun kelanjutan sumberdaya waduk sebagai sarana perikanan,menjaga pasokan
listrik dan untuk konservasi atau perlindungan sumberdaya perikanan. Hanya saja untuk DKP Kabupaten Purwakarta pengelolaan sumberdaya perikanan di Waduk
Cirata  tidak  terlalu  diprioritsakan  karena  terdapat  waduk  lain  yang kewenangannya berada di Purwakarta yaitu Waduk Jatiluhur.
75
                