45 Tabel 13 Perkembangan produksi perikanan budidaya Cirata per jenis ikan
wilayah Cianjur tahun 2001 – 2013
No Tahun Jumlah
Produksi Ton Produksi per Jenis Ikan Ton
Mas Nila
Bawal Lainnya
1 2001
14.638,60 8.117,99
3.231,48 3.141,38
87,75 2
2002 14.639,00
8.178,22 3.238,67
3.141,46 80,65
3 2003
15.230,00 8.582,95
3.395,79 3.296,89
87,84 4
2004 14.900,00
8.324,06 3.289,19
3.197,46 89,29
5 2005
17.135,00 9.576,93
3.789,56 3.667,04
94,47 6
2006 18.009,89
10.061,40 3.979,71
3.868,79 99,99
7 2007
18.531,49 10.352,79
4.099,89 3.976,72
102,09 8
2008 30.500,00
16.775,00 6.622,00
6.938,00 165,80
9 2009
33.005,83 18.454,00
7.285,00 7.085,00
181,83 10
2010 39.120,62
21.373,00 8.735,00
8.818,00 194,62
11 2011
42.815,95 18.332,52
12.328,19 11.979,30 175,94
12 2012
49.483,86 25.236,65
10.550,21 13.404,77 292,23
13 2013
46.561,41 24.574,67
10.884,81 10.829,92 272,01
Sumber : BPBPPU, 2013
5.4 Sumber Daya Waduk Cirata
Waduk Cirata merupakan sumber daya buatan manusia dengan memanfaatkan aliran sungai Citarum. Selain Waduk Cirata, terdapat dua Waduk
lain yang juga memanfaakan aliran sungai Citarum yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Saguling. Pemanfaatan 3 Tiga waduk yang menggunakan satu aliran
sungai disebut kaskade. Waduk Jatiluhur merupakan waduk yang tertua dan terletak di bagian hilir yaitu di daeran Kabupaten Purwakarta. Tujuan utama
pembangunan Waduk Jatiluhur yaitu sebagai PLTA, irigasi, bahan baku air minum dan industri. Untuk menjaga kualitas air yang masuk ke Waduk Jatiluhur
kemudian dibuat Waduk Saguling. Waduk Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung diharapkan dapat menjadi filter limbah dari hulu sungai yang alirannya
mengalir ke Waduk Jatiluhur. Seiring berjalannya waktu, aktivitas ekonomi seperti budidaya perikanan dan pertanian di Waduk Saguling menyebabkan
semakin menurunnya kualitas air Citarum. Oleh karena itu maka dibangunlah Waduk Cirata di tengah-tengah DAS Citarum yang diharapkan dapat menjadi
filter ke dua bagi perairan Jatiluhur. Letak ketiga waduk tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
46
Waduk Cirata sendiri memiliki luas areal 7.111 Ha termasuk daratan dan memiliki luas genangan 6.200 Ha. Waduk Cirata memiliki karakteristik unik
dibandingkan dengan dua waduk lainnya karena letaknya yang melintasi tiga wilayah administratif yaitu Kabupaten Cianjur, Bandung Barat, dan Purwakarta.
Sebanyak 60 dari luas Waduk Cirata masuk ke dalam wilayah Kabupaten Cianjur. Pengelola Waduk Jatiuhur adalah Perum Jas Tirta II, Pengelola Waduk
Saguling adalah PT Indonesia Power dan Pengelola Waduk Cirata adalah PT. Pembangkitan Jawa Bali. Berbeda dengan dua waduk lainnya, terdapat pembagian
kerja antara pengelolaan pengbangkit listrik dengan tata kelola waduk di Waduk Cirata. Di Waduk Cirata terdapat BPWC Badan Pengelola Waduk Cirata yang
khusus menangani kualitas air waduk dan kegiatan lain di atas waduk. BPWC merupakan anak perusahaan yang dibentuk oleh PT. PJB.
Bendungan Cirata terletak di jalan Raya Cirata Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Waduk Cirata memiliki fungsi utama sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. PT. PJB mengoperasikan PLTA Cirata menggunakan energi air dari Waduk Cirata yang bersumber dari aliran sungai
Citarum. Perencanaan pembuatan Waduk Cirata dimulai pada tahun 1982-1984 kemudian pembangunannya yang dilaksanakan pada 1984-1988 dinamakan
Gambar 5. Waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur
Keterangan : : Waduk Cirata
: Waduk Saguling : Waduk Jatiluhur