Kegiatan inti 70 menit Kegiatan akhir 10 menit

mesoderm dan endoderm  Selom: rongga tubuh  Aselomata: rongga tubuh antara usus dan tubuh terluar tanpa rongga.  Pseudoselomata: rongga tubuh semu palsu  Eksoskeleton: bagian keras pada tubuh hewan struktur ekternal yang membantu melindungi hewan cangkang  Endoskeleton: rangka dalam  Kutikula: pembatas antara nematoda dengan lingkungan luar tubuh Membandingkan ciri-ciri umum filum porifera, filum coelenterata dan filum platyhelminthes 2. Filum porifera  Hewan spons  Ostium  Pinakosit  Spongosol  Koanosit  Oskulum  Askonoid  Sikonoid  leukonoid  Hewan spons: hewan yang berpori-pori parazoa dan porifera  Ostium: lubang- lubang atau pori- pori yang merupakan lubang masuknya air  Pinakosit: sel-sel lapisan tubuh terluar  Spongosol: rongga tubuh pada porifera  Koanosit: sel-sel lapisan tubuh palingdalam yang melapisi rongga 25 artium spongosol pada porifera  Oskulum: lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air  Askonoid: ostium yang dihubungkan langsung ke spongosol  Sikonoid: ostium yang dihubungkan ke saluran bercabang kemudian ke spongosol.  Leukonoid: saluran yang anyak bercabang-cabang yang membentuk rongga kecil 3. Filum coelenterata  gemmule  gastrosol  mesoglea  knidosit  nematokis  planula  Gemmule: tunas interval yang dihasilkan menjelang musim dingin dalam tubuh coelenterata yang hidup di air tawar.  Gastrosol: rongga tubuh coelenterata yang berfungsi untuk pencernaan  Mesoglea: lapisan yang merupakan pembatas antara lapisan luar dan lapisan dalam.  Knidosit: sel-sel yang terdapat pada permukaan tentakel  Nematokis: kapsul penyengat pada sel knidosit 25  Planula: larva bebas yang sangat muda biasanya berbentuk bulat telur, pipih lonjong.  Sistem radial:  Hewan yang memiliki bagian tubuh yang tersusun melingkar bulat memiliki bagian puncak oral dan bagian dasar aboral  Gemulle: reproduksi porifera secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas  Planula: zigot yang berkembang menjadi larva bersilia  Bintik mata: berfungsi untuk membedakan keadaan gelap dan terang.  Aurikel:berfungsi sebagai indera pembau saat mencari makan. 4. Filum platyhelminthes  Sistem saraf tangga tali  Hermafrodit  bintik mata  aurikel  protonefridia  sel api  Sistem saraf tangga tali: sistem saraf yang terdiri dari sepasang simpul saraf ganglia dan 2 tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga tali  Hermafrodit: pada 25 umumnya platyhelminthes bersifat hermafrodit karena memiliki testis yang menghasilkan sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur  Bintik mata: alat indera berupa bintik mata untuk mendeteksi adanya sinar dan kemoreseptor  Aurikel: mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai ―jelly fish‖. Memiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi.  Protonefridia: alat ekskresi berbentuk saluran bercabang- cabang yang berakhir pada flame bulb flem cell  Sel api: sel berbentuk gelembung saring berisi seberkas silia dan terdapat lubang dibagian tengah gelembung itu. Mengetahui Guru Mata Pelajaran, Drs. Amir Kodir, M.Si NIP: 196605152000121001 Jakarta, April 2016 Peneliti, Lina Farisshana NIM : 109016100010 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Menggunakan metode Active Knowledge Sharing Kelas Eksperimen Nama Sekolah : MAN 11 Jakarta Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas Semester : X Sepuluh Genap Materi Pokok : Dunia Hewan Waktu : 2x45 menit Pertemuan : 2 dua

I. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, peduli, santun, responsif, dan pro aktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menerapkan pengetahuan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan , menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan. 3.1 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Membandingkan ciri-ciri umum filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata dalam dunia hewan Berdasarkan ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi, klasifikasi dan peran dalam kehidupan manusia .

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat : 1. Siswa dapat membedakan ciri-ciri umum filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata dalam dunia hewan Berdasarkan ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi, klasifikasi dan peran dalam kehidupan manusia

V. Materi Pembelajaran

A. Materi Pokok

Materi Pokok dalam bab kali ini adalah:  Invertebrata

B. Sub. Materi

Sub. Bab yang ada dalam materi pokok adalah: 1. Klasifikasi dunia hewan, 5 filum yaitu: Filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata

a. Filum Nematoda Cacing gilig

Anggota filum Nematoda memiliki panjang tubuh antara 1 mm hingga lebih dari 1 m. Tubuh silindris, tak bersegmen, dan bagian ujungnya meruncing membentuk ujung yang halus ke arah posterior sehingga menjadi suatu ujung buntu pada bagian kepala. Permukaan tubuh dilapisi kutikula. Nematoda memiliki pencernaan sempurna, tetapi tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrisi diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan tubuh dalam pseudoselom. Otot dapat memanjang dan berkontraksi. Umumnya Nematoda bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi internal. Zigot dapat bertahan dalam kondisi buruk. Diperkirakan terdapat sekitar 90.000 spesies Nematoda yang hidup di habitat akuatik, tanah yang lembab, didalam jaringan tumbuhan, serta didalam cairan dan jaringan hewan. Cacing gilig atau nematoda yang hidup bebas, berperan penting dalam pembusukan dan daur ulang mineral. Namun banyak Nematoda merupakan hama pertanian yang menyerang akar tumbuhan. Beberapa jenis Nematoda yang merugikan, yaitu: 1 Ascaris lumbricoides, hidup sebagai parasit pada usus halus manusia. Larvanya masuk bersama –sama makanan 2 Necator americanus, parasit pada manusia, larva masuk dengan cara menembus kulit kaki. 3 Oxyuris vermicularis, cacing kremi, larvanya masuk bersama makanan. Cacing betina saat bertelur menuju anus. 4 Wucheria bancrofti dan Filaria brancrofti, hidup parasit pada pembuluh limfa manusia, menyebabkan penyakit Filariasis atau elephantiasis kaki gajah, vektornya nyamuk Culex

b. Filum Annelida

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta bersekat, tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu. Sistem pencernaan terdiri atas: faring, esophagus, tembolok, empedal, dan usus halus. Sistem sirkulasi tertutup tersusun atas jaringan pembuluh darah yang memiliki hemoglobin. Pembuluh darah kecil pada permukaan tubuh cacing tanah berfungsi sebagai organ pernapasan. Pada masing-masing segmen tubuh cacing tanah terdapat organ ekskretoris berupa metanephridia bersilia, yang disebut nefrostom . Sistem saraf tersusun atas ganglion saraf yang dihubungkan dengan sepasang tali saraf memanjang disepanjang arah posterior. Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus lendir membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Active Knowledge Sharing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa di SMP Daar el Qolam

4 22 187

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MODUL HASIL

0 1 129

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING Peningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Melalui Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan) Pada

0 1 15

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING Peningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Melalui Model Pembelajaran Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan) Pada

0 2 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Dengan Media

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Dengan Media Ch

1 4 16

PENGARUH METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Metode Active Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Keaktifan Siswa.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Metode Active Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Keaktifan Siswa.

0 1 7

PENGARUH PENGGUNAAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 23

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR.

0 0 5