mesoderm dan endoderm
Selom: rongga tubuh
Aselomata: rongga tubuh antara usus
dan tubuh terluar tanpa rongga.
Pseudoselomata: rongga tubuh semu
palsu Eksoskeleton:
bagian keras pada tubuh hewan
struktur ekternal yang membantu
melindungi hewan cangkang
Endoskeleton: rangka dalam
Kutikula: pembatas antara
nematoda dengan lingkungan luar
tubuh
Membandingkan ciri-ciri
umum filum
porifera, filum coelenterata
dan filum
platyhelminthes
2. Filum porifera
Hewan spons Ostium
Pinakosit Spongosol
Koanosit Oskulum
Askonoid Sikonoid
leukonoid
Hewan spons: hewan yang
berpori-pori parazoa dan
porifera
Ostium: lubang- lubang atau pori-
pori yang merupakan lubang
masuknya air
Pinakosit: sel-sel lapisan tubuh
terluar Spongosol: rongga
tubuh pada porifera
Koanosit: sel-sel lapisan tubuh
palingdalam yang melapisi rongga
25
artium spongosol pada porifera
Oskulum: lubang besar yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya
air
Askonoid: ostium yang dihubungkan
langsung ke spongosol
Sikonoid: ostium yang dihubungkan
ke saluran bercabang
kemudian ke spongosol.
Leukonoid: saluran yang anyak
bercabang-cabang yang membentuk
rongga kecil
3. Filum coelenterata
gemmule gastrosol
mesoglea knidosit
nematokis planula
Gemmule: tunas interval yang
dihasilkan menjelang musim
dingin dalam tubuh coelenterata yang
hidup di air tawar.
Gastrosol: rongga tubuh coelenterata
yang berfungsi untuk pencernaan
Mesoglea: lapisan yang merupakan
pembatas antara lapisan luar dan
lapisan dalam.
Knidosit: sel-sel yang terdapat pada
permukaan tentakel
Nematokis: kapsul penyengat pada sel
knidosit 25
Planula: larva bebas yang sangat
muda biasanya berbentuk bulat
telur, pipih lonjong.
Sistem radial: Hewan yang
memiliki bagian tubuh yang
tersusun melingkar bulat memiliki
bagian puncak oral dan bagian
dasar aboral
Gemulle: reproduksi porifera
secara aseksual terjadi dengan
pembentukan tunas
Planula: zigot yang berkembang
menjadi larva bersilia
Bintik mata: berfungsi untuk
membedakan keadaan gelap dan
terang.
Aurikel:berfungsi sebagai indera
pembau saat mencari makan.
4. Filum
platyhelminthes Sistem saraf
tangga tali Hermafrodit
bintik mata aurikel
protonefridia sel api
Sistem saraf tangga tali: sistem
saraf yang terdiri dari sepasang
simpul saraf ganglia dan 2 tali
saraf yang memanjang dan
bercabang-cabang melintang seperti
tangga tali
Hermafrodit: pada 25
umumnya platyhelminthes
bersifat hermafrodit karena
memiliki testis yang menghasilkan
sperma dan ovarium yang
menghasilkan sel telur
Bintik mata: alat indera berupa
bintik mata untuk mendeteksi adanya
sinar dan kemoreseptor
Aurikel: mempunyai bentuk
seperti mangkuk dan dikenal
sebagai ―jelly fish‖. Memiliki
lapisan mesoglea yang tebal dan
dapat digunakan sebagai sumber
nutrisi.
Protonefridia: alat ekskresi berbentuk
saluran bercabang- cabang yang
berakhir pada flame bulb flem
cell
Sel api: sel berbentuk
gelembung saring berisi seberkas
silia dan terdapat lubang dibagian
tengah gelembung itu.
Mengetahui Guru Mata Pelajaran,
Drs. Amir Kodir, M.Si NIP:
196605152000121001
Jakarta, April 2016 Peneliti,
Lina Farisshana NIM : 109016100010
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Menggunakan metode
Active Knowledge Sharing Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas Semester : X Sepuluh Genap
Materi Pokok : Dunia Hewan
Waktu : 2x45 menit
Pertemuan : 2 dua
I. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, peduli, santun,
responsif, dan pro aktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menerapkan pengetahuan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan , menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4.
Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan.
3.1 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Membandingkan ciri-ciri umum filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca,
Arthropoda dan Echinodermata dalam dunia hewan Berdasarkan ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi, klasifikasi dan peran dalam kehidupan
manusia .
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat : 1.
Siswa dapat membedakan ciri-ciri umum filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata dalam dunia hewan
Berdasarkan ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi, klasifikasi dan peran dalam kehidupan manusia
V. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok
Materi Pokok dalam bab kali ini adalah: Invertebrata
B. Sub. Materi
Sub. Bab yang ada dalam materi pokok adalah: 1.
Klasifikasi dunia hewan, 5 filum yaitu: Filum Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan
Echinodermata
a. Filum Nematoda Cacing gilig
Anggota filum Nematoda memiliki panjang tubuh antara 1 mm hingga lebih dari 1 m. Tubuh silindris, tak bersegmen, dan bagian ujungnya
meruncing membentuk ujung yang halus ke arah posterior sehingga menjadi suatu ujung buntu pada bagian kepala. Permukaan tubuh dilapisi
kutikula. Nematoda memiliki pencernaan sempurna, tetapi tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrisi diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan tubuh
dalam pseudoselom. Otot dapat memanjang dan berkontraksi. Umumnya Nematoda bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi
internal. Zigot dapat bertahan dalam kondisi buruk. Diperkirakan terdapat sekitar 90.000 spesies Nematoda yang hidup di habitat akuatik, tanah yang
lembab, didalam jaringan tumbuhan, serta didalam cairan dan jaringan hewan.
Cacing gilig atau nematoda yang hidup bebas, berperan penting dalam pembusukan dan daur ulang mineral. Namun banyak Nematoda
merupakan hama pertanian yang menyerang akar tumbuhan.
Beberapa jenis Nematoda yang merugikan, yaitu: 1
Ascaris lumbricoides, hidup sebagai parasit pada usus halus manusia.
Larvanya masuk bersama –sama makanan
2 Necator americanus, parasit pada manusia, larva masuk dengan cara
menembus kulit kaki. 3
Oxyuris vermicularis, cacing kremi, larvanya masuk bersama makanan. Cacing betina saat bertelur menuju anus.
4 Wucheria bancrofti dan Filaria brancrofti, hidup parasit pada
pembuluh limfa manusia, menyebabkan penyakit Filariasis atau elephantiasis kaki gajah, vektornya nyamuk Culex
b. Filum Annelida
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab
itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur
umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta bersekat, tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf
memanjang menembus septa itu. Sistem pencernaan terdiri atas: faring, esophagus, tembolok, empedal, dan usus halus. Sistem sirkulasi tertutup
tersusun atas jaringan pembuluh darah yang memiliki hemoglobin. Pembuluh darah kecil pada permukaan tubuh cacing tanah berfungsi
sebagai organ pernapasan.
Pada masing-masing segmen tubuh cacing tanah terdapat organ ekskretoris berupa metanephridia bersilia, yang disebut nefrostom . Sistem
saraf tersusun atas ganglion saraf yang dihubungkan dengan sepasang tali saraf memanjang disepanjang arah posterior.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus lendir membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap
menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.