43 b
adanya interaksi sosial yang baik dalam kelompok; c
membuat siswa lebih aktif dan kreatif, dan d
dengan adanya penghargaan yang diberikan kepada kelompok mencapai prestasi yang baik.
2 Kelemahan model kooperatif tipe Jigsaw
Kelemahan dari model kooperatif tipe Jigsaw antara lain: a
diperlukan kesadaran siswa untuk memaksimalkan kinerjanya, b
memerlukan waktu yang cukup lama dan persiapan yang matang dalam pembuatan bahan ajar, dan
c membutuhkan biaya yang cukup besar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Sukamti dengan judul “Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Jigsaw
pada Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1 Gosono Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 20122013”. Penelitian ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan tanggung jawab belajar PKn yang dibuktikan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam
proses pembelajaran, tanggung jawab siswa meningkat menjadi 11 siswa 55 pada siklus I dan 18 siswa 90 pada siklus II dari sebelumnya yang
tidak menggunakan model pembelajaran Jigsaw hanya 3 siswa 15. Penelitian oleh Kundari Agustianingsih dengan judul “Meningkatkan
Tanggung Jawab Siswa melalui Model Jigsaw dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII-
12 SMP Negeri Bandung”. Hasil penelitian ini menunjukkan
44 bahwa 1 penerapan model Jigsaw untuk meningkatkan tanggung jawab
siswa telah mencapai kategori baik dengan langkah-langkah yang benar, 2 gambaran tanggung jawab siswa setelah diterapkannya model Jigsaw
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi tanggung jawab siswa yang meningkat pada setiap siklusnya.
Penelitian oleh Desi A. Situngkir dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Tanggung Jawab
dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Matriks di Kelas XII IPA SMA RK Serdang Murni Lubukpakam Tahun ajaran 20132014”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah dilakukan model kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 13
dari 40 siswa 32 dengan rata-rata kelas 56,95 dan rata-rata tanggung jawab siswa adalah 53,17 pada siklus I dan banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar adalah 35 siswa 87,5 dengan rata-rata kelas 72,4 dan rata-rata tanggung jawab siswa 82 pada siklus II.
C. Kerangka Berfikir
Dewasa ini, masalah yang cenderung menjadi perbincangan di dunia pendidikan adalah mengenai karakter. Melihat kondisi masyarakat saat ini
yang cenderung degradasi karakter, tentu bangsa ini sangat memerlukan perubahan. Perubahan tersebut salah satunya melalui pendidikan, di mana
seseorang akan banyak memperoleh ilmu dan membentuk kebiasaan atau karakternya dalam kehidupan sehari-harinya. Siswa sebagai generasi penerus
bangsa, perlu menjadi manusia yang berkarakter dalam membangun bangsa
45 di masa mendatang. Adapun karakter yang dapat dibentuk pada proses
belajar di sekolah adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Karakter tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan. Tanggung jawab berarti menerima
apa yang diwajibkan dan melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kemampuan. Karakter tanggung jawab dapat dibentuk melalui diskusi di
dalam kelas, salah satunya melalui pembelajaran kooperatif. Namun, kebanyakan siswa cenderung melepaskan tanggung jawabnya pada proses
diskusi kelas. Hal ini terjadi dapat dikarenakan kegiatan pembelajaran kooperatif kurang dirancang dengan tepat.
Pembelajaran PKn di sekolah dasar seharusnya menjadi aktivitas yang bermakna bagi peserta didik, yaitu peserta didik bebas untuk
mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pembelajaran PKn bertujuan membentuk siswa untuk bersikap baik, kreatif,
dan bertanggung jawab. Namun, praktik kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran PKn, sering kali adanya anggapan bahwa keberhasilan
pembelajaran ditandai dengan tingginya nilai yang diperoleh siswa. Proses pendidikan terlalu mengedepankan penilaian pencapaian individu dengan
tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama. Selain
46 itu, penilaian cenderung dititikberatkan pada hasil kognitif dan melupakan
aspek afektif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
dalam pembelajaran PKn adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Selain hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif akan diperoleh setelah
mengikuti proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran ini memiliki keistimewaan yaitu siswa
selain dapat mengembangkan kecakapan individu juga mengembangkan kecakapan berkelompok, yaitu siswa diajarkan bertanggung jawab pada diri
sendiri dan orang lain. Dari uraian di atas, dalam penelitian ini dipilih metode Jigsaw yang
merupakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dipilih dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana
pengaruh model tersebut terhadap karakter tanggung jawab dalam pembelajaran PKn siswa kelas V SDN Sedangadi 1 Mlati.
Gambar 1. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis