Ujaran-ujaran yang tidak Diterjemahkan

maka penerjemahan yang pesannya sesuai dengan bahasa sumbernya adalah ‘kali ini benar-benar tidak ada satu bahan makananpun di dalam kulkas’. Karena pada hakekatnya maksud atau pesan yang terdapat pada ujaran di atas atau hal yang ingin disampaikan oleh sutradara film tersebut adalah ‘kali ini benar-benar tidak ada satu bahan makananpun di dalam kulkas’. Sehingga ujaran tersebut sebaiknya diterjemahkan menjadi: Tsu. :Là, il y a vraiment rien dans le Adv. Pron. Pron. Verbe Adv. Adv. Pré. Art. Nom frigo Di sana dia dia mempunya benar-benar taksesuatupun dalam sesuatu Kulkas Tsa. : Kali ini benar-benar tidak ada satu bahan makananpun di dalam kulkas’. Comme un Chef : 01:06:38,742 -- 01:06:40,430 Atas dasar ini dapat diketahui bahwa ketika melakukan penerjemahan harus memperhatikan terlebih dahulu konteks komunikasinya dan membaca serta memahami teks secara keseluruhan sehingga makna atau pesan yang dimaksudkan oleh bahasa sumber benar-benar sama dengan pesan atau makna yang diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran.

b. Ujaran-ujaran yang tidak Diterjemahkan

Pada subtitle film berbahasa Prancis Comme un Chef, terdapat ujaran- ujaran yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ujaran-ujaran tersebut sebagian besar berupa ucapan salam. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika tinggal beberapa saat di Prancis, peneliti mengalami sendiri bahwa orang Prancis suka sekali memberi salam dan mengucapkan terima kasih. Ucapan salam tersebut biasanya diucapkan jika seseorang berpapasan dan saling melihat. Namun ketika berpapasan dengan tidak saling melihat ucapan tersebut kadang diucapkan Universitas Sumatera Utara dan kadang tidak. Pada film tersebut peneliti menemukan data bahwa pada ujaran bernomor 175, 176, 357, 358, 504, 505, dan 553 tidak diterjemahkan. Contoh: Tsu.: Nom Bonjour. Selamat Pagi Tsa. : - Comme un Chef: 00:11:28,645 -- 00:11:28,832 Pada contoh di atas, ucapan salam ‘bonjour’ tidak diterjemahkan. Hal tersebut bukan merupakan kesalahan dalam penerjemahan karena ujaran tersebut sebenarnya tidak mengandung makna apa-apa atau dengan kata lain ujaran tersebut hanya diucapkan begitu saja tanpa maksud tertentu dan tidak membutuhkan respon apapun. Lain halnya dengan ucapan salam pada nomor ujaran 37 yang berbunyi: Tsu.: Bonjour Nom. Nom messieurs. Selamat pagi, siang bapak-bapak Tsa. : Halo tuan-tuan. Comme un Chef: 00:03:47,199 -- 00:03:48,905 Ujaran tersebut diucapkan oleh Jacky Bonnot pada semua pelanggan di restoran baru tempatnya bekerja. Ujaran tersebut mengandung makna untuk menyapa para pelanggan restoran tersebut dan juga untuk memperkenalkan bahwa dia merupakan koki baru yang mulai hari itu bekerja di restoran tersebut. Dalam subtitlenya, penerjemah sudah memadankannya dengan sangat baik dan maksud yang dikandung oleh bahasa sumbernya juga tersampaikan dengan baik kepada penonton. Universitas Sumatera Utara Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa, dalam penerjemahan subtitle film berbahasa Prancis, ujaran salam atau sapaan akan diterjemahkan jika ujaran tersebut bukan hanya bertujuan untuk menyapa tetapi juga mengandung makna lain misalnya membuka percapakan, mentralisir keadaan, atau memperkenalkan diri. Namun jika ujaran salam tersebut hanya bermakna salam atau basa basi saja maka, ujaran salam atau sapaan tersebut tidak akan diterjemahkan. Menurut para ahli penerjemahan khususnya dalam subtitle atau dubbing, cara ini merupakan salah metode yang digunakan dalam menerjemahkan ujaran yang terdapat dalam sebuah film. Hal ini akan dilakukan dengan catatan tidak menganggu pemahaman penonton. Alasan lain yang menyebabkan tidak diterjemahkan ujaran-ujaran di atas adalah budaya yang terdapat pada bangsa Indonesia yang cenderung hanya mengucapkan salam pada saat situasi resmi saja atau bertemu dengan orang yang memiliki kelas strata sosial lebih tinggi baik dari segi usia, kedudukan atau kekayaan. Sehingga jika ujaran-ujaran tersebut diterjemahkan, akan memberikan efek atau nuansa pemahaman lain pada penonton yang dalah hal ini tidak mengenali budaya Prancis. Selain temuan tersebut, terdapat satu buah ujaran yakni pada nomor 1091 yang tidak diterjemahkan tetapi mengurangi pesan yang dikandung oleh ujaran tersebut. Maksudnya adalah ujaran 1091 sebaiknya diterjemahkan karena akan membantu pemahaman pembaca pada alur cerita berikutnya. Agar dapat dimengerti, contoh tersebut akan dibahas lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara Tsu. : Excusez-moi, mais c est le dernier des Verbe Nom Conj. Pron. Verbe Art. Adj. Art. Nom ringards. Maaf aku tetapi itu adalah sebuah akhir beberapa pecundang Tsa. : - Comme un Chef : 00:56:43,120 -- 00:56:45,259 Ujaran ini diucapkan oleh koki bernama Cyril Boss. Cyrill Boss merupakan koki yang akan menggantikan Alexandre di restorant Cargo jika pada peluncuran menu barunya dia tidak mendapatkan bintang. Pada saat ujaran ini disebutkan, Alexandre dan Jacky yang sedang menyamar menjadi perwakilan Dubes Jepang guna untuk memata-matai menu molekuler Cyrill Boss. Kemudian sudah menjadi kebiasaan di restoran berbintang di Prancis, jika ada tamu besar yang datang, maka chef akan menemui untuk mengetahui tanggapan pengunjung tentang menu yang disajikannya. Oleh karena itu ujaran di atas, disebutkan oleh Cyrill Boss tepat ke pada Alexandre dan Jacky Bonnot, padahal ujaran tersebut berisi ejekan yang ditujuakan pada diri mereka. Jadi peneliti menganggap bahwa ujaran tersebut sebaiknya diterjemahkan karena akan membantu penonton lebih memahami mengapa Alexandre dan Jacky marah dan cepat-cepat pergi dari restoran tersebut. Jika diterjemahkan ujaran tersebut akan menjadi: Tsu. : Excusez-moi, mais c est le dernier des Verbe Pron. Cnj. Pron. verbe Art. adj. Art. Nom ringards. Maafkan saya tetapi itu adalah sebuah akhir beberapa berita basi. Tsa. : Maaf, tapi ini adalah masa-masa akhirnya di sana. Comme un Chef : 00:56:43,120 -- 00:56:45,259 Alasan mengapa ujaran tersebut diterjemahkan demikian karena pada dialog sebelumnya Cyrill Boss mengolok-olok bahwa Alexandre hanya mampu membuat sup dengan rasa yang selalu sama dari dulu sampai sekarang. Yang Universitas Sumatera Utara bermakna tidak perlu menjadi seorang Chef besar jika hanya bisa memasak sup saja, karena untuk memasak sup siapa saja bisa melakukannya. c. Contoh Penggunaan Metode Penerjemahan yang tidak efektif Seperti yang telah dikemukakaN sebelumnya bahwa, jumlah ujaran yang penggunaan metode penerjemahannya efektif hanya 552 buah ujaran 35,49. Oleh sebab itu, pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan metode penerjemahan yang tidak efektif. Contoh: Tsu.: Vous préférez le rouge ? Pas de Pron. Verbe Art. Adj. Adv. Art. N problème. Kau lebih suka sebuah merah ? tidak beberapa masalah Tsa. : Kau lebih memilih merah. Tidak masalah. Comme un Chef: 00:02:55,975 -- 00:02:58,237 Kalimat bahasa sumber pada contoh di atas diterjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan harafiah literal translation. Jika dilihat secara sepintas, pada kalimat bahasa sasaran di atas, tidak ada yang salah karena, seluruh kata diterjemahkan dan dipadankan. Tetapi, jika dianalisis secara lebih jauh, makna kata merah pada kalimat di atas bukan hanya masalah yang berkenaan dengan warna tetapi, kata merah pada kalimat di atas berkaitan dengan unsur budaya yakni jenis anggur Prancis yang terdiri atas warna merah dan putih. Anggur merah merupakan minuman yang biasa dihidangkan dengan makanan yang diolah dari daging berwarna merah seperti daging sapi, babi, domba dsb, dan anggur putih dihidangkan bersama-sama dengan makanan yang berasal dari daging unggas seperti ayam, burung atau ikan. Jika kalimat tersebut tetap Universitas Sumatera Utara diterjemahkan secara harafiah makan makna kata ‘le rouge’ yang sebenarnya merujuk pada kata anggur merah, menjadi tidak tersampaikan. Menurut hemat peneliti, metode penerjemahan yang lebih efektif adalah metode penerjemahan adaptasi adaptation translation dengan cara menambahkan kata ‘anggur’, sehingga makna kata ‘merah’ pada bahasa sasaran tersebut sepadan dengan makna kata ‘le rouge‘ dalam bahasa sumber. Oleh sebab itu kalimat tersebut akan lebih baik diterjemahkan menjadi : Tsu.: Vous préférez le rouge ? Pas de Pron. Verbe Art. Adj. Adv. Art. N problème. Kau lebih suka sebuah merah ? tidak beberapa masalah Tsa. : Kau lebih memilih anggur merah. Tidak masalah. Comme un Chef: 00:02:55,975 -- 00:02:58,237 Contoh lain : Tsu. : C est une brasserie de quartier Pron. Verbe Art. Nom Pré. Nom Adv. ici. Itu adalah sebuah warung dari kawasan di sini Tsa. : Kita tidak melakukan makan malam yang bagus Comme un Chef: 00:03:29,141 -- 00:03:30,643 . Kalimat dalam bahasa sumber pada contoh di atas diterjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan bebas free translation. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penggunaan kata yang sama sekali tidak ada dalam bahasa sumbernya yakni melalui penggunaan kata yang lain yang tidak terdapat pada bahasa sumbernya. Ketidakefektifan penggunaan metode penerjemahan di atas dapat dilihat pada penggunaan kata-kata yang sama sekali tidak terdapat pada bahasa sumbernya tersebut, di mana peneliti hanya menggunakan kata-kata yang masih dalam medan makna bahasa sumber, tetapi ada juga sama sekali tidak Universitas Sumatera Utara dalam ranah medan makna bahasa sumbernya, misalnya untuk frasa ‘quartier d’ici’ dipadankan dengan ‘yang bagus’. d. Ujaran-ujaran yang Mengandung pendidikan karakter Pemilihan film berbahasa Prancis Comme un Chef sebagai sumber data dalam penelitian ini pada awalnya didasari oleh beberapa hal. Seperti yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, salah faktor yang melatarbelakangi pemilihan film ini adalah, ditemukannya beberapa pendidikan karakter penting, yang saat ini sedang digalakkan di seluruh institusi pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh ujaran yang mengandung pendidikan karakter tersebut. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 11 pendidikan karakter yang tercermin melalui ujaran-ujaran para tokoh yang tentunya dilandasi oleh konteks- konteks dan jalan cerita film tersebut. Adapun pendidikan karakter yang ditemukan antara lain: 1 Berani mengutarakan yang benar, 2 kritis, 3 percaya diri, 4 optimis, 5 semangat, 6 disiplin, 7 jujur, 8 kepimimpinan, 9 setia kawan, 10 penolong, dan 11 kreatif. Jumlah ujaran yang mengandung pendidikan karakter pada film tersebut adalah sebanyak 77 ujaran. Pendidikan karakter tersebut diambil dari interpretasi peneliti ketika menyaksikan film dan mendengar ujaran para tokoh yang juga dipengaruhi oleh aksi pemeran dan konteks situasi ujaran. Pada dasarnya pendidikan karakter ini bukan merupakan fokus utama dalam penelitian tetapi hanya berupa hasil temuan yang menurut peneliti berguna untuk disampaikan. Sebaran ke 77 buah ujaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Sebaran pendidikan karakter yang ditemukan pada ujaran-ujaran pemeran film berbahasa Prancis “ Comme un Chef” dalam Bahasa Indonesia No. Pendidikan Karakter Jumlah 1. Kritis 20 1,28 2. Optimis 11 0,70 3. Semangat 9 0,57 4. Jujur 9 0,57 5. Kepimimpinan 8 0,51 6. Berani 7 0,45 7. Setia kawan 5 0,32 8. Kreatif 3 0,19 9. Penolong 2 0,12 10. Disiplin 2 0,12 11. Tangguh 1 0,06 Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pendidikan karakter yang paling banyak ditemukan dalam film ini adalah kritis dengan 20 kali pemunculan 1,28, pendidikan karakter optimis dengan 11 kali 0,70, kemudian ajakan untuk selalu memiliki semangat dalam melakukan sesuatu disampaikan dan bersikap jujur, masing-masing sebanyak 9 kali 0,57. Berjiwa pemimpin juga dapat ditemukan pada film tersebut dengan jumlah 8 ujaran 0,51, berani sebanyak 7 kali 0,45, kesetiakawanan sebanyak 5 kali 0,32, memiliki kreatifitas khususnya menemukan solusi di saat-saat yang genting sebanyak 3 kali 0,19, bersikap penolong dan disiplin sebanyak 2 ujaran 012, dan tangguh dengan 1 ujaran 0,06. Berikut ini akan diberikan contoh penginterpretasian pendidikan karakter kritis pada film tersebut secara kontekstual yakni dengan adanya pengantar dari beberapa bagian percapakan sebelumnya atau kejadian sebelumnya. Tsu. 1056: La première bouchée dans votre l’entrecôte se mange en reniflant ceci. Tsa. 1056: Cium ini sambil menggigit daging sapimu. Universitas Sumatera Utara Tsu. 1057: Pas pratique. Tsa. 1057: Tidak praktis. Tsu. 1058: Vous devez la prendre. Tsa. 1058: Kau harus menerimanya. Comme un Chef: 00:55:07,143 -- -- 00:55:19,851 Ujaran “pas pratique” pada contoh tersebut merupakan ujaran tokoh Jakcy Bonnot yang sedang dalam penyamaran di Restauran Cyrill Boss dengan melakukan trik makan malam berdua dengan Alexandre. Penyamaran mereka bertujuan untuk mempelajari menu molekuler yang ingin mereka reka ulang guna untuk menciptakan menu baru yang akan disajikan pada juri beberapa hari lagi. Ketika menu mereka disajikan ternyata pelayan menyuruh mereka mencium aroma daun tertentu terlebih dahulu baru kemudian memakan makanan mereka dengan terus mencium aroma daun tersebut. Karena Jacky Bonnot menganggap memegang daun kemudian meletakkan daun tersebut di depan hidung agar dapat mencium aromanya kemudian mengunyah makanan merupakan hal tidak yang penting dilakukan hanya untuk makan satu hidangan saja sehingga ia mengkritik cara penyajian menu makanan tersebut dengan mengatakan “pas pratique”. Hal ini menunjukkan bahwa, seseorang harus mengutarakan dengan jelas pendapatnya tentang sesuatu walaupun pendapatnya mungkin berbeda dengan orang yang telah menciptakan menu tersebut, walaupun pencipta menu tersebut pasti sudah melalui proses yang panjang dan membutuhkan inspirasi luar biasa untuk dapat mencipatakan menu tersebut. Universitas Sumatera Utara Contoh lain: Tsu. 748: Dans 4 jours, jai les critiques. Tsa. 748: Para kritikus datang dalam 4 hari. Tsu. 749: Je suis cuit. Tsa. 749: Aku habis sudah. Tsu. 750: Pourquoi vous dites ça ? Tsa. 750: Mengapa kau mengatakan itu ? Tsu. 751: On va faire encore un triomphe. Tsa. 751: Ini akan menjadi kemenangan lagi?. Pada contoh tersebut dapat dilihat sebuah ujaran berbentuk kalimat yang berbunyi ‘On va faire encore un triomphe’. Kalimat ini merupakan ujaran tokoh Jacky Bonnot. Ujaran ini diucapkan tokoh tersebut ketika Alexandre sedang dirundung rasa kegagalan untuk menemukan resep musim semi dan dia merasa akan kehilangan satu bintangnya yang akhirnya akan menyebabkan kontrak kerja terputus. Karena sebelemu ujaran ini sebenarnya ada ujaran dari tokoh Stanislass yang merupakan pemilik restoran yang telah menemukan cara untuk memecatnya. Namun Jacky Bonnot mengatakan ujaran tersebut dengan maksud untuk memberikan semangat kepada Alexandre bahwa mereka akan berhasil menemukan menu baru tersebut dan dia sangat optimis bahwa itu akan terjadi dan mereka akan memenangkan kembali hati para juri. Dari maksud yang diutarakan tersebut dapat diketahui bahwa pada ujaran tersebut terkandung makna untuk selalu bersikap optimis walau dalam keadaan seburuk apapun. Universitas Sumatera Utara Inilah hasil temuan penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian ini. Setelah melakukan pembahasan baik dari segi metode penerjemahan, metode penerjemahan yang efektif dan pergeseran yang terjadi, maka penelitian ini telah selesai dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melewati tahap pengumpulan, analisis dan pembahasan, akhirnya dapat diperoleh kesimpulan bahwa : Berdasarkan analisis yang dilakukan pada 1555 ujaran tersebut, diperoleh data bahwa kedelapan metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark ditemukan pada subtitle film berbahasa Prancis “Comme un Chef” tersebut. 1. Sebaran kedelapan jenis metode penerjemahan tersebut adalah sebagai berikut, metode penerjemahan harafiah literal translation sebanyak 487 kali pemunculan atau sekitar 31,321, selanjutnya metode penerjemahan bebas free translation dengan frekuensi 260 kali 16,72, disusul penerjemahan komunikaitf communicative translation yakni dengan frekuensi 347 kali atau 32,21, kemudian metode penerjemahan kata demi kata word-for-word translation 183 kali atau 11,76, metode penerjemahan penerjemahan semantik semantic translation sebanyak 127 kali atau 8,16, metode penerjemahan adaptasi adaptation translation sebanyak 41 kali atau 2,63 , metode penerjemahan setia faithful translation sebanyak 37, atau 2,37 dan metode penerjemahan idiomatik idiomatic translation dengan 1 kali pemunculan atau 0,06. Berdasrkan hasil analisis juga dapat diketahui bahwa terdapat 72 ujaran 4,63 yang tidak diterjemahkan. 204 Universitas Sumatera Utara