Penerjemahan Adaptasi Adaptation Translation Penerjemahan Bebas Free Translation

Pada teks sumber, terdapat idiom yang berkaitan dengan perasaan, yang dalam hal ini adalah rasa bosan yang akhirnya menyebabkan seseorang mengantuk, yang dalam bahasa Prancis dinyatakan dengan idiom Baîller comme une carpe. Namun padanan idiom tersebut tidak dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia karena idiom yang berkaitan dengan rasa kantuk dan bosan tidak ada dalam khasanah bahasa Indonesia. Oleh sebab itu teks sumber tersebut hanya diterjemahkan secara makna saja menjadi “pendengar bosan dan mengantuk”. Oleh sebab itu, metode penerjemahan yang terdapat pada kalimat sasaran di atas adalah metode penerjemahan semantik semantic translation di mana idiom dalam teks sumber diterjemahkan menjadi kalimat yang bukan idiom dalam bahasa sasaran. Hal ini selaras dengan pendapat Polili 2014:9 yang diadaptasi dari buku précis d’expressions idiomatiques karya Michel Robert dan Chollet menyatakan bahwa : Penerjemahan idiom merupakan hal yang dianggap selalu berkaitan dengan pemadanan budaya bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hal tersebut disebabkan oleh adanya asumsi bahwa idiom dalam suatu bahasa belum tentu sepadanan dengan idiom dalam bahasa sasaran. Atas dasar tersebut penulis ingin membahasa tentang penerjemahan idion bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.”

2.3.5 Penerjemahan Adaptasi Adaptation Translation

Penerjemahan adaptasi adaptation translation adalah, penerjemahan yang berorientasi penuh pada teks sasaran artinya penerjemah hanya menerjemahkan makna utama yang dikandung oleh bahasa sumber kemudian dipadankan ke dalam teks sasaran dengan betul-betul memperhatikan tata bahasa, dan budaya bahasa sasaran, Machali, 2009 :78. Universitas Sumatera Utara Contoh : Tsu.:Dans ce cas, on va se replier vers l Pré. Adj. Nom Pron. Verbe Verbe Inf. Pré. Art. Nom Comp. entrecôte -frites. Dalam ini hal, kita pergi melipat kearah steak -kentang goreng Tsa.: “Dalam hal ini, steak dan kentang goreng akan menjadi lebih baik.” Comme un Chef: 00:02:58,530 -- 00:03:02,980 Metode penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan teks di atas adalah metode penerjemahan adaptasi adaptation translation. Penggunaan metode tersebut dapat dilihat dari penerjemahan yang mengacu pada makna dan budaya yang dimaksudkan oleh teks sumber yang dipadankan ke dalam teks bahasa sasaran dengan mempertimbangkan keberterimaan dan kelaziman dalam teks sasaran. Maksud keberterimaan dan kelaziman dalam hal ini adalah makna kata kerja “va se plier” itu sebenarnya mengandung makna “cocok” atau sesuai karena konteks kalimat pada teks ini adalah pelanggan memadukan menu yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga koki Bonnot menggantinya dengan menu steak dan kentang goreng. Kemudian penerjemahan proses adaptasi juga terlihat melalui pemadanan frasa “lentrecôte-frites” dengan “steak” dan “kentang goreng” yang memang masih terdapat dalam ranah kulinari Indonesia modern. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Prancis dan budaya Indonesia jauh berbeda sehingga penerjemahan teks antara kedua bahasa tersebut membutuhkan pemikiran, penguasaan dan keahlian khusus baik dalam aspek tata bahasa, gaya bahasa dan budaya Hoed, 2006: 84. Universitas Sumatera Utara

2.3.6 Penerjemahan Bebas Free Translation

Penerjemahan bebas free translation, pada penerjemahan ini, penerjemah biasanya menggunakan kalimat penjelas, atau sebaliknya yakni pemenggalan atau penghilangan unsur bahasa sumbernya Machali, 2009:81. Artinya dalam metode ini penerjemah dapat lebih mementingkan isi teks sumber dan mengorbankan bentuk teks sumber. Sehingga dalam penerjemahan ini teks dalam bahasa sasaran dapat menjadi lebih luas atau lebih singkat. Misalnya pada pemadanan kata “disgestif” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “minuman alkohol dosis tinggi yang diminum setelah makanan penutup”. Jika 1 kata “disgestif” saja harus diterjemahkan menjadi sebuah kalimat yang terdiri dari 9 kata, maka hal tersebut dapat menggambarkan bahwa penerjemahan istilah atau kata yang berhubungan dengan bidang kulinari membutuhkan bukan hanya penguasaan tata bahasa, tetapi juga penguasaan semantik, dan budaya penerjemah.

2.3.7 Penerjemahan Idiomatik Idiomatic Translation