Pembatasan dan Perumusan Masalah

Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan banking concept learning, dimana peserta didik diberikan sebagai pengetahuan dan informasi oleh guru dengan mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik di kelas. Peserta didik kemudian dianggap dan diposisikan sebagai “objek penampung” wawasan dan pengetahuan guru yang kemudian hasilnya akan dilihat pada akhir proses pembelajaran. 5 Kemampuan seorang guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan kreasi baru akan membedakan dirinya dengan guru lain. Guru yang mempunya kreativitas tinggi dapat dikatakan sebagai guru kreatif. Guru kreatif tidak akan merasa cukup hanya menyampaikan materi saja. Ia selalu memikirkan bagaimana caranya agar materi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik dan lebih lanjut mereka senang ketika mempelajari materi tersebut. Seorang guru kreatif biasanya tidak hanya sekedar membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan silabus saja ketika akan mengajar walaupun RPP sangatlah penting dalam menjalankan proses pengajaran karena RPP juga dapat mencerminkan seorang guru itu kreatif atau tidaknya. Tapi selain dari RPP, guru kreatif juga akan selalu berpikir untuk membawa alat peraga sebagai media pembelajaran supaya peserta didik bisa lebih memahami materi yang disampaikan. Ketika menyampaikan materi pelajaran tersebut guru juga harus paham siapa yang diajar sehingga ia akan memikirkan metode dan model pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya. Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain : 1. Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan. 2. Kreativitas guru berguna bagi transfer informasi lebih utuh. 3. Kreativitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar. 4. Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas siswa. 5 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 117-118 Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi. 6 Hurlock mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu: a. Waktu b. Kesempatan menyendiri c. Dorongan d. Sarana e. Lingkungan yang memacu kreativitas f. Hubungan antara anak dan orang tua yang tidak posesif g. Cara mendidik anak h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan 7 Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangan yang selanjutnya ditemukan bahwa kreativitas tidak berkembang secara otomatis tapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Utami Munandar mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas, yaitu: a. Usia b. Tingkat pendidikan orang tua c. Tersedianya fasilitas d. Penggunaan waktu luang 8 Guru kreatif seharusnya tidak menghabiskan waktu hanya dengan menjelaskan materi di depan peserta didik saja. Namun, ia akan mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan peserta didik. Waktu yang panjang tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, berkomentar, mengadakan diskusi dengan kelompoknya, atau melakukan kegiatan lain. Bila cara belajar seperti itu diterapkan di kelas, peserta didik 6 Ahmad, op. cit., www.bakharuddin.net akses internet pada tanggal 16 Oktober 2012, jam 16.25 7 Beni S. Ambarjaya, Model-model Pembelajaran Kreatif, Bandung: Tinta Emas, 2008, h. 56 8 Asrori, op. cit., h. 74

Dokumen yang terkait

Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam

0 4 103

Pengaruh guru dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar (Bidang study fiqih) dalam proses belajar mengajar: suatu studi di MTSN II Pamulang

0 8 108

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI AFEKTIF SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Potensi Afektif Siswa SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus Pada

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI AFEKTIF SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Potensi Afektif Siswa SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus Pada

0 2 12

Motivasi Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MTs. Nurul Huda Pule Trenggalek - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA MTS SALAFIYAH KEREK.

0 5 119

Korelasi Antara Penggunaan Media Pembelajaran Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTs Negeri Aryojeding Tahun 2014 / 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

PENGARUH PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII di MTs NU PUTRA 2 Buntet Pesantren Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 17