BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Konstruktivisme
a. Gagasan Dasar Konstruktivisme Salah satu penganut teori konstutivisme adalah Von Glaserveld, dia
berpendapat bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan
selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
1
Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Dengan demikian, pengetahuan
bukanlah tentang dunia yang lepas dari pengamatan tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya.
Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru.
Para konstruktivis menjelaskan bahwa satu-satunya alatsarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Sesorang
berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan meraskannya. Dari sentuhan indrawi itu seseorang membangun
gambaran dunianya. Misalnya, dengan mengamati air, bermain dengan air, mencecap air, dan menimbang air, seseorang membangun gambaran pengetahuan
tentang air. Para konstruktivis percaya bahwa pengetahuan itu ada dalam diri
seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan bukanlah hal tertentu dan deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Misalnya saja, pengetahuan kita
akan “kucing” tidak sekali jadi, tetapi merupakan proses untuk semakin tahu
1
Paul Suparno, Filsafa Konstrukivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, hal. 18
6
7
tentang kucing. Pada kita waktu kecil, dengan melihat kucing, menjamah, dan bergaul, pikiran kita membangun pengertian akan
“kucing” terbatas pada apa yang kita lihat. Dalam perjalanan selanjutnya, kita bertemu dengan jenis kucing-kucing
lain dengan segala macam bentuk dan sifatnya. Interaksi dengan macam-macam kucing ini menjadikan pengetahuan kita akan kucing lebih lengkap dan rinci
daripada gambaran waktu kita kecil. b. Asal Usul Konstruktivisme
Cikal bakal konstruktivisme sebenarnya sudah dimulai oleh Giambatissta Vico 1710, seorang epistemolog dari Italia.
2
Menurut Vico, Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Dia menjelaskan
bahwa “mengetahui” berarti “ mengetahui bagaimana membuat sesuatu.” Ini
berarti bahwa seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico, hanya Tuhan
sajalah yang dapat mengerti alam raya ini karena hanya Dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa Ia membuatnya. Sementara itu, orang hanya dapat
mengetahui sesuatu yang telah dikonstruksikannya. Bagi Vico, pengetahuan selalu menunjuk kepada struktur konsep yang dibentuk.
Cukup lama gagasan Vico tidak diketahui orang dan seakan dipendam. Piaget menuliskan gagasan konstruktivisme dalam teori tentang perkembangan
kognitif dan juga dalam epistemologi genetiknya. Piaget mengungkapkan teori adaptasi kognitifnya, yaitu bahwa pengetahuan kita dipeoleh dari adaptasi struktur
kognitif kita terhadap lingkungannya, seperti suatu organisme harus beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melanjutkan kehidupan. Gagasan Piaget ini
lebih cepat tersebar, melebihi gagasan Vico. c. Teori-teori yang Mendasari Pandangan Konstruktivisme
Beberapa teori yang mendasari perkembangan tentang pembelajara pendekatan konstruktivisme, antara lain
3
:
2
Ibid. h. 24
3
Ibid. h.30.