Konsep Tekanan Tinjauan Pustaka 1. Konstruktivisme

32   2 A B F 1  F 2 A 1 A 2 ……………………… 2.3 dengan: F 1 = gaya pada penampang A 1 N A 1 = luas penampang 1 m 2 F 2 = gaya pada penampang A 2 N A 2 = luas penampang 2 m 2 3 Hukum Bejana Berhubungan h 1 1 h 2 Gambar 2.4 Bejana berhubunga n diisi dengan dua massa jenis y ang beda diperoleh persamaan: Hukum bejana berhubungan berbunyi: ”Bila bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama dan berada dalam keadaan setimbang maka permukaan zat cair dalam bejanabejana terletak pada sebuah bidang datar .” Perhatikan gambar 2.4. Tekanan hidrostatis pada titik A akan sama dengan tekanan hidrostatis pada titik B sehingga P 1  P 2  1 .g.h 1   2 .g.h 2 ……………………… 2.4 dengan: P 1 = tekanan zat cair 1 Nnr 2 P 2 = tekanan zat cair 2 Nnr 2 ρ 1 = massa jenis zat cair 1 kgnr 3 ρ 2 = massa jenis zat cair 2 kgnr 3 h 1 = tinggi permukaan zat cair 1m h 2 = tinggi permukaan zat cair 2 m 4 Hukum Archimedes Hukum Archimedes hanya berlaku pada zat yang dinamakan fluida. zat yang termasuk dalam fluida adalah zat cair dan gas. “Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya itu sebanding dengan berat zat cair yang dipindahk an..” 33 Gaya ke atas yang dialami benda ketika berada di air disebut gaya Archimedes. Adapun besar gaya Archimedes dirumuskan sebagai berikut. F a =  . g . V ……………………… 2.5 Keterangan:  : massa jenis zat cair yang didesak benda kgm 3 g : percepatan gravitasi 10 ms 2 V : volume zat cair yang didesak benda m 3 Dengan menggunakan konsep gaya Archimedes, kedudukan suatu benda dalam zat alir dibedakan menjadi 3, yaitu mengapung F a w, melayang F a = w, dan tenggelam F a w. c. Tekanan pada Zat Gas 1 Mengukur Tekanan Udara Berdasarkan percobaan Torricelli ditemukan bahwa: 76 cmHg = 1 atmosfer = 100.000 Pascal. Angka 76 cm tersebut diperoleh jika percobaan dilakukan di tepi pantai dan bukan di pegunungan. Gambar 2.5 Percobaan Torricelli 2 Tekanan Udara dan Ketinggian Tempat Menurut penelitian para ahli, setiap kenaikan 10 m dari permukaan laut tekanan udara rata-rata turun 1 mmHg. Penurunan ini hanya berlaku sampai ketinggian 1.000 m. Dengan demikian, karena 76 cmHg senilai dengan 760 mmHg maka ketinggian suatu tempat dapat dinyatakan dengan persamaan: h = 760 – x . 10 ……………………… 2.6 Keterangan: h: ketinggian suatu tempat m x: tekanan tempat tersebut mmHg 34

10. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian pengaruh model pembelajaran konstruktivisme terhadap hasil belajar telah banyak dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian yang sudah dilakukan: a. Sri Putri Pujiarsih 33 dengan judul skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme Piaget terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa pada Materi Pokok Kalor ”, menyebutkan bahwa : setelah data dianalisis dengan uji- t pada taraf signifikan 5 di dapat t hitung lebih besar dari t tabel , yakni 2,25 1,99, maka H o ditolak dan H a diterima disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan konstruktivisme Piaget terhadap penguasaan konsep fisika siswa. b. Halimah 34 dengan judul “Pengaruh Penggunaan LKS Eksperimen Berbasis Konstruktivisme terhadap hasil Belajar Siswa menunjukan hasil belajar yang signifikan. Ketika data dianalisis dengan uji-t pada taraf signifikan 5 di dapat t hitung lebih besar dari t tabel , yakni 6,06 1,66, maka H o ditolak dan H a diterima. c. Devi Susilawati 35 . Menurut Devi, rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konstruktivisme lebih tinggi dibanding siswa yang diberi pembelajaran konvensional. d. Rr. Tri Sumi Hapsari 36 dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA” menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam bulan November 2010 ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ranah kognitif, psikomotor dan ranah afektif. Simpulan yang diperoleh bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SDK 6 BPK Penabur Bandung 33 Sri Putri Pujiarsih, Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme Piaget terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa pada Matri Pokok Kalor. Jakarta: Skripsi FITK UIN Syarif Hdayatullah Jakarta, 2011 34 Halimah, Pengaruh Penggunaan LKS Eksperimen Berbasis Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa, Jakarta: Skripsi FITK UIN Syarif Hdayatullah Jakarta, 2013 35 Devi Susilawati, Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme Tipe Novick terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa,Jakarta: Skripsi FITK UIN Syarif Hdayatullah Jakarta, 2013 36 Hapsari, Tri Sumi Rr., Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA, Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16Tahun ke-10Juni 2011 35 e. Tri Wahyu R.N dkk 37 dalam jurnal yang berjudul “Studi Perbandingan antara Teori Konstruktivime dan Konsep E-Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indone sia” menemukan bahwa rata-rata hasil belajar yang menggunakan teroti konstruktivisme lebih tinggi dibanding dengan pembelajaran e-learning. f. Afolabi Folashade 38 dalam jurnal “Constructivist Problem Based Learning Technique and the Academic Achievement of Physics Students with Low Ability Level in Nigerian Secondary Schools ” menemukan bahwa hasil belajar fisika siswa naik signifikan dibanding siswa yang belajar dengan metode konvensional. Dari penelitian yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasi belajar siswa.

B. Kerangka Berpikir

Pelajaran fisika sangatlah penting, hal tersebut dikarenakan fisika merupakan ilmu murni yang membahas gejala-gejala alam yang terjadi di dunia ini. Maka dari itu meningkatkan mutu pelajaran fisika sangatlah penting. Ini dilakukan guna mencapai sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu khususnya dalam bidang sains fisika. Dalam hal ini perhatian khusus harus diarahkan pemerintah guna meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas dalam pembelajaran fisika, namun pada kenyataannya sampai saat ini mutu pelajaran fisika masih rendah dibanding mata pelajaran lainnya terutama di Sekolah Menengah Pertama SMP. Pencapaian kualitas sumber daya manusia khususnya dalam bidang fisika akan terlihat melalui mutu hasil belajar fisika yang diperoleh siswa. Dengan melihat hasil belajar fisika siswa akan didapatkan solusi yang tepat yang harus digunakan pada peningkatan mutu pembelajaran fisika. Dari hasil belajar fisika 37 Wahyu, Tri R.N. dkk, StudiPerbandingan antara Teori Konstruktivisme dan Konsep E- Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jurnal Procceding PESAT Gunadarma, Vol.2 ISSN: 1858-2559 38 Folashade, Afolabi, Construktivist Problem Based Learning Technique and the Academic Achievement of Physics Students with Low Ability Level in Nigerian Scondary Schools, Journal Department Of Teacher Education. Faculty of Education University of Ibadan, Oyo State, Nigeria. 2009. 36 itupun dapat terlihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pembelajaran fisika di sekolah. Berdasarkan fakta di lapangan, diperoleh gambaran bahwa dalam pembelajaran fisika yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa salah satu yang dapat mengarah pada penyebab rendahnya hasil belajar fisika masih dominannya model pembelajaran konvensional ceramah, hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan kurang bermakna karena siswa hanya mengahafal tanpa memahami benar isi dari pembelajaran fisika. Masih dominannya penerapan pengajaran konvensional dalam pembelajaran fisika kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya. Proses pembelajaran yang kurang maksimal akan menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa. Masalah ini timbul dikarenakan beberapa faktor secara umum diantaranya yaitu faktor guru dan faktor siswa. Karena kedua faktor tersebut saling berkesinambungan dalam kegiatan pembelajaran khususnya fisika. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran fisika yang baik, perlu digunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode eksperimen yang memfokuskan pelajaran pada siswa. Pendekatan ini memberikan ruang untuk para siswa mengungkapkan pemikiran yang dimiliki siswa sebelum memulai pembelajaran fisika. Bentuk pembelajaran ini mengutamakan pengetahuan siswa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut akan membuat siswa lebih percaya diri dalam memulai belajar. Dengan menggunakan pendekatan ini, pengetahuan yang diperoleh siswa sebagian besar didasarkan pada hasil usaha sendiri atas keterampilan yang dimiliki sehingga siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk menggali pengetahuan yang dimilikinya. Model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme agar siswa lebih memahami konsep fisika khususnya pokok bahasan Tekanan. Pendekatan konstruktivisme memfokuskan secara eksklusif pada proses dimana siswa secara individual aktif mengkonstruksi realitas fisika mereka sendiri.